Share

43. Aku Yang Membunuh Mereka

Menunjuk salah satu prajuritnya, perintah keji komandan itu terdengar jelas bagi kerumunan. Sebagai hasilnya, sebuah panah melesat dengan kecepatan tinggi, tepat di jantung si kakek tua.

Tongkat kakek tua itu pun terjatuh. Tangan kirinya memegang anak panah yang tertancap di dadanya dan mencabutnya. Mengarahkan ujung anak panah yang berlumuran darah ke arah komandan, kakek tua itu berkata dengan suara lantang, "Langit tidak buta. Kalian semua akan menerima pembalasan!"

Kalimat itu adalah kalimat terakhir dalam kehidupan si kakek tua. Meski bukan jenis kematian yang menyiksa, alasan kematian ini tidak dapat diterimanya.

Menyadari bahwa komandan kejam itu benar-benar serius dengan ultimatumnya, salah seorang kultivator lepas berseru sekuat tenaga, "Saudara sekalian! Daripada mati sia-sia, mari bunuh beberapa dari mereka untuk memuaskan kebencian kita!"

Woo!

Seruan satu orang menjadi banyak orang. Ketika ketakutan berubah menjadi keputusasaan, titik keberanian akan mengambil alih. M
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status