Share

184.Catra Iblis Mata Ungu

Author: Gibran
last update Last Updated: 2025-04-09 10:17:07

Setelah semalam beristirahat, kekuatan Bima benar-benar telah pulih. Ratu Azalea pun sudah kembali pulih setelah Bima memberikan pil jiwa kepadanya.

"Ratu, saat terjadi pertarungan, jangan melakukan hal nekat seperti kemarin. Aku akan berusaha menahan kekuatan ku agar tidak terlalu berdampak kepada para penonton," kata Bima.

Ratu Azalea tersenyum sambil menyambar tangan Bima. Mereka pun berjalan bergandengan tangan.

"Lawanmu kali ini adalah ahli ilusi, apakah kakang sudah menyiapkan cara untuk melawan nya?" tanya Ratu Azalea.

Bima menatap Ratu dengan dalam.

"Tenang saja, ilusi bukanlah lawan yang terlalu berat. Meski aku belum tahu kekuatan sebenarnya dari lawan ini, tapi percayalah padaku aku akan baik-baik saja." jawab Bima.

Ratu Azalea mengangguk sambil tersenyum. Bima merasa sejuk dan tenang melihat senyuman manis sang Ratu.

"Iblis Tanduk Hitam yang bernama Lembu Ireng itu akan melawan Iblis Tanduk Emas bernama Buntala. Kira-kira menurutmu siapa yang akan menang saudara?" t
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    185.Iblis Darah vs Iblis Merah

    Pedang di tangan Bima siap menebas kepala Catra si Iblis Mata Ungu. Catra sudah tak berdaya setelah kedua lengan dan tubuhnya di potong. Dia merengek memohon ampun namun Bima sudah tidak menggubris ucapan Iblis itu. Pedangnya dengan cepat berkelebat. Warna biru bagaikan kilat menyambar leher Catra. Craaasss! Kepala Catra terputus dari tubuhnya setelah Pedang Darah milik Bima menebas lehernya tanpa ampun. Seketika medan ilusi itu pun buyar dan hilang. Bima masih berdiri sambil menatap Catra yang tengah duduk dan menatap matanya. Namun keadaan Catra sudah tak bergerak sedikit pun. Matanya melotot. Bima tersenyum sinis. Dia pun duduk tak jauh dari Buntala si Iblis Tanduk Emas. "Apa yang kau lakukan padanya? Bukankah kau melanggar aturan menyerang lawan di luar arena?" tanya Buntala si Iblis Tanduk Emas. Bima tersenyum dingin. "Siapa yang melanggar? Bukankah dia yang menyerangku? Salahkan sendiri jika dia terjebak oleh ilusi miliknya sendiri," sahut Bima. "Jadi kau... Mematahkan

    Last Updated : 2025-04-09
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    186.Ombak Darah

    Tubuh Utusan Neraka terbungkus oleh darah yang tiba-tiba bergerak seolah hidup. Utusan Neraka tak bisa mengelak dari serangan cepat tersebut. "Celaka! Itu adalah Ombak Darah! Cih! Picik sekali Iblis Darah ini!?" umpat Raja Soka marah. "Suamiku, tenanglah, jangan merusak suasana ini. Aku sungguh menikmati setiap pertarungan para pendekar ini. Kau sangat kekanak-kanakan." kata Ratu Iblis Penggoda. Raja Soka menggeram menahan amarah. Dia masih berharap Utusan Neraka bisa melepaskan diri dari jeratan Ombak Darah milik Aruna. "Setahuku, tak ada yang bisa lepas jika sudah terjebak di ajian Ombak Darah milik Klan Iblis Darah. Meski berusaha sekuat apa pun, darah itu akan terus menempel dan membungkus tubuh targetnya hingga tubuh yang masuk ke dalam perangkap itu meleleh menjadi darah dan darah itu menjadi senjata bagi penggunaan ajian itu," terang Ratu Iblis Penggoda. Semua merasa ngeri mendengar hal itu. "Itu artinya, Darah yang Aruna miliki adalah darah makhluk yang menjadi korban me

    Last Updated : 2025-04-10
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    186.Buntala vs Lembu Ireng

    Dengan kemenangan Bima tanpa pertarungan di arena membuat pertarungan segera diganti ke sesi selanjutnya. Kali ini adalah pertarungan Buntala dari Klan Iblis Tanduk Emas melawan Lembut Ireng dari Klan Iblis Tanduk Hitam. Kedua telah berada di atas arena. Saling bertatap mata dengan hawa membunuh masing-masing. "Pertarungan dimulai!" teriak moderator dari atas merak raksasa yang dia tunggangi. Lembu Ireng yang merasa lebih kuat segera menyerang lebih dulu. Gerakannya cepat meski tubuhnya sedikit lebih besar. Buntala tak mau kalah. Dia bertekat memenangkan pertarungan ini dan melawan antara Bima atau Aruna. Dia tak peduli lagi dengan peringatan mendiang leluhurnya. Yang dia tahu saat ini, dia akan berjuang hingga akhir. Tinju Lembu Ireng bergerak cepat bertubi-tubi ke arah Buntala. Dengan gerakan lincah Buntala mampu menangkis semua serangan. Semua penonton disuguhi pertarungan jurus jarak dekat yang begitu memukau. Keduanya sama-sama imbang dari segi jurus dan kekuatan pukulan.

    Last Updated : 2025-04-11
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    188.Tombak Pelebur Nyawa

    "Tombak Pelebur Nyawa!" seru Buntala sambil mengangkat tangannya ke atas. Dari atas langit terlihat cahaya Emas dengan aura panas membara. Satu sinar Emas melesat jatuh ke bawah. Meluncur dengan deras dan menghantam arena hingga arena bergetar hebat. Bum!Mata Lembu Ireng menatap tajam. Sesuatu yang tidak dia senangi telah datang. "Tombak sialan itu... Salah satu pusaka langit legendarid," kata Iblis Darah, Aruna dengan mata terbelalak. Bima mendengarkan ucapan Iblis itu tanpa menyahut. "Tombak Pelebur Nyawa adalah senjata langit terkuat di Klan kami. Sama halnya dengan senjata pedang milikku ini," kata Balaraja, Iblis Tanduk Emas yang ada di dalam tubuh Bima. "Sekuat apa senjata itu Balaraja?" tanya Bima. "Kekuatan Tombak Pelebur Nyawa ini bisa mengguncang langit dan bumi, salah satu senjata langit yang legendaris. Aku tak menyangka Buntala akan mendapatkan senjata sakti ini. Itu berarti dia adalah calon Raja di Klan saat ini!" kata Balaraja dengan senyum mengenbang."Calon Ra

    Last Updated : 2025-04-11
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    189.Palu Pemakan Jiwa

    "Bodoh!" ucap Bima membuat Balaraja merasa heran. "Apa yang kau katakan anak muda!? Dia bisa lepas dari serangan bukankah itu baik?" tanya Balaraja. Namun belum Bima menjawab pertanyaan nya mata dia terbelalak melihat tubuh Buntala terlempar kembali ke udara dalam keadaan perisai yang hancur lebur. Saat Buntala lepas dari Semburan Batu Hitam, dia langsung menerjang ke arah Lembu Ireng. Tanpa dia sadari, Lembu Ireng sengaja menghentikan Semburan Batu Hitam setelah melihat perisai Emas milik Buntala yang sebagian telah rusak. Apa yang dikatakan Bima bahwa Buntala bodoh adalah pendekar Iblis Tanduk Emas itu terlalu berambisi menyerang tanpa melihat perisai miliknya. Sementara tinju milik Lembu Ireng telah siap dengan Tinju Batu Hitam yang terkenal kuat itu. Saat Buntala datang menyerang, dengan cepat Lembu Ireng merunduk dan menyarangkan serangan tinju miliknya kearah perut Buntala. Blaaarrrrr! Serangan bertenaga dalam tinggi itu menghempas kan tubuh Buntala ke udara. Perisai Em

    Last Updated : 2025-04-12
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    190.Serangan Terakhir

    Lembu Ireng menatap tajam ke arah Buntala. Dua mulut yang ada pada dua sisi palu terlihat menganga lebar siap untuk menelan apa saja yang di hantam olehnya. "Apakah kau sudah rela Buntala? Meski kau mati, namun kau sudah cukup berguna," kata Lembu Ireng. Buntala tersenyum kecut. "Baiklah, ayo kita coba," ucap Buntala lalu menghentakkan Tombak Pelebur Nyawa miliknya. Aura petir biru menyebar di arena tersebut. Namun tidak mempengaruhi Lembu Ireng sama sekali. Buntala melombat mengikuti kecepatan gelombang kekuatan petir miliknya. Lembu Ireng terkejut saat melihat Buntala yang sudah berada di belakangnya. Tombak Pelebur Nyawa melesat dengan sekali tusuk ke arah punggung. Blaaarrrrr! Ledakan keras terjadi saat palu Pemakan Jiwa tiba-tiba bergerak melindungi Lembu Ireng. Buntala segera melompat ke belakang saat dari mulut palu aneh itu muncul aura berwujud tentake gurita yang menyerang ke arahnya. "Apa-apaan palu ini!?" batin Buntala sambil menatap waspada. "Buntala! Apa kau ma

    Last Updated : 2025-04-12
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    191.Permohonan

    Bima menatap peta tersebut dengan seksama. "Apakah kau tahu maksud dari peta ini?" tanya Ratu Azalea. Bima mengangguk. "Ini adalah peta keberadaan Bunga Mahkota Ratu yang lain," kata Bima. "Bunga Mahkota Ratu?" tanya Ratu penasaran. "Benar, itu adalah bunga yang mengandung inti es dari Iblis Es. Aku pernah mendapatkannya sekali, tidak kusangka, ada peta petunjuk yang memudahkan diriku untuk mencarinya," kata Bima dengan wajah berseri. "Apakah bunga itu semacam pecahan kekuatan milik Iblis Es yang ada di dalam tubuhmu?" tanya Ratu lagi. "Tepat sekali, bahkan Iblis Es sendiri bilang padaku, tidak tahu berada dimana pecahan-pecahan tersebut. Bagaimana Raja Soka bisa mempunyai peta ini, aku harus menanyakannya," kata Bima lalu segera beranjak dari tempat dia duduk. "Aku ikut!" seru Ratu Azalea. Mereka berdua pun pergi meninggalkan kamar menuju ke istana Ratu Iblis Penggoda. Raja Soka dengan senang hati menyambut kedatangan Bima dan Ratu Azalea. "Silahkan, aku sudah menununggumu

    Last Updated : 2025-04-13
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    192.Penentu

    "Apa yang kau lakukan Raja Soka!?" seru Bima sambil meminta Raja Soka kembali duduk seperti semula. "Jangan bersujud padaku, sungguh aku merasa tidak suka sama sekali!" kata Bima. Raja Soka menunduk. "Batu itu harus bisa kembali lagi ke klan kami, jika tidak, aku takut akan ada yang berbuat licik menjadikan kami para Iblis sebagai budak..." kata Raja Soka. "Aku akan telusuri peta ini saat aku pergi ke dunia manusia," kata Bima. Raja Soka tersenyum. "Aku sudah tahu identitas mu, makanya aku sengaja memberikan peta itu padamu." kata Raja Baka. Bima menoleh ke arah Raja Baka."Apakah tidak apa-apa?" tanya Bima. "Tidak masalah, Raja dan Ratu sudah aku kasih tagu siapa sebenarnya dirimu saudara. Mereka tidak akan membocorkan rahasia ini. Dan kau tetap bisa ikut pertarungan terakhir di turnamen," kata Raja Baka. Bima menatap ketiga Iblis itu silih berganti. "Baiklah," kata Bima lalu mengubah wujud iblisnya menjadi manusia kembali. Raja Soka dan Ratu Iblis Penggoda menatap takjub

    Last Updated : 2025-04-13

Latest chapter

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    280.Medan Es

    "Bagaimana bisa ada pedang sebanyak itu dengan ukuran yang juga sangat besar!?" seru Aryo dengan wajah yang tidak percaya. "Konon hanya seorang Pendekar kelas Dewa saja yang mampu mengeluarkan kekuatan sedahsyat itu dari atas langit. Apakah ini kekuatan Siluman Pohon yang Ki Ireng maksud?" tanya Abinyana. "Bukan... Ini adalah kekuatan Bimasena... Kekuatan asli miliknya," ucap Gerbang Hitam dengan perasaan takjub. "Mampu mengeluarkan Pedang Es raksasa sebanyak itu, bukankah kekuatannya sungguh tak bisa di jajagi?" batin Gerbang Biru. Ratu Azalea menatap ke langit dengan wajah tenang. Bibirnya tersenyum. "Kakang sudah sangat berkembang, bahkan kekuatan ini sudah seharusnya menjadi milik seorang Pendekar Ranah Batara..." batin Ratu Azalea. Seratus pedang raksasa itu pernah Iblis Es ciptakan di pulau kecil yang ada di tengah danau gunung wilayah Klan Elang Dewa. Pedang raksasa itu juga yang membunuh Raja Elang Dewa. Pedang Raksasa itu turun ke tanah dengan cepat. Suaranya bergemuru

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    279.Seratus Pedang Es Dewa

    Subali segera menggunakan perisai miliknya. Namun pedang es itu sangat kuat. Meski tidak menembus tubuhnya, Pedang Es itu berhasil menyayat dada dan bahunya. Darah hijau mengucur dari dua luka tersebut. "Setan! Ternyata kau menginginkan pertarungan gila! Baiklah..." geram Subali lalu menghentakkan kaki kanan ke tanah. Dari dalam tanah muncul akar pohon yang mengelilingi dirinya. Akar itu bersinar hijau terang. Sinar itu membungkus tubuh Subali. "Kau menginginkan pertarungan yang keras...aku akan melayani mu," ucap Subali dengan suara berbeda. Bima yang sudah dalam wujud Iblis Es sempurna hanya menyeringai. Dia angkat pedangnya lalu di acungkan ke depan. "Hujan Es Abadi!" ucap Bima pelan. Subali terkejut saat tubuhnya tiba-tiba terasa kaku. Dari atas langit muncul lingkaran putih seperti cincin raksasa. Aura dingin luar biasa menekan tubuh Subali. "Apa yang akan kau lakukan!?" teriak Subali. Bima kembali menyeringai. "Kau yang bilang bukan? Bahwa aku menginginkan pertarungan

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    278.Jurus Pembalik Serangan

    Tubuh Bima terpental setelah terkena serangan aneh dari Subali. Darah keluar dari mulutnya pertanda Bima terluka di bagian dalam. "Uhuk!" Bima mengeluarkan darah dari mulutnya. "Sial... Bagaimana bisa serangan tangannya menembus benda padat dan berhenti setalah mengenai tubuhku...? Apakah dia mengendalikan ruang dan waktu sampai membuatku tak sadar...!?" batin Bima sambil berdiri. Subali tersenyum dengan tangan yang masih terbuka seolah menanti serangan dari Bima. Bima yang mulai kesal karena mendapatkan serangan aneh, segera melesat lagi ke arah Subali. Pedangnya bergerak lebih cepat dan ganas. Setiap tusukannya akan memancarkan sinar biru yang melesat lurus hingga menabrak rumah. Setiap tebasan nya membuat sinar biru yang menghantam tanah hingga meledak. Subali menangkis semua serangan itu dengan tenang. Bima semakin tak bisa menahan amarahnya. Serangan nya sudah yang paling cepat namun bisa di patahkan begitu saja oleh Subali membuat Bima merasa semakin aneh. "Bima hati-hati!

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    277.Taruhan

    Bima tersenyum kecil. "Ini urusan kita, tak ada hubungannya dengan istriku. Kau akan menyesal jika sampai mengusiknya. Kau tidak tahu dia siapa dan sekuat apa dia. Aku menyuruhnya pergi agar kita bisa membuat taruhan. Tapi kau terlalu muluk rupanya..." kata Bima. Subali tersenyum sinis. "Aku tak peduli siapa wanita itu. Yang jelas, tanpa taruhan pun aku akan tetap jadikan dia pemuas napsu!" ucap Subali lalu tertawa terbahak-bahak. "Sudah gila kau rupanya, aku sendiri tak berani mengusik hatinya, kau malah merendahkan dirinya, ckckck... Aku yakin jika dia mendengar ini kau akan jadi makhluk yang tidak berguna," sahut Bima. "Peduli setan dengan ucapan mu! Memangnya siapa wanita yang kau anggap sebagai istrimu itu!?" tanya Subali yang cukup penasaran kenapa Bima begitu mengagungkan Ratu Azalea. Bima tersenyum lebar. "Dia selangkah lagi memasuki Ranah Batara, apakah kau puas?" jawab Bima membuat Subali terkejut. "Ranah Batara...!? Tidak mungkin! Kau sangat berkhayal!" seru Subali

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    276.Wujud Sempurna Subali

    Subali menyerang dengan semua akar pohon miliknya. Bima berkelebat cepat menebas semua akar tersebut hingga terpotong menjadi beberapa bagian. Namun secara aneh, potongan akar-akar tersebut berubah menjadi sosok makhluk berwujud seram. Bima cukup terkejut melihatnya. Namun dia segera bergerak cepat menebas semua yang ada di hadapannya. "Kau tak akan bisa membunuhnya! Hahaha!" teriak Subali sambil tertawa. Bima menatap tak percaya. Makhluk-makhluk aneh yang baru saja dia tebas itu bangkit berdiri. Bahkan yang terpotong menjadi dua tumbuh menjadi dua makhluk. "Jadi setiap kali di tebas maka dia akan berubah menjadi dua... Jurus yang unik," batin Bima. Subali menyeringai. "Mati saja kau makhluk lemah!" teriak Subali lalu dari tubuhnya melesat ratusan tombak hitam yang menyerang ke arah Bima. "Bima! Hati-hati dengan tombak itu! Dia bisa menembus semua benda!" teriak Gerbang Hitam. Bima tersenyum. Pedang Darahnya berkiblat ke arah ratusan tombak tersebut. "Seribu Pedang Pemotong Ro

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    275.Ilusi Pengalihan Jiwa

    Bima tersenyum lebar melihat Hantu Ganjang yang kebingungan. "Hei, apa yang sedang kau pikirkan Hantu jelek?" tanya Bima membuat Hantu Ganjang merasa di permainkan. "Bajingan! Kau gunakan jurus ilusi padaku bukan!? Kembali kan tubuhku!" teriak Hantu Ganjang marah. Bima tertawa terbahak-bahak. "Sudah terlambat untuk menyadarinya Hantu bodoh. Tubuhmu sedang aku jadikan boneka baru ku. Harusnya kau bersyukur aku menjadikan dirimu boneka. Karena itu lebih bermanfaat bukan? Daripada kamu hidup mengenaskan di tempat ini," ucap Bima lalu tertawa terbahak-bahak. "Biadab! Beraninya kau mengecoh diriku...! Aku tak akan memaafkan mu!" teriak Hantu Ganjang lalu melesat ke arah Bima. Matanya bersinar hijau terang. Tinjunya melayang. Namun dia tak sampai ke tempat Bima berada. Karena kakinya telah di tarik oleh Gerbang Hitam dan di banting ke tanah dengan sangat keras. Brraaaakkk! Tubuh Hantu Ganjang menghantam tanah dengan keras hingga tanah hancur. Bima tertawa melihat hal tersebut. "Kon

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    274.Hantu Ganjang(2)

    Hantu Ganjang terlihat gemetar setelah melihat akar Subali yang sangat kuat itu terpotong oleh serangan jarak jauh yang sangat cepat. Bahkan sinar tebasan itu juga menghancurkan akar-akar yang lain saat meledak di tanah. Tujuh murid itu terlempar di udara dan jatuh ke tanah dalam keadaan tak sadarkan diri. Bima yang merasa tak bisa mengendalikan kekuatan nya merasa bersalah. "Untung saja mereka tidak mati... Bisa jadi masalah kalau mereka mati karena Pedang Pemotong Roh milikku tadi..." batin Bima. Ratu Azalea menatap mata Hantu Ganjang dengan tajam. Mata Ratu berkilat kuning. Semakin Hantu Ganjang itu menatap mata Ratu, semakin dia tertekan oleh aura kuat yang keluar dari tubuh sang Ratu. "Bagaimana ada manusia yang sekuat ini... Pemuda itu sangat kuat. Hanya satu tebasan mampu menghancurkan akar-akar Subali. Dan wanita itu, tidak lebih lemah dari pemuda ini... Sialan... Siapa mereka sebenarnya...? Aku penasaran pada dua manusia ini, bagaimana negara Angin ini mempunyai pendekar

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    273.Hantu Ganjang?

    "Apa ini!? Bagaimana sisik naga ku bisa meleleh!?" seru Gerbang Hitam dengan wajah panik. Dia panik karena sisik Naga yang dia pelajari dari leluhurnya adalah pertahanan terkuat klan Naga. Namun hanya dengan ludah Hantu Ganjang, sisik Naga miliknya meleleh seperti lilin. "Hahaha! Apa kau terkejut? Itu adalah cairan yang ada di dalam tubuhku. Semua benda padat sekuat apapun akan meleleh setelah terkena ludahku, hikhikhik!" ucap Hantu Ganjang di iringi suara tawanya yang mengerikan. "Makhluk apa kau sebenarnya...!?" tanya Gerbang Hitam mencoba mengulur waktu. Namun sayangnya Hantu Ganjang tahu Gerbang Hitam sedang mengulur waktu. Dia mendekati Gerbang Hitam lalu menyentuh dagu manusia Naga itu dan menatap matanya. "Kau pikir kau akan selamat meski kau mencoba mengulur waktu? Subali, bawa bocah itu kesini!" ucap Hantu Ganjang. Akar Subali bergerak ke belakang dan membawa tubuh murid yang sebelumnya Gerbang Hitam suruh pergi untuk melapor kepada tetua yang lain. "Sayang sekali... D

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    272.Dua Makhluk Gaib

    Gerbang Hitam melesat ke arah empat muridnya yang tengah berusaha melepaskan diri dari cengkraman tangan pada leher mereka. Gerbang Hitam melompat sambil melepas pukulan sakti miliknya. Namun anehnya tangan-tangan itu seperti tembus jika terkena serangan. Meski tembus, cengkraman tangan itu juga terlepas. Gerbang Hitam menatap arah hilangnya tangan-tangan panjang tersebut. "Semuanya mengarah pada rumah butut itu. Apakah ini nyata atau hanya ilusi?" batin Gerbang Hitam. "Kalian sebaiknya tetap waspada. Keluarkan senjata roh kalian, kita akan mencoba menangkap mereka," kata Gerbang Hitam. Delapan murid itu mengangguk. Mereka segera mengeluarkan senjata mereka. Perlahan-lahan mereka berjalan mendekati pohon besar dan rumah kecil yang sudah bobrok di bawah pohon tersebut. "Setiap aku menyerang tangan-tangan panjang itu, serangan ku selalu tembus seolah hanya melewati tempat kosong. Apakah kalian punya cara untuk membuatnya terluka?" tanya Gerbang Hitam yang biasa di panggil Ki Ireng

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status