Accueil / Fantasi / Pendekar Sinting dari Laut Selatan / 70. Part 10 (Kembar Jelita)

Share

70. Part 10 (Kembar Jelita)

last update Dernière mise à jour: 2025-12-01 01:01:58

"Khuaaaaaa!"

Angon Luwak melolong. Kepalanya mendongak. Urat di lehernya menggelembung. Dia. Seperti seekor serigala luka yang melampiaskan segenap kemarahannya melalui lolongan tinggi menohok angkasa.

Udara tergempur.

Getarannya menghancur.

Lapisan luar tembok pagar pecan terhambur. Dedaunan menggelepar-gelepar, gugur. Puluhan orang harus menekan daun telinga kuat-kuat. Si nenek jelek yang sedang nangkring di dahan satu pohon pun tergetar mendengar lolongan mengerikan itu. Hidungnya kembang kempis. Hampir saja lendir dan lobang hidung dekilnya terjatuh tanpa disadari.

"Bocah Bussssssuk! Bagaimana dia bisa memiliki tenaga dalam sehebat itu sementara umurnya baru sejempol kukuku!" makinya sambil meringis-ringis.

Si pemuda sendiri tak pernah peduli pada semua itu. Dari tempatnya berpijak, dia menggenjot tubuh.

Wrrr! Tepp!

Di tepi panggung, kembali dia memacakkan kuda-kuda. Suasana mendadak dibungkam. Senyap, kebisuan yang memagut

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé

Latest chapter

  • Pendekar Sinting dari Laut Selatan   71. Part 9

    "Kau telah bersumpah dengan nama besarmu untuk tidak mencelakakan gadis ini, Nenek Terkutuk!" umpat Pendekar Sinting tajam."Aku muak dengan tingkah kalian! Cepat kau suruh pergi perawan sial itu. Atau aku akan melanggar sumpahku. Peduli setan dengan segala nama besar!"Wajah Pendekar Sinting beralih pada Tresnasari."Ku mohon, Tresna. Pergilah....""Tidak!" pekik Tresnasari. Dia berontak dari pelukan perjaka pujaannya.Pendekar Sinting sungguh tak pernah menduga hal itu. Juga tak pernah menyangka kalau Tresnasari akan bertindak nekat menghambur ke arah Perempuan Pengumpul Bangkai!"Tresnasari, jangan!" seru Pendekar Sinting, mencegah. Dia khawatir setengah mati Tresnasari akan menyerang nenek sakti aliran sesat itu. Padahal tingkat kesaktian Nini Jonggrang tak akan bisa ditandingi oleh Tresnasari. Itu artinya, Tresnasari hanya mencari celaka. Yang lebih parah, dia hanya mencari mati!Terlambat! Tresnasari telah lebih dahulu tiba di d

  • Pendekar Sinting dari Laut Selatan   71. Part 8

    “ANGON LUWAK!" Tresnasari tersadar dari pengaruh tenung hitam. Upacara gaib yang dilaksanakan Nini Jonggrang telah usai. Begitu menyaksikan pemuda pujaan hatinya, gadis itu langsung menghambur. Di peluknya Pendekar Sinting kuat-kuat."Aku takut, Angon Luwak.... Aku takut...," keluhnya di dada bidang Pendekar Sinting. Pendekar Sinting berusaha menenangkan Tresnasari dengan mengelus-elus rambutnya. Dibalasnya pelukan gadis itu, membenamkan wajah ketakutan Tresnasari ke dada bidangnya."Tenang, Tresna. Tenanglah. Tak akan terjadi apa-apa pada dirimu," ucap Pendekar Sinting, mencoba menenangkan kekasihnya"Cukup segala kecengengan kalian! Sekarang, kau harus bersiap menjadi budakku, Cah Tampan!" sentak Nini Jonggrang. Dia sudah bangkit dari silanya. Tangannya menunjuk Pendekar Sinting dengan mimik wajah tak sabar.Mendengar bentakan Nini Jonggrang, Tresnasari mengangkat kepala dari dada Pendekar Sinting. Matanya agak membelalak, menatap Pendekar Sinting

  • Pendekar Sinting dari Laut Selatan   71. Part 7

    "Hiaaa!"Dengan memompa sisa tenaga kembali, Mayangseruni berusaha melepaskan cekalan tangan si penyergap. Sebelah tangannya berusaha memapas cekalan. Tangan yang lain berkutat untuk melonggarkan cengkeraman lawan.Tanpa melepaskan tangan si gadis ayu, sang penyergap dengan amat mudah menangkap tangan Mayangseruni yang lain.Tep! Mayangseruni tak menyerah sampai di sana.Kakinya bergerak naik, hendak menanduk perut sang penyergap yang kini berhadapan dengannya. Masih dengan mudah, sang penyergap bergeser sedikit. Tendangan Mayangseruni memakan angin. Satu totokan cepat menyusul kemudian. Kejap berikutnya, tubuh Mayangseruni menjadi lunglai."Kau akan menerima ganjaran atas kelancanganmu padaku tempo hari!" dengus sang penyergap seraya membopong tubuh Mayangseruni ke atas bahu.-o0o-Ki Kusumo terus mengawasi kejadian di bawah pohon kamboja di lembah berbukit wilayah Wadaslintang. Sejak Nini Jonggrang muncul, Ki Kusumo ti

  • Pendekar Sinting dari Laut Selatan   71. Part 6

    Dengan berjalan kaki menempuh jarak teramat jauh, Mayangseruni terus berjalan. Gontai. Berulang-ulang terlihat kesan keraguan dalam langkahnya. Dia masih ragu pada keselamatan saudara kembarnya. Seragu akan keselamatan Angon Luwak. Manakala teringat permintaan Angon Luwak untuk segera ke Tanjung Karangbolong, Mayangseruni menjadi bersemangat. Langkahnya dipercepat. Tak bisa dia terus ragu untuk melanjutkan perjalanan atau kembali ke Wadaslintang. Keraguan seperti itu, toh tak akan menyelesaikan masalah.Angon Luwak benar, pikirnya dalam hati. Yang terbaik dilakukan saat itu adalah segera menemui Ki Kusumo dan Dongdongka segera. Dengan begitu, dia bisa meminta bantuan untuk Angon Luwak dan Tresnasari yang terjebak dalam permainan busuk Nini Jonggrang.Sadar akan hal itu, langkah si gadis ayu makin cepat, cepat dan kian cepat. Kemudian tampak dia berlari kecil. Sampai akhirnya dia mencoba mengandalkan ilmu lari cepatnya yang tak seberapa. Sepanjang berlari, wajahnya tak

  • Pendekar Sinting dari Laut Selatan   71. Part 5

    Bersamaan dengan itu, Tresnasari bergerak lagi. Masih dalam posisi tegak, tubuhnya yang mengapung di udara berputar perlahan begitu rupa sampai posisinya telentang lurus. Kini, yang terlihat seolah-olah gadis itu sedang tertidur di atas angin. Mengapung diam."Ghrrr...."Nini Jonggrang mulai menggeram lagi. Jari-jari tangannya bergetar makin hebat. Napasnya menanduk-nanduk udara. Dadanya tersentaksentak seperti diserang sengal hebat. Dari mulutnya, melantunlah mantera-mantera gaib yang mendirikan sekujur bulu halus di tubuh Angon Luwak. Ada dorongan tenaga magis terasa di sana. Kekuasaan angkara yang menggelegar-gelegar keluar dari alam kegelapan.Nini Jonggrang telah mengundangnya. Angon Luwak dipaksa beringsut mundur setengah tindak ke belakang. Sepanjang hayat, belum pernah dialaminya peristiwa semenggidikan itu. Seperti pernah dikatakan Ki Kusumo pada Dedengkot Sinting waktu lalu. Angon Luwak memang terlalu hijau. Mentahnya pengalaman akan menjadi satu kelem

  • Pendekar Sinting dari Laut Selatan   71. Part 4

    "Segala tingkah-lakumu, perbuatanmu, sikapmu, sepak terjang mu akan menjadi 'makanan' sukma. Setiap kali kau berbuat kebaikan, maka sukma mu menjadi bertambah hidup. Sebaliknya, setiap kali kau berbuat kebatilan, maka sukma mu menjadi kian mati. Kalau sukma mu telah mati di dalam kalbu, sementara umurmu masih panjang, maka kau tak lagi menjadi manusia.""Kalau tidak lagi menjadi manusia, menjadi apa, Kek?""Menjadi 'bangkai hidup'. Maksudnya, karena sukma telah mati, maka kalbu mu menjadi membatu. Kau tak lagi memiliki sifat-sifat kemanusiaan, kecuali sifat-sifat yang lebih tercela dari binatang. Tak bisa lagi kau membedakan mana yang baik dan buruk, mana yang benar dan salah. Padahal baik tidaknya seseorang tergantung dari kalbunya!"Angon Luwak tercenung sejenak."Lalu apa hubungannya dengan ajian 'Melepas Sukma' yang kau berikan padaku, Kek?" susulnya kemudian."Pertanyaan cerdas lagi! Kau memang patut dibanggakan!""Apa, Kek!""Sa

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status