“Eiiitttt...Ada apa ini kok ramai sekali berkumpul di sini?”, muncul lagi seorang gadis berpakaian hijau yang langsung menghampiri mereka
“Kak Isyana kebetulan sekali tadi kakek lagi tanyain kak Isyana kapan lagi ke Hutan?, lanjut gadis ini lagi ke arah perempuan yang disebut kaak cantik oleh Kumalasari.
Kumalasari terperangah mendengar gadis berbaju hijau ini memanggil kaka cantik itu Isyana. “Kakak cantik ini ternyata kak Isyana ya yang jago pedang?”, tanyanya lagi memastikan
“Hehehe..Kalau adik cantik ini sebenarnya siapanya Candaka?”, tanya Isyana lagi dengan ramahnya sambil tertawa pelan
Kumalasari hanya tersenyum tersipu-sipu mendengar pertanyaan Isyana. Dia tidak tahu harus menjawab apa karena dia sendiri masih tidak yakin dengan perasaan Candaka padanya, apalagi setelah lama tidak bertemu alih-alih memeluk atau gembira, malahan kayak orang asing saja. Tidak ada reaksi apapun, malahan marah-marah terus tida
Tidak sulit bagi Ki Wicaksono menafsir mimpi-mimpi Candaka karena dia sudah berpengalaman dengan mimpi-mimpi yang pernah didapatkannya. Begitu Candaka menceritakan mimpi-mimpinya, Ki Wicaksono langsung tahu lokasi mimpi Candaka.“Itu kamu berada di Gurun Terkutuk. Disebut demikian karena di gurun ini tidak ada makhluk hidup apapun, Hanya ada mayat-mayat hidup yang umurnya mungkin sudah ribuan tahun”, kata Ki Wicaksono menjelaskan“Jadi benar ya kek, ada mayat hidup di sana? Kirainn cuman dalam mimpi aku saja”, tanya Candaka lagi“Iya mayat hidup itu beneran ada di gurun itu. Mayat-mayat hidup ini dahulu adalah makhluk-makhluk penghuni Gurun Terkutuk ini yang dahulu merupakan tempat yang indah sebelum Naga Hitam datang dan menghancurkan semuanya”“Bagaimana cara ke sana kek. Aku sudah cari di peta yang ada di Lembah Naga tapi Gurun Terkutuk tidak pernah ada di peta kek”, tanya Candaka“Memang disengaja cucuku biar tidak ada manusia ataupun Naga yang pergi ke sana. Kono
Candaka dan Gayatri tampak duduk berduaan dengan nyala api unggun yang dibuat Gayatri mengusir dinginnya malam. Terlihat mereka serasi sekali sebagai pasangan kekasih. Kalau benar Gayatri adalah anak dari Bagaskara, berarti dia tidak bersaudara dengan Candaka, jadi sangat memungkinkan jika mereka berjodoh sebagai pasangan kekasih.Tapi sayangnya gadis ini sudah punya tambatan hati yaitu Bagaskara yang sangat dicintainya. Gayatri merasa punya hubungan khusus dengan pendekar sakti ini, sehingga ditafsirkan olehnya sebagai cinta. Padahal hubungan itu adalah hubungan antara ayah dan anak. Karena sudah lama tidak melihat Bagaskara lagi, gayatri perlahan-lahan mulai melupakan pria yang dicintainya ini. “Aku harus melanjutkan hidup. Banyak pria-pria di luar sana yang menyukaiku. Lagian Tuan Bagaskara sudah mempunyai istri. Tidak mungkin lagi akau bisa bersamanya”, pikirnyaKarena sering bertemu Candaka, lambat laun gadis ini mulai tertarik dengan sikapnya yang urakan
“Tuh kakek sudah bangun..Kakak sama kakek dahulu ya..Yatri mau ke desa beli sayuran..Kakak mau makan di sini tidak?”, tanya GayatriCandaka terkesima melihat perilaku Gayatri yang sama sekali berubah dari sebelumnya pasca mereka bersama semalaman. “Mau Yatri..Kamu bisa masak juga ya?”“Bisalah kak..Kalau ga bisa masak, mana ada yan mau jadiin Yatri istri nantinya”, kata gadis ini sambil tersenyum kepada CandakaHufffhhhCandaka menarik nafas dalam-dalam. Mau rasanya dia menjadikan Gayatri istrinya sekarang juga dan membawanya kembali ke ibukota untuk melupakan segala masalah yang selalu merongrong pikirannya selama ini. Cuman pasti banyak larangan yang akan ditemuinya terutama dari Ki Wicaksono, karena masih menganggap mereka sedarah dan pada masa itu masih tabu di kalangan masyarakat kalau masih bersaudara punya hubungan khusus, apalagi sampai menjadi suami istri.“Yatri jalan dulu ya kak..”, kata gadis
Ki Wicaksono memutuskan untuk menunjukkan jalan ke Gurun Terkutuk. Tentu saja ini mendapat tentangan keras dari Gayatri karena menganggap kakeknya belum sehat betul untuk melakukan perjalanan yang berbahaya. Tapi keputusan Ki Wicaksono sudah bulat, jadi gadis ini hanya pasrah saja berharap kakeknya bisa pulang dengan selamat.“Kak Candaka jaga kakek baik-baik ya..Kakek satu-satunya keluargaku yang masih hidup. Aku tidak mau beliau celaka”, pinta Gayatri pada Candaka“Aku juga tidak mau kakek mengantar aku ke sana, tapi kamu tahu sendiri kan kakek itu keras kepala. Aku janji akan bawa kakek pulang dengan selamat”“Kek..Yatri ikut saja ya antar kak Candaka ke Gurun Terkutuk? Kan lebih banyak orang lebih baik kek..”, Gayatri berusaha membujuk kakeknya agar diberi ijin untuk turut sertaKi Wicaksono tidak bergeming dan tetap dengan keputusannya mengantar Candaka sendirian ke sana. “Kamu jaga pondokan saja Yatri..kakek tidak l
“Kita jangan masuk ke dalam perkampungan ini, terlalu berbahaya”, bisik Ki Wicaksono“Memangnya ada apa di dalam perkampungan ini kek..Kok kakek misterius sekali”, kata Candaka sambil bergerak menimbulkan suara gemerisik“Kamu jangan terlalu banyak bergerak. Makhluk-makhluk di dalam perkampungan ini membaca gerakan tubuh, tapi mereka tidak bisa melihat”, kata-kata Ki Wicaksono makin misterius membuat Candaka penasaranAda apa sebenarnya di dalam perkampungan ini. Kenapa pendekar sakti sehebat Ki Wicaksono juga merasa khawatir dengan penghuni perkampungan ini? Kenapa juga mereka tidak memberanikan diri untuk masuk ke dalam perkampungan ini? Berbagai pertanyaan dalam benak Candaka. Tapi dia tidak bisa berlama-lama karena KI Wicaksono mulai bergerak perlahan memutari perkampungan ini dari arah luar.“Kita bergerak perlahan saja. Ada jalan di samping tembok bambu perkampungan ini yang menuju ke Gurun Terkutuk. Kita bisa
Gerakan-gerakan silat Ki Wicaksono sangat indah dilihat, bagaikan menari meliuk-liuk Naga Putih ini menerkam setiap tengkorak hidup yang ada hingga hancur berantakan. “Hebatnya jurus Naga Menari ini. Semoga nanti aku mendapatkan jurus yang cocok denganku dan lebih hebat dari jurus kakek”. Candaka terus melihat kakeknya menyingkirkan ratusan bahkan ribuan tengkorak hidup yang terus muncul tanpa tersisa lagi. “Kakek cuman bisa antar kamu sampai di sini saja cu. Selebihnya kamu harus urus sendiri masalah Kitab Naga ini”, kata Ki Wicaksono setelah membereskan seluruh penjaga kuil ini. “Kenapa kakek tidak ikut dengan aku mencari kitab naga ini?”, tanya Candaka polos “Kitab Naga harus dicari dengan upaya Anak Naga sendiri. Sebenarnya kakek membantumu ini sudah suatu kesalahan yang harus kakek tanggung nantinya”, jelas Ki Wicaksono “Kakek yakin kamu akan menemukan jalan untuk menemukan Kitab Naga Putih ini dan memepelajarinya lebih baik dari kakek”,
Candaka masih merasakan badannya yang lemas tidak bertenaga saat berusaha bangkit dari tempat tidurnya. “Kenapa aku berada di tempat tidur? Tempat apa ini? Bukannya tadi aku pingsan di kuil naga? Kok bisa ada di sini ya?”. Pertanyaan-pertanyaan muncul dalam benaknya.Kepalanya masih merasa pusing saat berusaha bangkit. Matanya mulai melihat sekeliling ruangan tempatnya berada. Makanan dan minuman tersedia di meja dekat tempat tidurnya, tapi Candaka belum berani menyentuhnya karena tempat ini masih sangat asing baginya.Setelah beberapa lama kesadarannya mulai pulih kembali. Pakaiannya sudah tidak dekil lagi dan diganti pakaian warna biru yang sangat rapi membungkus tubuhnya. Perlahan-lahan dia memberanikan diri membuka pintu kamar.Apa yang dilihatnya membuat dirinya takjub dan tidak habis pikir dengan keindahan yang terpampang di depan matanya. “Apa aku sudah berada di surga ya?”, pikirnyaDia berada di sebuah kota atau desa yang indah de
Desa 9 Naga adalah desa kuno yang merupakan awal peradaban naga-naga yang kemudian berekspansi meluaskan kekuasaannya ke dunia manusia. Desa ini awalnya dipimpin oleh leluhur naga yang disebut Draken. Naga yang sangat sakti tanpa tanding pada masa itu, Saat Draken menemukan jalur masuk ke alam manusia yang berbeda dengan alam naga nya dia tertarik untuk hidup berdampingan dengan manusia. Draken lah yang menciptakan 9 Naga yang hidup di Kota 9 Naga saat itu serta salah satu naga terkuat yang gagal diciptakan dan merasa terbuang yaitu Naga Hitam.Draken sendiri memilih hidup di desa kuno ini. Kesembilan naga inilah yang diutus untuk mendamaikan wilayah Kamndaria saat itu yang masih merupakan alam liar tidak terurus. Draken memilih manusia sebagai kasta tertinggi yang hidupnya berdampingan dengan naga untuk memimpin keseluruhan makhluk yang ada di wilayah Kamandaria. Sayangnya rencananya tidak berjalan mulus dengan banyaknya pemberontakan yang dilakukan makhluk-makhluk lainnya yang