Beranda / Urban / Pembalasan Menantu Terkuat / Bab 108. Sarapan Bubur

Share

Bab 108. Sarapan Bubur

Penulis: Hare Ra
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-12 14:16:36

"Kamu sakit, nak?" tanya bu Aisah yang kali ini datang dengan tergesa-gesa ke kamar Bara, sambil memegang kening Bara.

"Gak bu, cuma sedikit pusing. Sebentar lagi sembuh kok," ujar Bara sambil tersenyum.

"Kan udah di ulut sama Ikel dan Tama nek, jadi bental lagi papa sembuh dan kita jalan ke taman," ujar Rikel semangat.

"Rikel, papa lagi sakit. Jadi jalan ke tamannya kapan-kapan aja, ya," ujar bu Aisah lembut sambil mengelus kepala Rikel.

"Iya deh," jawab Rikel yang kembali mengurut pundak Bara.

"Ini nak, kamu minum obat dulu," bu Bira menyodorkan segelas air hangat dan satu buah tablet obat sakit kepala.

"Makasih, ma," jawab Bara sambil menerima obat tersebut dan langsung meminumnya.

"Sekarang, Tama dan Ikel mainnya di bawah aja ya. Papa mau istirahat," bujuk bu Aisah kepada kedua cucunya yang sudah asyik bermain di samping Bara.

"Biarin aja bu kalau mereka mau main disini," ujar Bara sambil merebahkan dirinya.

"Nanti berisik," peringat bu Bira.

"Ayok Tama dan Ikel, kita main dibawah
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 230. Salahnya Dia Anak Hario

    Mata Ainel mendelik mendengar perkataan Bara.“Dasar lo,” ujar Ainel kembali mencubit lengan Bara.“Lo suka banget sih nyubit, sakit Nel,” ujar Bara. “Biarin,” jawab Ainel.“Lo gemesin juga lama-lama, Nel,” ujar Bara.Tanpa disadari mobil yang dikendarai Bara telah memasuki halamab depan toko Ainel yang juga dimanfaatkan sebagai rumah tinggal bagi Ainel dan salah satu karyawannya.“Masuk, Bar,” ujar Ainel ramah setelah membuka pintu samping tokonya.“Masuk kemana?” goda Bara.“Lo mau makan di depan toko?” tanya Ainle kesal.“Asal sama lo gapapa, Nel,” jawab Bara santai.“Gua ogah!” ujar Ainel.Bara mengikuti langkah Ainel menuju ruang tamu yang berada tepat di belakang toko.“Lo tunggu sini sebentar ya, gua mau naik panggil si Neni,” ujar Ainel.“Siap!,” jawab Bara menghempaskan bobot tubuhnya pada kursi yang ada dan sekelebat bayangan dulu apa yang dia lakukan pada Ainel di ruangan ini.Bara hanya tersenyum-senyum dan memegang bibirnya.“Kok lo senyum-senyum sendiri sih?” tanya Aine

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 229. Apa Ada Kesempatan?

    “Gak usah Bar, thanks,” ucap Ainel.“Tetap gua antar,” ujar Bara menuju mobilnya dan meminta kunci kepada Yuda.“Gak usah Bara, gua udah pesan taksi online kok,” ujar Ainel menunjukan layar ponselnya.Bara merebut ponsel yang ada di tangan Ainel, dan memencet tombol cancel kemudian tampak mengetikkan sesuatu di layar pipih milik Ainel.“Kok lo cancel, Bar?’ tanya Ainel cemberut.“Gua kan udah bilang, gua yang antar,” ujar Bara kesal.Akhirnya Ainel hanya menurut, mengikuti Bara yang berjalan menuju mobilnya.“Kamu mau kemana, Bara?” tanya bu Bira yang tiba-tiba muncul dari balik pintu.“Mau antar Ainel pulang, Ma,” jawab Bara santai.“Loh kan datangnya sendiri, ya pulangnya gak perlu diantar,” ujar bu Bira sewot.“Nanti kayak jelangkung, Ma,” jawab Bara sambil tertawa.“Iya datang gak dijemput pulang gak diantar,” ujar Ainel.Bara hanya tergelak, sedangkan bu Bira berdiri didepan pintu sambil manyun.“Kamu kan baru pulang kerja Bara, gak capek?” tanya bu Bira mencoba mencari alasan un

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 228. Akhirnya Menang

    "Pak Tigor mau bertemu Bapak hari ini," ujar Ari kepada Bara setelah selesai makan siang."Iya, langsung ajak keruangan aja ya," pesan Bara."Iya, Pak," jawab Ari."Eh itu tadi yang kita makan, catering dari Alina ya?" tanya Bara."Betul pak. Enak kan?" tanya Ari."Iya enak, itu menu kita request ya?" tanya Bara lagi."Iya pak setiap akhir bulan mereka memberikan daftar paket menu sebulan. Jadi kita tinggal pilih aja mau yang mana," cerita Ari."Oh... Bagus kalau begitu, biar karyawan kita gak bosan," ujar Bara."Iya, Pak," jawab Ari.Bara menyesap kopinya dengan perlahan karena masih tersisa ampasnya."Ri, minta Acil gantiin kopinya ya," ujar Bara sambil berlalu ke kamar mandi."Siap, Pak," jawab Ari sambil mengangkat gagang telepon dan menghubungkan ke pantry memesan kopi kepada Acil."Cil, kopi pak bos," ujar Ari saat mendengar sahutan dari Acil di ujung telepon."Pak Ari gak ya?" tanya Acil."Juga dong, masak nggak. Tega kamu Cil," ujar Ari."Oke pak, tunggu sebentar ya nanti Acil

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 227. Dua Bulan Berlalu

    “Bu,” panggil Bara kepada bu Aisah saat Alma sedang bersama bu Bira.“Iya, Nak,” jawab bu Aisah sambil melihat ke arah sang anak.“Minggu ke rumah Abah yo, Bu. Sudah dua bulan umur Alma belum ketemu Abah lagi,” usul Bara kepada bu Aisah.“Boleh,” jawab bu Aisah setuju.“Tama dan Rikel?” tanya bu Aisah.“Tama biar dijemput Ainel, kan dia udah kangen juga sama Ainel. Rikel mungkin bisa titip bik Sri aja,” ujar Bara.Bu Aisah hanya mengangguk.“Lelah ya, Bu?” ujar Bara sambil mengurut kaki ibunya.“Gak juga,” jawab bu Aisah.“Bara cariin babysitter untuk Alma ya, Bu,” tawar Bara.“Untuk apa?” tanya bu Aisah.“Untuk merawat Alma, Bu. Biar ibu bisa istirahat dengan nyaman,” jawab Bara.“Gak usah nak, ibu masih sanggup. Ibu ikhlas kok, Nak,” ujar bu Aisah.“Beneran, Bu?” tanya Bara.“Beneran, Nak,” ujar bu Aisah.“Yaudah ibu kasih tahu Bara ya kalau sudah perlu bantuan,” ujar Bara.“Iya, Nak,” jawab bu Aisah.**“Papa,” panggil Tama.“Iya sayang,” jawab Bara.“Pusing,” ujar Tama sambil lan

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 226. Ponsel Milik Salma

    Ari hanya menerima laporan tersebut dan mengangguk berarti memahami apa yang diperintahkan oleh Bara.“Dan apa ini?” tanya Bara kesal saat matanya menatap layar laptopnya.“Hario mau bermain-main dengan saya memanfaatkan momen saya sedang berduka?” ujar Bara saat melihat laporan yang dikirimkan oleh orangnya yang di tempatkan di pabrik roti milik Hario dan bantuan keuangan dari AK Group.Ari hanya diam menunduk karena sebenarnya Ari sudah melihat kejanggalan itu sejak dua hari lalu,namun tidak langsung melaporkannya kepada Bara, mengingat Bara masih dalam masa berkabung.“Kenapa kamu diam?” tanya Bara.“Maaf pak, saya belum sempat melaporkan hal itu kepada Bapak. Tapi saya sudah mengirimkan email peringatan kepada mereka untuk segera merevisi laporan itu, Pak,” jawab Ari.Bara segera mengecek email yang dimaksud Ari, dan benar saja sekretarisnya tersebut telah mengambil langkah yang tepat.“Thanks, Ri,” ucap Bara.“Iya pak sama-sama,” jawab Ari dengan pelan.“Orang jahat, selalu menca

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 225. Tamu Spesial?

    Beberapa saat Bara hanya terdiam melihat siapa tamu yang dimaksud."Alina Rosmala," kernyit Bara heran.Bara menghampiri sang tamu yang tampak sudah di persilakan duduk oleh bu Bira."Hai mbak Alin, terima kasih sudah mampir," ujar Bara sembari duduk di hadapan Alin."Pak Bara, saya sudah ke kantor anda, dan katanya anda belum masuk kerja. Maaf jadi mengganggu waktu anda dirumah. Saya turut berduka cita ya, Pak," ujar Alin menyalami Bara."Terima kasih mbak Alin, malah repot-repot ke rumah," ujar Bara."Entahlah, saya sudah terbiasa datang langsung, saya tidak suka kirim karangan bunga atau kirim pesan," ujar Alin tersenyum."Anda sopan sekali," ujar Bara.Bu Bira yang sudah didalam sebenarnya penasaran dengan tamu Bara, wajahnya mengingatkan dia kepada Bizar. Dan jika ditelisik wajah perempuan itu mirip dengan Bara. Apalagi senyumnya."Ini saya bawakan sedikit kado untuk putri anda, Pak," ujar Alin menyerahkan satu buah paperbag kepada Bara."Terima kasih, anda baik sekali," jawab Ba

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status