Terpikat Janda Tajir

Terpikat Janda Tajir

last updateLast Updated : 2022-09-04
By:  Diganti MawaddahCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.4
41 ratings. 41 reviews
115Chapters
130.0Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Dewasa 21+ Jaja memang jarang sekali jatuh cinta, semua itu karena ia tidak cukup percaya diri dengan keadaan ekonominya yang masih berantakan. Bekerja sebagai operator mesin di sebuah pabrik, tidak serta merta membuatnya banyak didekati wanita. Namun saat bos pemilik pabrik tempat ia bekerja meninggal, Jaja malah jatuh cinta pada janda bosnya. Yasmin Maulia berhasil membuat Jaja bucin hingga ke ubun-ubun. Dijamin seru dan juga kocak. Selamat membaca

View More

Chapter 1

Yasmin 1

Jangan lupa simpan di reading list kamu ya.🥰😘😘

Selamat membaca.

Jaja dan Nanang sedang menikmati makan siangnya di kantin pabrik. Seperti biasa, Jaja hanya membawa lauk nasi dan ikan goreng, lalu dibaluri kecap, sedangkan Nanang bekal makan siangnya disiapkan oleh Nunung, pacarnya. Ada tumis kangkung dan ayam goreng.

Jaja melirik kotak bekal Nanang. "Enak bener dah ah, yang punya pacar. Dimasakin terus," goda Jaja sambil mencolek lengan Nanang.

"Makanya lu, Ja. Kalau cari calon istri, janda aja. Selain jago masak, pinter nyari duit, pasti pinter juga wik..wiik..wiikk...!"

"Lha, bunyi kasur gua itu." Jaja terbahak, begitu juga Nanang.

Huukk!

Huuk!

Jaja tersedak tulang ikan. Air matanya meleleh.

"Tulang...tulang...tolong!" susah payah Jaja meminta tolong pada Nanang, namun Nanang tidak paham juga. Ia berlari ke tenda penjual nasi campur.

"Mbak, tolong ... nasi...!"

"Pake lauk apa?"

"Gak...pake... lauk!" terputus-putus Jaja bicara pada pelayan warung.

"Nasinya aja?" tanya pelayan warung nasi tersebut. Jaja sudah tidak tahan menahan perih di lehernya.

"Iya...cee...paat."

"Tiga ribu apa lima ribu?"

"Seribu ajaa."

"Maaf ya, beli nasi kok seribu, sana makan nasi mentah!"

"Tolong...Mbak, saya kesel..."

"Eh, kok malah kamu yang kesel, harusnya saya yang kesal. Dasar orang aneh!"

"Kesellleekk...Mbak, tolong!" air mata Jaja sudah bercucuran, sambil memegang lehernya. Ya Allah tolong jangan cabut nyawa saya sekarang. Saya belom nikah ya Allah.

"Oh, kamu keselek. Bilang dong, dari tadi." Mbak pelayan warung nasi mencuci tangannya, lalu mengambil nasi hangat di dalam rice cooker,  kemudian ia taruh di piring kecil. Dia ambil sebagian lalu ia kepal-kepalkan.

"Nih, langsung telan jangan dikunyah!" titah si mba.

Jaja mengangguk, lalu menelan nasi hangat yang sudah dikepalkan. Susah payah ia menelannya, hingga seperti orang tersedak dan akan muntah. Alhamdulillah berhasil.

"Bisa?"

"Alhamdulillah bisa, Mbak. Terimakasih ya. Ini uangnya." Jaja mengusap lehernya lega, dari kantung celananya ia mengeluarkan uang koin seribuan dari dalam saku celananya, lalu diberikan pada si pelayan warung.

"Makanya, kalau lagi makan jangan bicara, apa lagi ketawa. Jadi tersedak, untung saya cepat paham. Kalau tidak, bisa-bisa masnya almarhum deh."

"Iya, Mbak. Terimakasih." Jaja berjalan kembali ke tempat duduknya bersama Nanang. "Apaan, orang udah mau mati nahan tulang, masih ditanya mau pake lauk apa? tiga ribu apa lima ribu?" cibir Jaja dalam hati. Ia kembali duduk di samping Nanang.

"Kenapa lu?"

"Gue ketulangan oon!" umpat Jaja kesal, sambil melempar tisu ke wajah Nanang.

"Oh, ketulangan. Sorry Ja, gue ga ngeh. Makanya sekali-kali lauknya daging ayam dong, atau ikan tuna gitu, yang tanpa tulang. Jangan ikan mulu. Ketulangan deh."

"Huuuhhh...gue juga mau kali lauk ayam, atau daging. Tapi duit gue kaga cukup, Nang. Kalau gue makan makanan keren gitu."

"Emang duit gaji lu pada ke mana sih? kismin bener. Pan gajian empat juta dua ratus kita."

"Bapak gue ngutang mulu, jadi gue ketempuan ganti deh."

"Oh, alah sabar ya, Ja. Semoga rezeki lu berkah udah nolongin orangtua."

"Aamiiin."

"Makanya cari pacar janda, Ja. Serius, enak deh pokoknya. Bisa grepe grepe dikit, aahhaaayy..." Nanang tertawa lebar,  Sedangkan Jaja mencibir. "Buat dosa aja girang lu!" sentak Jaja sambil melotot ke arah Nanang.

"Ya udah cariin gua dah kalau gitu, tapi jangan janda uzur lho!"

Keduanya terbahak kembali. Tanpa mereka sadari, pemilik pabrik Bu Yasmin biasa mereka memanggilnya, setengah berlari ke arah mobilnya. Sudah ada Pak Yudis, supir beliau yang membukakan pintu.

Kasak-kusuk karyawan pabrik yang saat ini berada di kantin luar, membuat Jaja dan Nanang menoleh. Keduanya saling pandang. Ada apa? Pikir mereka heran.

"Ada apa, Ian?" tanya Jaja pada salah seorang teman wanitanya.

"Itu ga liat tadi, Bu Yasmin lari masuk ke dalam mobil sambil nangis."

"Oh, ya allah. Ada apa ya? Mudah-mudahan semua baik-baik aja ya," ujar Jaja sambil terus memperhatikan mobil BMW bosnya keluar dari gerbang tinggi pabrik.

****

"Mas...jangan seperti ini. Bangun, Mas!" isak tangis Yasmin mengiringi pemakaman suaminya Arman. Yah, pemilik pabrik dan beberapa restoran itu, akhirnya meninggal dunia di rumahnya, tanpa ada yang mengetahui. Bik Narsih yang saat ini baru kembali menjemput Reza sekolah.

Kaget saat menemukan Arman sudah terbujur kaku di atas sofa ruang tamu. Tempat biasa Arman beristirahat. Penyakit lambung akutnya yang sudah ia idap sejak SMP, akhirnya membuat ia menghembuskan nafas terakhir di usia 30 tahun. Masih sangat muda dan energik.

Betapa terpukulnya Yasmin dan keluarganya. Reza juga tidak kalah sedih, bahkan anak usia lima tahun itu meraung tatkala jasad papanya tercinta masuk ke dalam liang lahat.

"Mas, maafkan saya. Maafkan, Mas!" Yasmin terus saja memukul dadanya dengan marah. Betapa dzolimnya ia pada suaminya yang saat sakaratul mautnya, tidak didampingi oleh siapapun, bahkan dirinya.

Tubuh lemah Yasmin bersandar pada ibu mertuanya yang juga terisak, sedangkan Reza saat ini telah digendong oleh opanya. Dua keluarga besar Yasmin dan Arman begitu kaget dan terpukul atas kepergian Arman di usia masih sangat muda.

"Amih, papa Abang kok ditanam? Kasian Amih. Opa, papa abang jangan ditanam. Hiks..hiks..." Reza kembali meraung dalam gendongan opanya. Lelaki tua itu hanya bisa memeluk erat, sambil mengelus kepala cucunya dengan sayang.

"Mas," lirih Yasmin memeluk gundukan tanah merah yang sudah tinggi, menutupi pusara suaminya.

"Aku mencintaimu, Mas. Maafkan aku. Kenapa kamu pergi tanpa pamit, Mas!kenapa?" teriaknya lagi hingga membuat semua yang hadir disana ikut terisak.

Tiga orang lelaki menggotong tubuh lemah Yasmin menuju parkiran mobil. Diikuti oleh beberapa sanak familinya.

"Ya Allah, perasaan baru sebulan yang lalu liat Pak Arman masih sehat. Eh sekarang udah ga ada. Kasian ya Bu Yasmin," ujar Jaja yang diikuti oleh anggukan tiga orang temannya.

Begitu mendengar kabar pemilik pabrik mereka meninggal dunia, semua karyawan kaget bahkan ada yang menangis, mereka teringat kebaikan pak Arman.

Bos yang tidak pernah lalai dalam menjalankan kewajibannya dalam hal memenuhi gaji karyawan yang selalu tepat dan jelas perhitungannya. Bahkan jika ada karyawan sakit dan memberikan surat sakit, maka ada uang kesehatan yang ia berikan. Diluar asuransi kesehatan yang pabrik berikan. Tidak rela rasanya, jika bos muda mereka begitu cepat Allah panggil.

Para pejabat pabrik yaitu, Manager Marketing, Supervisor, Pengawas Gudang, Pengawas Pemasaran, hingga dua orang security pabrik,ikut melayat hingga Pak Arman dimakamkan.

Jaja bersama delapan orang temannya termasuk Nanang, ikut sampai ke pemakaman. Mereka melihat betapa terpukulnya Bu Yasmin atas kepergian suaminya.

"Yuk kita pulang!" ajak Nanang pada teman-temannya.

"Eh, jangan! Kita ke rumahnya aja lagi. Siapa tahu tenaga kita dibutuhkan di sana." Jaja menahan teman-temannya yang akan pulang.

"Lu aja deh, Ja. Gue mau anter emak ke dokter," sahut Nanang dan diikuti anggukan lima orang teman lainnya.

"Ya sudah, sama kita aja deh, Ja," ajak Yuni dan Dian.

Jaja mengayuh sepeda tuanya kembali ke rumah almarhum bosnya. Sedangkan Dian dan Yuni sudah terlebih dahulu pergi dengan mengendarai sepeda motor.

"Kasihan, masih muda, ganteng, sholeh, kaya,  baik eh malah umurnya pendek. Coba yang umurnya pendek itu mafia-mafia narkoba ya," gumamnya sambil terus mengayuh sepedanya.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

10
93%(38)
9
2%(1)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
2%(1)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
2%(1)
9.4 / 10.0
41 ratings · 41 reviews
Write a review
user avatar
Agus Irawan
hai kak mampir ke Novelku juga. judul" Kembang Desa Sang Miliarder" pena"Agus Irawan. yuuk mampir kak.
2023-05-18 23:07:39
2
user avatar
Guntur Angin
bagus bnget ceritanya
2023-01-24 01:55:54
0
user avatar
Diganti Mawaddah
Sequelnya sudah muncul di aplikasi ya. Judulnya " Dosen Dudaku" selamat membaca
2022-11-09 21:58:52
0
user avatar
Ambar Istiyawati
bagus banget
2022-11-01 14:07:17
0
user avatar
Anto Lakers
kpan lanjutx crta bosqu
2022-10-18 07:12:01
1
user avatar
Herdi Mabuka
ceritanya bagus lucu saya sangat suka
2022-10-03 04:03:35
1
user avatar
Siswanto Illah
bagus novelnya saya suka
2022-09-22 15:13:57
2
default avatar
UsmanMa11253455
lanjutan nya bosku
2022-09-08 06:17:01
0
user avatar
Idham Ismail
Ceritanya bagus..
2022-08-30 12:09:20
0
default avatar
UsmanMa11253455
lnjutn ny kk knp harus Stu episode aja kk
2022-08-24 20:26:26
0
default avatar
UsmanMa11253455
bosku jgn lm2 smbungn nya
2022-08-18 20:58:43
0
default avatar
budibudi180719992
kok cuma 1 bab aja kak
2022-08-17 21:01:28
0
user avatar
zack bloods
katanya 2 bab sehari ko ini cuma satu bab
2022-08-16 22:35:48
0
default avatar
bebekmam
cerita nya bagus
2022-08-16 20:18:43
0
user avatar
Kimberlin Tan
ceritanya bagus
2022-08-15 21:15:45
0
  • 1
  • 2
  • 3
115 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status