Beranda / Pendekar / Pendekar Tanpa Wajah / 478 - Menjadi Tuan Muda Kelima

Share

478 - Menjadi Tuan Muda Kelima

Penulis: Gauche Diablo
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-05 16:57:31

Mau tak mau, Yao Chen memutar tubuh ke belakang untuk mengetahui siapa yang menyapanya.

Gadis yang memimpin Yao Chen segera menekuk sedikit lututnya sambil menunduk hormat, “Salam kepada Tuan Muda Ketiga.”

Pemuda yang disebut sebagai Tuan Muda Ketiga itu melambaikan tangan santai ke gadis tadi.

“Mei’er, biarkan aku yang memperkenalkan adikku pada kamarnya. Kau bisa pergi.” Tuan Muda Ketiga memerintahkan gadis itu.

“Mei’er tidak berani. Ketua memberi perintah pada Mei’er untuk membawa Tuan Muda Kelima ke kamarnya dan menerangkan beberapa hal pada Beliau.” Gadis bernama Mei’er terus menunduk, tidak berani mengangkat pandangannya.

“Ah, kenapa repot sekali!” Tuan Muda Ketiga terdengar kesal. “Sudah, sana, pergilah! Atau akan aku pukul pantatmu! Mau?!” ancamnya.

Segera saja, Mei’er terlonjak takut.

“Mei’er akan pergi! Mei’er akan pergi!” Setelahnya, gadis itu pun membungkuk ke Yao Chen dan Tuan Muda Ketiga tanpa berani menatap wajah mereka dan berlalu cepat dari sana.

Senang karena berhasi
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pendekar Tanpa Wajah   598 - Kemunculan Tetua Terkuat

    “Kenapa Anda di sini?” Yao Chen masih bingung dengan kemunculan Guru Besar Tianji.Orang itu adalah tetua terkuat di Tanah Suci. Kemampuannya setara dengan Gongsun Huojun.Yao Chen tidak terlalu mengenalnya, tapi pernah beberapa kali bertemu.“Hm.” Guru Besar Tianji hanya menoleh ke Yao Chen tanpa mengatakan apa-apa selain gumaman.Tap! Tap! Tap!Langkah Guru Besar Tianji bergema pelan, namun tiap langkahnya mengguncang udara seolah alam semesta ikut menunduk. Cahaya putih dari tubuhnya menyebar seperti lautan, menelan semua aura iblis dalam radius puluhan li.Para kultivator iblis langsung mundur, tubuh mereka bergetar hebat seolah dikoyak dari dalam oleh hukum-hukum langit.Wajah Gongsun Yihang langsung mengeras. “Apa yang kau lakukan di sini, kentut tua?”“Menjaga penerus terbaik klan Gongsun, sesuai wasiat Tuan Huojun,” jawab Guru Besar Tianji datar. “Sekaligus membantu menyeimbangkan dunia. Kau—Yihang … telah melanggar batas.”Gongsun Yihang menggertakkan gerahamnya. Rasa irinya

  • Pendekar Tanpa Wajah   597 - Pertemuan Adik dan Kakak

    Gongsun Yihang tertawa ringan. “Aku datang ke sini lebih dulu sebelum kau bahkan tahu di mana letak Negeri Bayangan Timur.”Tatapan mereka saling mengunci. Ada ketegangan yang menggantung—tidak terlihat dari luar, tapi jelas terasa oleh mereka yang sensitif.Sheng Meiyu menggenggam cambuknya. Sima Honglian sudah bersiap dengan Api Phoenix-nya.Hanya Putri Suci yang tetap tenang, meski sorot matanya mengamati segala detail.“Putra Suci, jiwa Tuan Muda Ketiga … keruh. Ada yang salah dengannya.” Putri Suci berbisik lirih di dekat Yao Chen.Dia memiliki kemampuan ‘melihat’ jiwa karena teknik kultivasinya yang berasal dari Peri Cahaya Kuno.Mendengar ucapan Putri Suci, Yao Chen mengangguk.“Kenapa? Apa kau merasakan sesuatu yang aneh dariku, Adik Chen?” ujar Gongsun Yihang sambil melangkah pelan. “Kau curiga aku pernah mencoba mencelakaimu. Tapi aku ingin kau tau satu hal .…”Mendadak, tanah bergetar.“…kau tidak sepenuhnya keliru!”Seketika puluhan bayangan keluar dari balik pepohonan. So

  • Pendekar Tanpa Wajah   596 - Tiba di Tujuan

    Naga kuno itu memandang lama ke Putri Suci. “Jiwamu paling murni. Itulah kenapa kau paling bisa meredam amarahku, Putri Suci.”“Saya tau Anda sosok bijaksana.” Putri Suci menimpali dengan tidak melupakan senyum manisnya.Yao Chen paling paham, naga kunonya paling susah menolak kecantikan di depan mata. Oleh karena itu, alih-alih mengancamnya menggunakan Tasbih Semesta, kenapa tidak menggunakan cara yang lebih manusiawi?Err … tapi ini Gao Long. Maka … cara nagawi? Karena sudah menjadi rahasia umum bahwa kaum naga merupakan kaum paling mesum di seantero jagat raya.“Tapi ini bukan sekadar tentang misi. Ini tentang harga diri seekor naga. Aku tidak suka diperintah.” Gao Long menyambung.Raut wajah keras kepalanya masih belum hilang.“Tidak ada yang memerintah Anda,” ujar Putri Suci. “Ini adalah permintaan dari seorang kawan yang sedang mempertaruhkan segalanya.”K

  • Pendekar Tanpa Wajah   595 - Gao Long Dibutuhkan

    “Aku tak tau,” jawab Yao Chen jujur. “Dia naga yang keras kepala dan sangat selektif. Dia hanya akan bergerak jika ingin saja.”“Saya bisa bantu bicara pada Beliau,” ucap Putri Suci, tersenyum tipis.Yao Chen mengangguk setuju, lalu berdiri dan menatap ke depan. “Kalau begitu, kita bisa mulai setelah ini. Kita terbangkan Gao Long menuju Bayangan Timur. Tapi sebelum itu, kita perlu menyamarkan keberadaan kita.”Dia lalu mengeluarkan beberapa batu formasi dari Tasbih Semesta di tubuhnya. Dalam sekejap, puluhan simbol muncul di udara. Api, angin, dan cahaya membentuk jaring-jaring perlindungan dan penyamaran di sekitar gua.“Formasi Ilusi Lima Lapisan dan Penyekat Langit,” bisik Sima Honglian, pelan.Sebagai orang yang mempelajari formasi, tentu saja Sima Honglian paham. Meski dia tak tau, bagaimana dan dari mana Yao Chen menguasai formasi tingkat tinggi semacam itu.Yao Chen menganggu

  • Pendekar Tanpa Wajah   594 - Menuju Negeri Bayangan Timur

    “Negeri Bayangan Timur—argh!”Altar meledakkan cahaya. Yao Chen terlempar keluar dari penglihatan masa lalunya, terjatuh di atas lutut. Napasnya memburu, tubuhnya berkeringat deras.Sima Honglian segera memapahnya. “Chen! Kau baik-baik saja?”“Ya.” gumamnya lemah. “Aku melihatnya … Kakak Ketigaku dan juga ayah. Mereka masih hidup. Tapi … ada sesuatu yang menghalanginya. Sesuatu yang sangat gelap.”Sheng Meiyu mendekat. “Kau tadi menyebut ayahmu?”Yao Chen menatap mereka semua dengan sorot mata baru—penuh tekad. “Ayahku juga masih hidup. Mereka berdua berhasil selamat dari kehancuran klan kami … tapi sekarang mereka dalam bahaya. Mereka ditahan atau berada di bawah pengaruh kekuatan iblis.”“Rupanya begitu.” Putri Suci menggumam.“Negeri Bayangan Timur. Aku mendengar suara yang menyebutkan nama itu.” Tak lupa

  • Pendekar Tanpa Wajah   593 - Ritual Warisan Darah

    “Aku berangkat sekarang.” Yao Chen memandang altar di depannya dengan keteguhan sikap.Melangkah mantap, dia menaiki anak tangga batu menuju altar warisan darah. Di sisi altar terdapat batu merah tua sebesar meja bundar, dikelilingi delapan pilar giok berukir simbol kuno. Aura misterius mengalir dari dasar ruang suci itu, seolah menarik setiap helai rambut berdiri.Kepala Biara menatapnya serius. “Altar ini dibangun oleh para leluhur sebagai jembatan antara darah dan takdir. Begitu ritual dimulai, ingatan dan keberadaan kerabat sedarahmu yang masih hidup akan tertarik ke dalam penglihatanmu. Tapi bersiaplah, Tuan Muda … karena ritual ini bisa menunjukkan lebih dari sekadar kebenaran.”Yao Chen mengangguk. “Aku sudah siap.”“Lepaskan beberapa tetes darahmu ke tengah altar dan biarkan jiwamu terbuka.” Kepala biara memberikan instruksi.Tanpa ragu, Yao Chen menggenggam pedangnya, menggores telapak tangannya, dan meneteskan darah ke atas altar.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status