Kertas di pegang oleh Allexin, kertas tersebut berisi catatan tangan Linda yang akan menyusul Nelvan ke Manhattan, sudah empat hari tapi Linda belum pulang dan selama itu Allexin tak mendengar kabar apapun dari Linda.
Ketukan pintu membuyarkan lamunan Allexin yang terus menghawatirkan Linda, tas ransel di ambil oleh Allexin sekalian menghampiri siapa yang datang berkunjung, mungkin saja itu salah satu teman yang menjemput untuk ke tempat latihan beladiri.
Namun, melihat yang berdiri di sana adalah Nelvan, Allexin mengernyitkan keningnya sambil celingukan melihat ke belakang Nelvan, “Kau sendirian? Dimana Linda?” tanya nya.
“Bukankah Linda sudah pulang?” Nelvan menatap Allexin dan remaja itu juga balik menatap Nelvan dengan wajah terkejut.
Tanpa permisi Allexin mencengkeram kerah baju Nelvan, “Kau menyuruh Linda pulang sendiri setelah dia memaksakan diri untuk menemuimu karena rindu yang tak bisa ia tahan?” geramnya.
Dengan di temani oleh Allexin, Linda datang kerumah Nelvan dan tentunya membawa uang yang Linda pinjam pada lelaki itu, kebetulan saat itu Hans dan Nelvan berada di ruang kerja sehingga Linda tak perlu mencari atau menunggu Nelvan kembali.“Linda.” Ucap Hans, Linda menatap Hans sekilas sebelum melewatinya begitu saja berjalan lurus pada Nelvan, meletakkan tas yang sangat besar di depan lelaki itu, di susul Allexin yang meletakkan tas yang lain.“Ini uang yang pernah aku pinjam darimu, mulai sekarang aku tidak memiliki urusan lagi, jadi tolong jangan pernah mencariku, aku mengundurkan diri dari pekerjaan di rumah ini.” Ucap Linda sebelum menoleh ke arah Hans.“Hans, terima kasih sudah membantuku mendapatkan pekerjaan, tapi sekarang aku mengakhiri pekerjaanku di rumah ini, kamu adalah saksi atas pembayaran yang aku berikan pada Tuan Xander.” Katanya.Allexin di belakang Linda menatap Nelvan, “Jika kurang katakan saj
Teman-teman Allexin tidak pulang, kamar Allexin kini di penuhi oleh tiga remaja yang sibuk belajar bersama terkadang mereka bercanda yang terlihat seperti orang berkelahi, rumah Linda yang tidak begitu luas terlihat lebih ramai dari biasanya.Tak lama Darwin dan Mike berlari keluar, Linda menoleh tapi belum sempat berkata sesuatu kedua teman Allexin sudah menghilang di balik pintu, Linda hanya bisa menggelengkan kepala pelan.Sekitar satu jam kemudian, Darwin dan Mike datang dengan membawa dua kantong belanjaan berisi cemilan yang sangat banyak.“Kalian ingin membuat toko makanan di rumahku?” ucap Linda.Darwin tertawa, “Tidak, aku dan Mike akan menginap di sini jadi tidak mungkin kami hanya menginap tanpa memberi sesuatu, ini untukmu, kamu jangan sampai tambah kurus atau kau akan tersisa tulang saja.” Candanya, salah satu plastik di letakkan di meja lalu Mike masuk ke kamar Allexin, membawa paksa adik Linda keluar dari kamar
“Coba katakan sekali lagi berapa banyak yang harus aku bayar untuk perlombaan ini?” tanya Allexin pada pihak sekolah, Allexin memang gemar mengikuti perlombaan sekolah dan tentu saja sebelum perlombaan pasti ada biaya awal yang harus di bayar, misal saja perlombaan robot, jika kelompok Allexin tidak mendapatkan dana bantuan maka para peserta akan menggunakan dana sendiri, dan beberapa saat lalu telinganya seolah telah mendengar sesuatu yang kurang pasti sehingga remaja itu pun bertanya langsung ke pihak sekolah Wanita yang tak lagi muda itu pun menatap komputer dan buku untuk memastikan, “Sekitar dua puluh lima ribu dolar.” Kata wanita itu dengan yakin. Allexin menahan nafas, menyugar rambutnya yang sedikit pirang alami dengan jari, sepertinya kali ini ia tidak akan mengikuti lomba karena uang tabungannya benar-benar habis untuk membayar hutang pada Nelvan. Langkah kaki Allexin berjalan keluar dari ruang administrasi dengan lemas tak bertenaga, di depan i
Tak terasa sudah lima hari sejak Linda keluar sepenuhnya dari rumah Nelvan, rumah terasa kosong, tidak ada yang menyiapkan makanan sesuai selera yang Nelvan inginkan, beberapa hari yang bisa di lakukan oleh Nelvan hanya bisa memarahi koki karena masakan yang di buatnya tak cocok.“Ingin aku yang memasak untukmu?” tanya Julia menawarkan.Nelvan menoleh, “Apa kamu bisa memasak? Bagamaina jika kamu justru melukai tanganmu?” Nelvan menyentuh tangan Julia, dan tanpa sadar Nelvan melihat keanehan lagi, tapi tidak ia katakan.Nelvan pun melepaskan tangan Julia, “Baiklah kalau kamu ingin memasak untukku, tapi pastikan kau tidak melukai diri sendiri.” Katanya.Julia pun mengangguk dan menuju dapur, dengan di bantu oleh koki, Nelvan melihat Julia menyiapkan makanan, di saat seperti ini Nelvan justru merasa jika yang ada di dapur adalah Linda, tersenyum ke arahnya sesekali saat membuat masakan.Sepertiny
Nelvan kali ini tidak pulang ke mansion, ia sedang tidak ingin menemui siapapun sehingga Nelvan mengurung diri di sebuah hotel dengan beberapa botol minuman beralkohol, satu botolnya telah habis dan satu botol yang lain telah berkurang setengah. Minuman tersebut hanya membantu menghilangkan kecemasan Nelvan untuk sesaat tapi tidak membuatnya dapat menghilangkan dilema antara Julia atau Linda, kedua wanita itu berarti sampai Nelvan tak bisa melepaskan salah satunya. Ponsel Nelvan berdering, tertera nama Julia tapi Nelvan abaikan, tak lama ponsel berdering kembali di mana Hans yang menelfon, tapi Nelvan masih juga tak menjawab panggilan dari kedua orang itu. Kepalanya mulai pusing, kepala Nelvan di sandarkan di sofa dengan posisi sedikit mendongak, kelopak matanya terpejam dengan pikiran yang mengingat akan kedakatannya dengan Julia saat masih di sekolah yang sama. Tak ada yang bisa menyamai Julia di hati Nelvan saat itu, tak ada wani
Selamat membaca dan semoga suka...____Hari itu Linda baru saja pulang dari tempa kerjanya, dan Allexin juga baru pulang dari tempat latihan, keduanya berpapasan tapi Allexin masih kesal dengan Linda karena memberi kesempatan untuk Nelvan di saat sudah sangat jelas lelaki itu mengabaikan perasaan Linda.“Allexin!” seru Linda. Remaja yang di panggil terus berjalan sampai tiba di rumah mereka, Linda mengikuti dari belakang, “ingin aku membuat masakan kesukaanmu?” tanya Linda.“Tidak perlu, aku sudah makan.” Jawabnya ketus, tepat ketika Linda akan mengikuti Allexin ke kamar remaja itu, Allexin lebih dulu menutupunya dengan kesal.Linda menghela nafas, “Aku tau kamu masih marah karena masalah kemarin, tapi kamu tidak perlu harus seperti ini ‘kan!” ujar Linda.Pintu terbuka sedikit, terlihat mata Allexin dari celah pintu, “Aku tidak peduli! Aku membenci lelak
Wanita cantik turun dari mobil berwarna biru yang di kemudikan sendiri, wajah yang memiliki sedikit kemiripan dengan Nelvan itu pun memasuki rumah besar di depannya, pintu ruang kerja di buka tanpa perlu di ketuka lebih dulu, hal itu tentu saja membuat terkejut orang di dalamnya.“Kau harus menjelaskan mengenai kenapa ada Julia di rumahmu?” pertanyaan Vania langsung terlontar begitu saja.Nelvan melihat ke arah di mana alat yang di sembunyikan Julia ada di sana, Nelvan berdiri dari kursi lalu mengajak Vania ikut dengannya ke ruang baca, sesampainya di sana tak lupa menutup pintu dan mempersilahkan Vania duduk.“Aku tidak ingin mendangar kata yang terlalu panjang, katakan dengan singkat yang bisa dengan mudah aku mengerti.” Ujar Vania sebelum Nelvan mulai berbicara.Nelvan duduk di sofa lain di ruangan tersebut, “Apa kamu penasaran dengan siapa Julia yang ada di rumah ini?” bukan jawaban melainkan pertanyaan balik.
Musim dingin tak terasa akan tiba, Nelvan duduk di ruang baca dengan memegang sebuah buku, tapi bukan tulisan di buku tersebut yang ia lihat melainkan sebuah foto gadis cantik yang sedang tersenyum manis.Satu hal yang di rasakan oleh Nelvan saat ini, yaitu bersalah. Bersalah karena dulu ia membiarkan Julia mengantikannya dalam kecelakaan, dan karena kecerobohan yang Nelvan lakukan akhirnya Julia telah tenang di tempat istirahat terakhir.Tak disangka, setelah bertahun-tahun lamanya ada orang yang meniru wajah Julia untuk penipu Nelvan, pantas saja sejak kejadian di rumah sakit waktu itu keberadaan Bella sangat sulit di temukan dan ternyata wanita licik itu merubah wajahnya dengan sosok wanita yang sempat Nelvan lindungi.Rasa bersalah Nelvan bukan hanya untuk Julia, tapi juga untuk Linda. Saat sibuk melamun, tiba-tiba saja Bella yang berwajah Julia datang, sejujurnya Nelvan ingin langsung melemparkan wanita itu ke penjara atau ke dasar laut jika per