menjelang tengah hari semua persiapan telah sempurna, Limey siap melakukan operasi pertamanya terhadap manusia yang masih hidup.
"Kau jangan khawatir Nak, aku akan menemani operasimu." ucap Sang tabib pada Limey.
"terimakasih kalau begitu." ucap Limey dan merasa lega.
Operasi dimulai, dan berjalan selama lima jam. Sion telah dibius dengan opium. Perdarahan yang terjadi karena luka sayatan sudah bisa dinetralisirnya dengan obat yang diajari tabib. Limey sangat hati-hati untuk yang pertama, tabib Gila menemani. dengan duduk dikursi dia mengamati semua yang dilakukan Limey untuk mengawasi dan memberi arahan.
Setelah semuanya selesai, Limey membebat keseluruhan mata Sion dengan kain kasa yang dirajut dari bahan halus yang bersih yang ada di alat pengobatan tabib Gila.
gadis itu merasa lega, dia mencuci tangannya yang penuh darah dan lalu kemudian memeluk tabib gila sambil menangis.
"Kau hebat nak, kau hebat!" puji tabib gila.
Limey menyek
Limey menyorotkan obor ditangannya pada kotak, dia pun sama penasaran apa isi kotak tersebut. kenapa sang tabib gila demikian berkeras untuk mereka menggali kotak tersebut. kalau isinya uang sepertinya tidak mungkin. tabib gila bahkan menolak uang puluhan juta Zeni yang ditawarkan Sion. apa sebenarnya isi dalam kotak itu.gadis itu menanti tidak sabar.“Buku?” tanya Sion setelah tangannya dikeluarkan dari kotak. pemuda itu mengeluarkan buku-buku yang sangat banyak dari dalam kotak.“Kitab kembar, itu adalah ilmu tentang obat-obatan yang sudah aku kumpulkan seumur hidupku, ada 10 jilid. Dan satu lagi, kitab paling langka, kitab phoenix, pasangannya sudah dicuri oleh muridku yang durhaka! Berikan kitab itu pada Limey!” perintah tabib pada Sion."Di dalam kitab itu ada berbagai macam penelitianku selama bertahun-tahun tentang obat-obatan, akupuntur, totok jari, kitab silat dan juga kita phoenix. kitab langka itu pasangan kitab Naga. b
Dua bulan setelah kesembuhan mata Sion, Limey sekali lagi berniat hendak melakukan operasi penyambungan urat syaraf milik Tabib Gila. Operasi yang membutuhkan waktu lebih lama dari operasi Sion. persiapan untuk hal tersebut juga lebih banyak.Berkat belajar dari kitab yang diberikan Tabib Gila, Limey lebih tahu bagaimana mempercepat penyambungan syaraf, obat untuk pemulihan dan juga cara untuk membuat syaraf bekerja dengan cepat.Kali ini Limey meminta Sion membantunya. Sion hanya cukup menjadi pendamping dalam operasi tersebut. Membantunya menyerahkan alat-alat yang dibutuhkan.“Untuk operasi sebesar ini, kita membutuhkan darah.” Ucap Limey pada Sion.“Aku akan memberikan darahku.” Kata Sion.Limey menggeleng, “Tidak bisa. Darahmu dan darahku sama, oleh sebab itu waktu operasimu kemarin, aku menggunakan darahku untukmu. Tapi tabib berbeda. Darahnya lain dengan kita.”“Lalu bagaimana caranya?”
Maucian membuang muka, lalu kemudian berkata pada Sion yang menawannya.“Kau ingin apa padaku? Membunuhku?”“Tidak, kami membutuhkan bantuanmu sekali lagi tuan kepala perompak. Bawa kami kemarkasmu.”“Untuk apa aku melakukan itu?! Apa untungnya bagiku.”“Tidak ada. Hanya saja aku menjamin nyawamu.” Jawab Sion.Maucian sesaat terlihat melirik ke arah Limey. Hal tersebut tak lepas dari perhatian Sion. Pemuda itu merasa perhatian yang aneh yang diperlihatkan pada Limey. Dia menjadi tidak suka dan merasa muak dengan sikap lelaki paruh baya tersebut.Maucian mendesah, lalu kemudian berkata, “Baiklah. Tapi, aku minta kalian juga tidak menyentuh semua anak buahku. Kalau kau bersepakat untuk hal itu, aku akan menuruti keinginan kalian.”Sion melirik ke arah Limey. Gadis itu mengangguk, lalu Sion mengambil tongkatnya, lalu kemudian berkata, “Baiklah kita sepakat.”S
Pada bulan ke 7 terjadi kehebohan di Ranah Sembilan. Pusaka dari partai bintang dicuri. Ini pencurian ke 4 di tiga titik perguruan, hal ini menimbulkan kehebohan tersendiri. Bulan ketujuh ini juga telah disepakati pertemuan dengan para pemuka 8 perguruan putih. Di hari itu langit cerah, matahari sesekali sembunyi di balik mega, lalu menyembul dan balik lagi. Seorang gadis dengan caping dan dua pedang sedang duduk di tepian hutan di bawah sebatang pohon. Dia membuka perbekalannya, mengambil satu roti dan mengigitnya. Perjalanan kali ini melelahkan, dan dia merasa bosan. Lalu ketika gadis bercaping tersebut sibuk mengunyah, beberapa bayangan melesat dan tiga orang laki-laki langsung berjejer di dekatnya. Gadis bercaping mendesah. “Kalian siapa?” tanya gadis bercaping. “Heh, tutup bacotmu. Kamu orang sudah melukai teman-teman kami!!” seru satu orang yang paling depan. Rambut orang itu panjang, ada kait cantik di rambutnya. Semuanya memakai seragam yang hampir se
“Kamu ikut makan juga?” tanya Bixi“Ya. Kenapa?”“Kau punya uang?”“Tentu saja punya.” Jawab Kinan.Bixi tersenyum senang, “Kalau gitu kau traktir aku!” seru Bixi.“Kamu juga punya uang kan?”Bixi cemberut, lalu kemudian mendekatkan tubuhnya ke dekat Kinan, “Uangku tinggal sedikit, tadi di pasar aku banyak beli mainan…” lalu kemudian dia kembali lagi duduk, nyengir, “Kau kan teman seperjalananku, jadi enggak masalah kan bayarin aku…”“Siapa yang jadi teman seperjalananmu!!”Bixi mengernyitkan keningnya, “Bukannya kamu yang mengikutiku. Kita jadi teman seperjalanan kan?”Kinan diam, merasa kesal sendiri. Benar juga, ngapain juga dia ngikutin laki-laki ini. Kinan segera menepuk dahinya sendiri, setengah menyesali tindakannya. Bixi melambaikan tangannya, meminta seorang pelayan datang.
Kinan merasa kesal, tapi tidak dapat membantah.Paginya kedua orang itu pergi ke kota. Amon sudah memberitahukan pada Kinan sebelumnya bahwa di kota seorang saudagar yang kaya membutuhkan pelayan untuk mengawal putrinya menuju kota sebelah. Putrinya hendak menemui tunangannya di kota sebelah, tapi karena jalur perjalanan mereka penuh dengan bahaya, saudagar tersebut menyewa orang-orang tangguh untuk menghadapi para perampok dan pengganggu.Amon meminta bayaran di muka. 20 ribu Zeni. Untuk dua orang. Dia dan Kinan. Lalu besoknya Kinan, Amon dan tiga orang pendekar bayaran lainnya mengawal kereta kuda menuju kota seberang.Kuda mereka menapak perlahan. Amon melemparkan kantong minumnya pada Kinan, dan Kinan menangkapnya lalu meminumnya, dan ketika rombongan tersebut sampai di kaki bukit, segerombol orang menyergap.Semua orang-orang tersebut mengenakan cadar, ilmu silat mereka tidak sembarang. Itu adalah gerombolan perampok merah. Gerombolan yan
Amon menyipit, “ternyata, aku tidak sangka, kupikir ini dusun biasa, ternyata sarang perampok!”“Hahahaha! Tentu saja, apa kau pikir tempat terpencil ini sebuah desa seperti surga!!” kepala desa maju, sekarang mereka semua sudah menunjukkan wujud aslinya. Para perampok merah.“Kalian, perampok yang merampok kami beberapa hari yang lalu?!” tanya Amon.“ya…… awalnya kami tidak tertarik mengejar kalian, tapi pedang yang kamu bawa, itu barang langka. Kami menginginkannya!” seru kepala desa.Amon mengeluarkan pedangnya, lalu memutar-mutar, “ambil sendiri kalau berani!!” seru Amon.Lalu beberapa orang meloncat. Terjadi perkelahian. Amon berhasil membunuh beberapa orang, dan sisanya kesulitan melawan Amon. Sang kepala desa memberi isyarat. Satu orang keluar sambil menjinjing Kinan yang terlelap.“berhenti!” sentak kepala desa, sekarang tangannya mencengkram pisau
kembali pada perjalanan Kinan bersama seorang pemuda bernama Bixi. ditengah kerusuhan di kedai makan, dimana para pendekar menyerangnya. Bixi dengan sigap mengapai Kinan. menangkap pingggan gadis itu, melingkarkannya dan mengepit tubuh gadis itu dalam dekapannya sebelum melompat menerobos atap kedai yang terbuat dari rumbia.Para pendekar putih yang sudah mengepung mereka langsung mengejar keluar kedai. pintu dihantam oleh pedang mereka hingga terburai hancur. setelah berasil berada diluar, para pendekar melompat dengan ilmu meringankan tubuh mereka dan naik ke atap. Bixi yang melihat dirinya dikepung dari segala penjuru malah seolah senang, lalu dengan lagak pamer pamuda misterius itu segera melompat lebih tinggi dari para pengejar dan berlari. melihat Bixi berlari, pendekar pendekar putih tersebut segera mengejar. salah satunya berteriak memberi aba-aba."Kejar orang sesat itu!!!" teriak salah satunya yang diikuti dengan gerakan cepat mengejar Bixi.Tapi usaha