kakek tersebut tersenyum, “Amon itu, Dia agak-agak tidak peduli dengan orang lain. Ketika tadi di depan gerbang, dia mati-matian melindungimu dari seranganku. Padahal kalau orang lain, dia tidak akan peduli… aku jadi penasaran seperti apa wanita yang bisa membuatnya seperti itu…” lalu kakek tersebut memandang Limey sambil tersenyum, “Mata yang indah, siapa namamu nak?”
“Limey," jawab Limey, kemudian dia menatap kakek tersebut, sedikit ragu, tapi akhirnya ikut bertanya juga, "Maaf kalau boleh tahu, kakek siapanya Amon?”
“Aku—hohoho, kita belum berkenalan ya. Namaku Altis, itu namaku di masa lalu, orang-orang sekarang lebih suka menyebutku kaisar…”
“Kaisar?” Limey mengernyitkan keningnya, “orang yang menyandang nama Kaisar di ranah sembilan ini hanya satu orang. Dia adalah kaisar langit. Apa anda kaisar langit?” mata Limey membulat terkejut. siapa sangka, dihadapanny
“Gadis kecil, kau pasti bukan orang dari dunia ini?!” tanya kaisar langit, yang membuat Limey tercengang. Bagaimana mungkin orang ini tahu. Apa terlihat jelas? kalau hanya karena warna matanya, bahkan Amon saja tidak mencurigai hal tersebut, tapi lelaki tua ini...“Kenapa anda berkata begitu?” tanya Limey dengan hati-hati.Kaisar langit mengais-ngais jenggotnya senyumnya terlihat lembut, seolah dia memahami perasaan Limey yang waspada. “Kau tahu Nak, di dunia ini tidak pernah ada seseorang yang memiliki mata berwarna biru.” terang Kaisar Langit.“Tapi, saya memilikinya…” jawab Limey. "Dunia ini luas, jadi pasti ada satu atau dua orang yang memilikinya bukan," ucap Limey lagi.“Itu semakin mengukuhkan bahwa kau bukan orang dari tempat ini.” terang Kaisar langit. “Dahulu, ada juga seseorang yang pernah mengaku bukan dari dunia ini. Seorang jenius yang luar biasa.” Kaisar langit m
keduanya jadi diam. Hanya suara gemericik api yang kini tertinggal. Daging yang Limey bakar sudah matang. Limey menyodorkannya pada Amon. Amon menerima dan memakannya. Lalu kemudian terdengar suara keras yang dikirim dengan imdok. “Amon!!! Kau ada di dalam—aku kakak seperguruanmu hendak bertemu!!” seru suara tersebut. Amon berdiri, dan Limey pun ikut berdiri. “siapa?” tanya Limey. “kakak tertua. Bixi!” “Kau terlihat tidak suka?” “aku tidak pernah suka dengan semua saudara seperguruanku. Semuanya gila!” “tidak disahuti?” Amon diam saja. Dia merasa sangat terganggu menerima kunjungan. Dari dulu Amon tidak pernah akur dengan semua kakak seperguruannya. Di antara semua kakak seperguruannya, dialah yang paling lemah. Suara lewat imdok dikirim kembali, Amon tidak menyahuti. Lalu mendadak seseorang berjalan dengan tenangnya masuk ke dalam hutan. "Amon, kau dengar! aku kakak tertuamua!" Limey men
“Tidak mungkin!” seru Gillian, “kalau pun ada, dia harusnya sudah menjadi tumpukan mayat seperti yang di ujung sana!” tunjuk Gillian pada sebuah kabut tebal. Sion mencoba melihat ke arah yang ditunjuk Gillian, tidak melihat apa-apa. lalu berjalan mendekat, dan terperanjat karena tampak tulang belulang orang yang mati. “Korbannya pasti akan diletakkan di depan gerbang begitu saja. Kalau di depan gerbang tidak ada siapa-siapa, itu tandanya, Limey tidak pernah masuk kemari. Merope tidak akan pernah membiarkan siapa pun masuk ke dalam wilayahnya dengan bebas, kecuali Valta!” terang Gillian. dalam ingatannya terbayang bahwa gerbang ini merupakan gerbang yang pernah sangat disukainya dan dia selalu menyempatkan waktu berkunjung. tapi waktu telah mengubah semua itu, gerbang ini menjadi gerbang yang dibencinya. “Kau tidak termasuk?” Sion bertanya heran, membuat wajah Gillian memerah. masa lalu yang ingin dikuburnya seolah menyeruak keluar, membuat perasaan Gillian tidak nyam
Karena kabut yang begitu pekat, Gillian dan Sion berjalan saling berdekatan. di sisi lain, Amon, Bixi dan Limey sudah sampai di depan gerbang Valta. gerbang sejuta jebakan. ketiganya berdiri di depan gerbang."Hei Adik ke empat, coba kau masuk ke dalam gerbang Valta. aku ingin melihat sampai di mana kemampuan Imdokmu berkembang." ucap Bixi seolah menantang.Amon yang mendengar tantangan tersebut langsung saja mimiknya memerah. dia sempat melirik ke arah Limey. AMon tahu, saat ini dia tengah dipermalukan oleh kakak seperguruannya. harga diri Amon yang tinggi membuat dia merasa kesal, "Kakak, kau mengujiku?""Jangan marah Dik, aku hanya ingin tahu kemampuanmu itu. diantara lima gerbang, hanya dua gerbang yang paling sulit dimasuki. gerbang Valta dan gerbang Merope. padahal dulu Merope sangat manis, tidak susah. namun sejak dia dekat dengan Valta, gerbangnya pun menjadi penuh rahasia." ucap Bixi seolah hendak menjelaskan."Apakah
"kakak terlalu berprasangka. itu hanya pedang biasa, ditempa oleh pembuat pedang dari desa. bukan sesuatu yang luar biasa." elak Amon sambil berusaha mengambil pedang itu kembali.Bixi segera berkelit, lalu kemudian dia menatap lagi ke arah Amon, "Adik, aku paling tidak suka dibohongi!" ujarnya dengan tatapan seolah memaksa."Aku serius,itu hanya pedang tua dari seorang pembuat pedang di desa. dia memiliki barang rongsongan di salah satu gudangnya. karena benda itu benda gagal, maka aku membelinya dengan harga murah!" seru Amon berusaha mengambil kembali pedangnya."Kalau yang kau katakan benar, berarti kau tidak keberatan benda ini menjadi milikku bukan. toh, hanya barang rongsokan tua!" ucap Bixi yang langsung melempar pedang itu ke tangannya yang lain. seolah pedang itu tidak berharga dan bisa dipermainkan sesuka hati.Wajah Amon menjadi berubah, sesaat dia tampak marah dan tidak suka dengan
"Bagaimana kau tahu?" tanya Amon dengan terperangah.Bixi menatap Amon dengan wajah seolah mengejeknya, dengan senyum menyeringai Bixi berkata, "Itu terlihat sekali dimataku. mungkin kau tidak menyadarinya, tapi aku yang dibesarkan oleh guru langsung tahu perlakukannya padamu istimewa. karena penasaran aku mencari tahu, dan sempat mencuri dengar ketika kau bertengkar dengan kakek tua itu karena merasa kesal oleh pelatihan berat guru." terang Bixi dengan santai, seolah-olah hal itu adalah sesuatu yang sudah lama dia ketahui.Amon menghela napas, "Apa kakak yang lain tahu?" tanya Amon merasa was-was. Selama ini dia telah begitu berusaha menutupi tentang hubungannya dengan sang kaisar langit.Bixi mengangkat bahunya, "AKu tidak tahu kalau orang lain. karena kau tahu, semua kakak-kakakmu itu sulit berinteraksi." ucap Bixi santai."Pedang itu warisan ayahku. ayah menitipkan pada kakek sebelum meninggal. jadi pedang itu bukan milik kakek, tapi dari awal memang
Amon terperanjat, sekian detik. Otaknya sulit memproses serangan tersebut, pemuda itu berada dalam dilematik, menendang ujung pedang itu, maka pedang hanya bergeser sedikit, yang pasti akan melukai Limey yang masih pingsan dan berada dalam dekapannya. Melepas limey dan menggunakan imdok untuk menangkis, Limey akan terjatuh, dan itu akan menyakiti Limey.Amon memilih untuk melengkungkan badannya ke belakang, menghindari pedang yang begitu deras menuju dirinya. Pedang melewati dirinya, hanya seukuran tinggi kelingking. Lalu, pedang itu menghantam sesuatu di belakang.sebuah suara seperti tercekik, Amon langsung bergegas menengok, dia melihat seorang lelaki, dengan wajah separuh rusak tergantung di batang pohon. dadanya tertembus pedang buntung itu. Anehnya, manusia yang dadanya sudah ditembus oleh pedang itu masih bergerak-gerak. Tangan dan kakinya bergerak berusaha melepaskan diri. Sesuatu mengalir dari bekas tusukan pedang yang masih menancap. bukan darah, tapi cairan
"Kau yakin kau meletakkan gadis itu disini?!" tanya Bixi memastikan."Bagaimana aku bisa lupa dimana aku meletakkan dia. dia kuletakkan disini, agar terhindar dari kepungan orang-orang aneh itu!"seru Amon dengan wajah panik."Mungkin dia sudah sadar, lalu berjalan ke sisi lain!" tukas Bixi.Amon segera berlari ke sisi samping, dia mendapati warna putih dimana-mana, tapi sejauh matanya memandang, Limey tidak terlihat.Amon bergegas kembali ke arah Bixi yang masih menunggunya di depan pintu gerbang Valta."Tidak ada!" keluhnya dengan kecewa sekaligus cemas.Bixi menarik napas, perasaannya sedikit tidak nyaman. Selama ini Bixi tidak pernah mencampuri segala hal yang berhubungan dengan adik-adik seperguruannya. Tidak dengan kisah cinta Gillian pada Merope, tidak dengan Amon yang melarikan diri dari perguruan lembah iblis, ataupun pada tindakan Merope di pertemuan delapan perguruan. Prinsip Bixi adalah bersikap tenang, tidak perlu melakukan perse