Terlahir kembali menjadi tokoh antagonis? Chlora menyadari bahwa dirinya telah terlahir kembali saat dia berumur tiga tahun. Chlora akui, tidak ada yang salah dengan kehidupannya kali ini. Ia merupakan putri dari Marquess Beasley yang kaya. Tapi, Chlora menyadari bahwa dia terlahir menjadi seorang antagonis dalam novel berjudul 'Bunga dan Cinta'. Sejak saat itu, Chlora tahu apa yang harus ia lakukan, menjauhi kedua tokoh utama, dan sang antagonis yang menghancurkan keluarganya, Virion. Chlora memegang pundak Cithrel. "Tidak apa-apa, Cithrel. Ini memang bukan kesalahanmu. Tapi sayangnya aku tetap tidak menyukai warna rambutmu. Apakah ingin aku beri tahu bagaimana cara agar aku menyukai warna rambutmu?" "Bagaimana caranya, Chlora? Aku tidak ingin kau membenciku!" ucap Cithrel. Tatapan mata Chlora menjadi dingin dan Cithrel terkejut melihat tatapan itu. "Jangan pernah muncul di hadapanku lagi. Jujur saja, aku tidak menyukai kalian semua kecuali Zoey. Aku muak berbicara dengan kalian." Cithrel, Shelia, dan Michael terkejut mendengar hal itu. Chlora tersenyum manis. "Jadi, bisakah kalian pergi, dan jangan muncul lagi di hadapanku?"
View MoreChlora memegang kepalanya yang berdenyut-denyut. Chlora sadar bahwa ia sering bertingkah seolah dia sudah dewasa padahal dia masih berumur tiga tahun. Beberapa hari yang lalu, tiba-tiba serentetan ingatan masuk ke dalam tubuh Chlora, dan ia menyadari bahwa ia telah bereinkarnasi.
Baik, Chlora tidak masalah apabila ia bereinkarnasi. Ia memiliki orang tua yang baik, seorang bangsawan yang kaya, juga kehidupan yang sangat baik. Sampai di sana, tidak ada masalah dengan hidup Chlora. Tapi, Chlora terlahir kembali menjadi tokoh antagonis dalam novel ‘Bunga dan Cinta’.
Chlora akan mati dibunuh oleh tunangannya sendiri, yaitu Cithrel, karena meracuni Shelia. Tentu saja, Cithrel mencintai Shelia setengah mati. Tidak ada kata maaf bagi orang yang mencoba menyakiti Shelia.
“Nona, apakah nona tidak apa-apa?”
Chlora menggeleng. “Aku tidak apa-apa. Bisakah kau meninggalkanku? Aku sedang ingin sendiri.”
Pengasuh Chlora mengangguk dan keluar dari kamar Chlora. Chlora mengacak-acak rambutnya yang berwarna platinum blonde. Chlora meraih kertas dan pena dan segera menulis apa saja yang akan terjadi di dalam buku itu.
“Sial, aku akan meninggal saat aku berusia dua puluh tahun. Bahkan di kehidupan sebelumnya saja aku hidup sampai usia dua puluh lima tahun,” keluh Chlora.
Chlora mendesah. “Tapi aku masih mempunyai waktu selama tujuh belas tahun untuk menghindari hal itu. Itu waktu yang lebih dari cukup.”
“Pertama, kita harus menghindari tokoh utama dalam cerita ini, yaitu Shelia dan Cithrel.”
Chlora mencoba mengingat-ingat lagi teman Chlora dari buku. “Ah! Chlora memiliki teman yang bernama Zoey dan dia adalah penyihir! Dia akan menjadi teman yang baik.”
“Ah, Cithrel sangat bodoh karena menyia-nyiakan Chlora. Padahal gadis itu sangatlah pintar dan menarik. Lihatlah! Bahkan kekayaan yang dimiliki Chlora tidak main-main. Memang cinta itu buta, dan aku benci hal itu.”
“Chlora, teman-temanmu sudah datang. Cepat pergi dan sapa mereka,” ucap Violet, ibu Chlora.
Chlora mendelik. “Astaga! Beberapa minggu lalu aku malah bermain-main dengan tokoh utama! Baiklah, aku harus membuat mereka membenciku.”
Chlora berjalan dengan anggun ke ruang pertemuan dan melihat teman-temannya di sana. Ada Shelia, Cithrel, Michael, dan Zoey. Chlora tersenyum senang ketika melihat Zoey namun senyumnya itu menghilang ketika melihat Shelia dan Cithrel.
Dengan senyum penuh kepalsuan, Chlora menyapa mereka. “Hai! Aku rasa sudah sangat lama sejak kita bertemu bukan?”
Shelia mengangguk semangat. “Aku sangat merindukanmu, Chlora!”
“Like i care, duh,” gumam Chlora.
“Kau berbicara apa, Chlora? Ah! Apakah kalian ingin melanjutkan permainan minggu lalu?” tanya Cithrel.
“Bukan apa-apa, ayo kita lanjutkan permainan minggu lalu.” ucap Chlora datar.
Michael langsung menyusun jenga. Mereka menentukan urutannya dan memulai permainan. Chlora menatap jenga itu dengan datar. Sebagai jiwa berumur dua puluh lima tahun dalam tubuh berumur tiga tahun, tentu saja ini sangat membosankan.
“Apakah kalian tahu, adikku akhirnya bisa berjalan! Aku sangat bangga dengannya!” ucap Michael semangat.
Zoey mengangguk kecil. “Kau pasti bangga dengannya. Kau adalah kakak yang baik.”
Chlora mengambil balok itu dengan lihai. Tentu saja, ia bisa sepandai itu. Pengalaman di kehidupan sebelumnya sangat membantunya. Jelas terlihat bahwa Chlora berbeda level dengan anak-anak berusia umur tiga tahun.
Jenga itu roboh ketika sudah kehilangan keseimbangannya. Chlora menguap dan melamun. Entah untuk apa para orang tua itu mengadakan pertemuan seperti ini untuk anak-anak mereka. Chlora merasa ini hanya membuang-buang waktunya saja.
“Ah aku lapar, bagaimana jika kita makan terlebih dahulu?” ajak Shelia.
Mereka berlima duduk di kursi yang tidak terlalu tinggi itu dan memakan kue kering yang disediakan. Saat Shelia mengambil tehnya, dengan sengaja Chlora menyenggol bahu Shelia sehingga teh itu terjatuh ke gaun Shelia.
Chlora memulai actingnya. “Astaga! Shelia, maafkan aku! Aku akan memanggil pelayan untuk membersihkan ini!”
Pelayan yang berada di luar ruangan langsung membantu Shelia untuk mengganti bajunya. Chlora tersenyum licik melihat hal itu. “Sorry not sorry.”
Cithrel, Michael, dan Zoey menatap Chlora. Tentu saja mereka sudah sering mendengar kata-kata aneh Chlora. Walaupun masih berumur tiga tahun, tapi Chlora sangat pandai dalam berbahasa asing.
Menyadari tatapan teman-temannya, Chlora tersenyum. “Ah! Sebaiknya kita melanjutkan acara makan kita. Aku yakin Shelia akan kembali sebentar lagi.”
Zoey mengangguk. “Ah, Chlora. Aku sangat menyukai gaunmu. Di mana kau membelinya?”
“Aku membelinya di butik Valeria. Kau tahu bukan?” jawab Chlora dan Zoey mengangguk.
Chlora melirik Michael dan Cithrel yang sedang mengobrol. Ah, masa bodo.
Shelia kembali dengan gaun berwarna cerah. Wajahnya terlihat sangat cerah. “Chlora, aku sangat menyukai baju ini. Di mana kau membelinya? Aku juga menginginkan baju ini!”
“Itu baju edisi terbatas. Aku rasa harganya sekitar dua ribu koin. Ah, apakah itu cukup mahal untukmu? Jika kau menginginkan gaun itu kau boleh mengambilnya,” Chlora berhasil membuat harga diri Shelia terjatuh.
Tentu saja, memang keluarga Shelia yang paling miskin di antara keluarga lain. Chlora sangat yakin bahwa ia sangat pandai membuat hati orang terluka mengingat ia mempunyai mulut yang sangat pedas.
Shelia menunduk. “Benarkah? Orang tuaku sedang tidak mempunyai uang..”
Chlora tersenyum miring. “Benar. Aku bisa membeli baju seperti itu sebanyak satu lusin. Kehilangan satu baju tidak akan berpengaruh dalam ekonomi keluargaku.”
“Chlora, kau ini baik sekali. Kau memberikan gaunmu yang merupakan edisi terbatas kepada Shelia karena kau tahu orang tua Shelia sedang tidak memiliki uang,” puji Michael.
Chlora menahan tawanya. Tentu saja tidak akan ada yang menyadari bahwa ia sedang menginjak harga diri gadis itu habis-habisan. Jika saja membunuh Shelia dan Cithrel bisa ia lakukan. Sudah lama ia akan melakukan itu.
Cithrel menatap wajah Chlora dengan tatapan terpesona. “Chlora, aku sangat menyukai warna rambutmu. Jika aku melihat rambutmu maka aku akan teringat pada musim semi.”
“Oh ya? Terima kasih. Rambutmu juga sangat unik, Cithrel. Aku tidak pernah melihat rambut yang berwarna hijau. Rambutmu mengingatkanku pada katak, dan kau tahu? Aku sangat membenci makhluk menjijikkan itu,” ucap Chlora sambil tersenyum tanpa rasa bersalah.
Mata Cithrel berkaca-kaca mendengar hal itu. “Benarkah? Maaf jika warna rambutku mengingatkanmu pada hal yang kau benci, Chlora,” ucap Cithrel sedih.
Chlora berdecih di dalam hatinya. Ia tidak akan pernah melupakan perjuangan Chlora di dalam novel. Gadis itu berusaha keras agar ia bisa mendapat perhatian Cithrel, tapi yang dilakukan laki-laki itu hanyalah menempel seperti lintah pada Shelia.
Chlora memegang pundak Cithrel. “Tidak apa-apa, Cithrel. Ini memang bukan kesalahanmu. Tapi sayangnya aku tetap tidak menyukai warna rambutmu. Apakah ingin aku beri tahu bagaimana cara agar aku menyukai warna rambutmu?”
“Bagaimana caranya, Chlora? Aku tidak ingin kau membenciku!” ucap Cithrel.
Tatapan mata Chlora menjadi dingin dan Cithrel terkejut melihat tatapan itu. “Jangan pernah muncul di hadapanku lagi. Jujur saja, aku tidak menyukai kalian semua kecuali Zoey. Aku muak berbicara dengan kalian.”
Cithrel, Shelia, dan Michael terkejut mendengar hal itu.
Chlora tersenyum manis. “Jadi, bisakah kalian pergi, dan jangan muncul lagi di hadapanku?”
Chlora menatap bayi laki-laki yang memiliki rambut hitam kebiruan dan mata kuning sepertinya. Bayi yang bernama Ascal itu menatap ibunya dengan lugu dan membuat Chlora tertawa. Chlora terus bermain dengan Ascal.Virion menatap dua orang yang disayanginya itu. “Setelah Ascal lahir kau terus memperhatikannya. Aku jadi ingin menjadi Ascal,” gerutunya.Chlora menepuk kepalanya. “Kau sudah berusia dua puluh enam tahun, Rion! Kau seharusnya mengalah dengan anakmu sendiri. Lagi pula aku mencintai kalian berdua.”Virion mengambil Ascal dan Ascal menatap ayahnya dengan bingung. Virion menyipitkan matanya dan mendesah pelan. “Sial, aku juga terjebak dalam pesona bayi ini. Bagaimana bisa dia selucu ini? Aku ingin mencubit pipinya.”“Jangan! Nanti Ascal menangis. Jika Ascal menangis kau yang akan mengurusnya, Rion. Kau tahu dia itu sulit berhenti menangis,” ancam Chlora.“Iya-iya, lagi pula aku adalah seorang ayah. Aku tidak ingin melakukan kesalahan yang sama seperti ayahku dulu. Aku sangat menc
Chlora membaca data penghasilan dan pengeluaran kastel Carneiros. Memang jumlahnya lebih sedikit daripada kastel Beasley, tapi itu adalah jumlah normal untuk kastel lain. Chlora kemudian melihat data jumlah pelayan dan ksatria yang ada di kastel ini.“Ternyata jumlah ksatrianya lebih banyak dari pada keluargaku,” ucap Chlora tanpa sadar.Virion mengangguk. “Aku sudah diangkat menjadi panglima kekaisaran setahun yang lalu. Tentu saja jumlah ksatriaku lebih banyak dari pada keluargamu.”“Ah, aku belum pernah melihat dengan jelas kemampuan berpedangmu. Pasti sudah jauh lebih baik dari pada saat kita di akademi, bukan?” tanya Chlora.Virion terkekeh. “Ya, aku tidak mungkin mengandalkan kekuatan iblisku di setiap kesempatan, aku juga harus bisa menggunakan pedang. Apa lagi aku memiliki Lazarus.”Chlora tersentak. “Ah, aku tidak pernah mendengarnya berbicara lagi setelah ia mengucapkan selamat atas pernikahan kita. Apakah wajar jika dia seperti itu?”“Mana mungkin. Dia jauh lebih cerewet da
Chlora memejamkan matanya karena kelelahan. Ia tahu jika persiapan pernikahan akan seperti itu, tapi tetap saja dia terkejut. Chlora memandang gaun berwarna putih yang sedang ia pakai. Beberapa jam lagi, pernikahannya dengan Virion akan dimulai.“Kak, aku masih tidak menyangka kakak akan menikah dengan orang itu,” ucap Alwin.Chlora tertawa kecil. “Kenapa kau tidak terima sekali jika kakakmu ini akan menikah?”Alwin mengangkat bahunya. “Entahlah, bagiku tidak ada laki-laki yang pantas untuk kakak. Kakak terlalu sempurna untuk mereka semua.”“Ayo lah, aku tidak sempurna. Lagi pula Virion sudah sangat hebat dibandingkan laki-laki lain. Memangnya kau mau jika aku menikah dengan Zephyr?” tanya Chlora.Alwin mendelik dan menggeleng kencang. “Lebih baik kakak bersama Virion saja, juga apa yang bisa diharapkan dari orang yang telah meninggal?”“Alwin, kau akan tetap menjadi adik yang aku sayangi seumur hidupku. Kau mungkin tidak bisa membayangkan bagaimana rasa sayangku padamu,” ucap Chlora
Chlora menatap tumpukan kertas di hadapannya dan mendesah kasar. Dia mendapat posisi yang lumayan penting di kekaisaran dan menyebabkan tugasnya semakin banyak. Tapi itu masih lebih baik dari pada ia hanya menghabiskan waktunya di rumah.Chlora mengerjakan tugas-tugas itu dan bekerja hingga sore hari. Ia pulang ke kastel Beasley dengan tubuh yang sudah sangat lelah. “Astaga, setelah aku menikah aku akan segera menyerahkan surat pengunduran diri. Aku bisa gila jika bekerja di sana selamanya.”Chlora segera membersihkan dirinya dan merebahkan badannya di ranjang. “Aku sudah bekerja di kekaisaran selama setahun, dan Zoey kini sedang mengandung anak pertamanya. Lalu Shelia sedang fokus mengurus toko makanannya. Apakah tidak ada yang bisa aku ajak bicara?”“Kau melupakanku? Padahal kita sudah lama bertunangan, hiks.” Chlora memutar matanya ketika melihat Virion. “Hei, kau kira aku tidak tahu pekerjaanmu itu sangat menumpuk? Lebih baik kau pulang dan segera menyelesaikannya!”Virion duduk
Mata Chlora mendelik ketika membaca surat yang datang dari kekaisaran. “Ayah! Ibu! Alwin! Aku lolos tes pegawai kekaisaran!” Alwin hanya menoleh dan kembali membaca bukunya. “Oh, selamat.” “Hei, kau seharusnya bisa menjawab dengan lebih baik,” gerutu Chlora. “Itu bukan sesuatu yang mengejutkan. Tidak ikut tes pun kau pasti menjadi pegawai kekaisaran. Sudah banyak sekali yang menawarkanmu pekerjaan,” ucap Violet. Galan mengangguk setuju. “Mereka tidak mungkin menyia-nyiakan orang jenius sepertimu.” Chlora mendengus kesal dan kembali ke kamarnya. Kastel Beasley sangat dekat dengan kekaisaran, jadi dia tidak perlu pergi dari rumahnya lagi. Chlora menatap kertas itu dan memeluknya. “Astaga, aku masih tidak percaya aku bisa menjadi pegawai kekaisaran.” “Oh ya? Itu hal bagus. Apakah kau mau ikut denganku?” Chlora terkejut dan menoleh. Ia melihat Zoey yang memandangnya tanpa rasa bersalah. “Apa yang kau lakukan di sini? Sebentar lagi kau akan menikah, bukan?” “Ya, karena itu aku ingin
Chlora menatap Roan dengan tatapan bersalah. “Maaf karena aku sudah memanfaatkan perjamuan yang diadakan oleh keluarga Heitris untuk menjebak Zephyr.”“Tidak apa, kak. Lagi pula orang seperti Zephyr akan berbahaya jika dibiarkan begitu saja. Kita memang harus menjebaknya dengan segala cara,” jawab Roan.Zoey berdecak. “Lagi pula keluarga Diablos sudah mengganti rugi biaya gedung itu, tenang saja. Mereka harus menanggung kesalahan pewaris mereka itu.”“Benar. Biaya ganti ruginya juga cukup untuk membangun sebuah kastel baru. Aku senang ikut turut serta dalam menjebak Zephyr,” ucap Roan sambil tersenyum kecil.Chlora meringis. “Sekali lagi aku minta maaf, Roan. Aku pergi ke kelas dulu.”Chlora dan Zoey kemudian kembali ke kelas mereka dan Roan memandang mereka dengan senyuman tipis. Ia kemudian kembali ke kelasnya dan menyenggol seorang gadis berambut hitam. Mata Roan mendelik ketika melihat gadis itu, dan ia merasakan sebuah ketertarikan yang kuat saat melihat gadis itu.Chlora dan Zoe
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments