Siang hampir menjelang malam.Amber tak sempat makan hari ini karena terlalu fokus pada latihanya.
"Sudah cukup!" kata Jack.
Namun Amber tidak bergeming, matanya masih terpejam dalam kondisi meditasi.
"Apa kau akan terus berlatih dengan perut kosong? Mari kita kembali ke sungai yang tadi. Mencari makan lalu istirahat!" imbuh Jack lagi.
Amber membuka matanya, dia tidak menolak ajakan Jack, sebab perutnya sudah keroncongan.
Keduanya pun beranjak pergi ke sebuah perbukitan yang sedikit berumput, beserta sungai yang tidak cukup jauh dari persinggahan mereka.
"Apa kita akan bermalam di sini?" tanya Amber.
"Tidak ada pilihan lain. Setidaknya kita bisa beristirahat untuk malam ini!"
"Anda bercanda? Di tempat ini?" Amber kaget dengan pernyataan Sang Master.
"Ya! Aku tidak tahu latihanmu mengendalikan Qi akan membutuhkan waktu lama atau tidak! Sebab itu, kita akan menghemat jarak dengan bermalam di sini!" ucap Jack.
"Sebelu
Amber merasa ada tepukan tangan di wajah, yang mengganggu tidur nyenyaknya."Aaah.. aku masih ngantuk, jangan ganggu!""Bangun! Cepat bangun bocah!"Mendengarnya, Amber langsung membuka kedua mata. Dia sangat mengenali suara itu. Dilihatnya, Jack Tampak memengang sesuatu."Bagus! Karena kau sekarang sudah terbangun, mungkin ini tidak di butuhkan lagi?" imbuh Jack seraya melempar botol berisi air. Sepertinya, dia akan mengguyur Amber jika tidak bangun.Mengeluarkan aliran Qi untuk membalut tubuh membutuhkan konsentrasi tinggi. Jika Amber tidak berhasil menguasainya, maka sebelum sampai di gua bawah tanah Yultim, dia akan mati dilalap panasnya aliran Qi gunung Yultim, disepanjang perjalanan masuk ke gua.Dengan duduk bersila ditambah mata tertutup, Amber tampak antusias dalam latihannya."Konsentrasi, Amber!" kata Jack sembari mengawasinya.Amber mulai mengalirkan energi dalamnya ke seluruh badan. Aura yang keluar darinya tampak
Seperti malam-malam kemarin, Amber memakan buah pisang yang ditemuinya waktu lalu. Dia selalu menyantap makanannya dibawah pohon besar."Huaah! Masih saja sulit untuk terbiasa memakannya!""Aku tidak tahu, seberapa banyak yang telah aku makan?""Dihitung dari pertama memakan buah ini, aku telah menghabiskan sekitar tujuh pohon!"Amber merasa kekenyangan, perutnya buncit seperti orang yang mengandung tiga bulan. Dia pun bermalas-malasan, merebahkan tubuhnya di atas tanah hingga terdengar suatu seruan, mengusik ketenangan."Kau sedang apa? Mengapa tubuhmu begitu?" tanya Jack menggema. Kedua bola matanya membulat besar.Firasatnya benar, Jack terkejut melihat ke arah depan. Dia tertegun ngeri karena melihat pemandangan yang sangat buruk, yang belum pernah dilihatnya."Master? Kenapa anda kemari?" kata Amber terbelalak kaget."Karena kau bocah!" Jack menghampiri Amber, lalu menampar wajahnya."Apa ini?" tanya Amber merasa he
Pernyataan anak muda itu, membuat Jack tersenyum misterius. Entah apa yang ingin disampaikannya lewat mimik wajahnya. Yang pasti, itu belum bisa diungkapkan kepada Amber."Anda mau kemana, Master?""Aku ingin menenangkan diri sebentar. Kau juga sebaiknya cepat istirahat!"Jack kembali ke tempatnya...Didepan perapian, raut muka pria tua itu menunjukan ekspresi tidak percaya. Dia tahu buah yang dimakan muridnya bisa berakibat fatal pada tubuh si pemakannya. Tetapi nyatanya, Amber seolah- olah bisa menetralisir bahaya dari buah tersebut.'Itu tidak mungkin?''Dia memakan buah pohon Pyacu selama dua puluh dua hari! Namun, mengapa tubuhnya tampak biasa?''Hanya saja tubuhnya memancarkan Qi yang tidak biasa! Mustahil dia masih bisa bernafas?'Isi kepalanya terus berputar, memikirkan kondisi Amber yang telah memakan buah terlarang.Sementara, diwaktu yang sama. Terlihat dua sosok bayangan tengah mengawasi Amber dari dekat.
Di dalam gua, bukan hanya terus menahan energi yang begitu panas. Tapi harus melawan para binatang yang sudah beradaptasi dengan lingkungan gunung berapi Yultim. Demi bisa bertarung di samping rivalnya yaitu Steve, Amber ingin bertambah kuat. Dengan belati di pinggangnya, dia sekarang setengah berlari menyusuri jalan berbatu dalam gua seraya berteriak keras. "Yoshaa..! bersiaplah wahai para mahkluk asing yang sudah dibumbui Qi bawah tanah!" Tak lama setelahnya Amber menemukan binatang pertama yang membuatnya kaget. Tubuhnya besar dan berbulu lebat berwarna hitam kecokelatan. Sesaat terlihat seperti kelinci raksasa, memiliki telinga yang panjang dan dua gigi depan di rahang atas yang besar. Namun setelah diamati, ekornya sangat panjang dengan tanduk dikepalanya yang terlihat cukup tajam. Mahluk itu pun meraung ketika melihat ada yang datang, lalu berlari dan mulai menyerang Amber. Dengan sigap Amber menghindari serangannya. Lantas, dia membalas
"Aku suka dengan semangat dan tekadmu. Tapi, kau tidak bisa membunuhnya jika terus seperti itu! Kau akan mati karena lelah!" imbuh lagi suara misterius."Aah, menyebalkan! Kau berkata, aku tidak akan mampu menyentuhnya? Aku tidak bisa membunuhnya? Lalu apa solusi agar bisa mengalahkannya?" gerutu Amber."Aku bingung, bukannya kau sudah bisa mengendalikan Qi. Namun, kenapa selama ini kau belum menggunakannya?"Amber baru mengetahui, kalau dirinya sama sekali tidak mengeluarkan Qi saat berada digua bawah tanah Yultim. Artinya, sepanjang pertarungan dia tidak memakai armor tak kasatmata. Lantas, Mengapa dia masih hidup? Kenapa tubuhnya tetap utuh tak meleleh oleh Qi panas gunung Yultim?"hahaha... aku lupa! Jadi, bagaimana caranya agar aku menang?" tanya Amber."Lupa? Kau itu anak manusia atau bukan? Ahh, biarlah! Dengarkan baik-baik!"Kurang lebih selama setengah Jam, Amber terus mengikuti arahan suara misterius itu, melawan Bowga. Ditambah la
Semburan cahaya keemasan berkilau tepat di sebelah tubuh Bowga, membuat pandangan Amber tersilaukan karenanya.Setelah beberapa saat kilauan sinarnya sedikit meredup, penglihatan Amber kian menjelas.Sungguh, dia terhentak kejut ketika seorang perempuan cantik berambut perak dengan mahkota melingkar dikepalanya, beserta bola matanya yang biru, kulit putih memakai gaun yang menjuntai ke tanah, benar-benar membuat pemuda itu terpesona."Meskipun dia telah menimbulkan banyak masalah pada dirimu. Bukan berarti dia harus dihukum dengan cara sekeji ini!"Perempuan cantik itu menatap Amber dengan mata yang berkaca-kaca menyorot kecewa.Amber terdiam sejenak. Lalu berkata, "kamu ini siapa?""Aku Liliana! Setelah aku mendengar kabar bahwa ada seseorang yang datang ke gua Yultim, aku langsung pergi untuk melihatnyanya! Lalu, aku mendapati kau sedang bertarung melawan Bowga!""Bowga? Maksudmu, kelinci raksasa ini?"Senyum menawan tergamba
"Aku kehilangan diriku lagi!'Amber merasa sangat gelisah. Dia tahu, kekuatannya telah berkembang pesat berkat pelatihan yang amat keras. Melawan Bowga pun mempercepat keahliannya dalam mengontrol aliran Qi.Tetapi, kebenaran bahwa jiwa yang ingin mengambil alih dirinya adalah ketakutan terbesar baginya. Dia takut kekuatannya tidak mampu menandingi kekuatan yang selama ini terpendam di dalam tubuhnya."Tidak sadar? Kau sepertinya meremehkanku!" ucap Bowga dengan aura mencekam.Seketika Liliana sangat terkejut dengan aura yang ia rasakan saat ini. Tanpa sadar kakinya melangkah mundur seraya berkata, "Aura ini ... apa kau Raja Dyxonteach?"Sedari awal Liliana memang sudah tahu, spesies Bowga yang dapat berbicara hanya ada satu, yaitu Raja Dyxonteach. Namun, dia tidak bisa mengatakan apapun untuk mencari alasan atau jawaban pada Bowga di hadapannya ini."Raja Dyxonteach?" sahut Amber bertanya-tanya."Raja Dyxonteach adalah panggilan Bowg
Hal pertama yang mereka lakukan adalah membaringkan tubuh Bowga, lalu menyembelihnya supaya memberi kematian yang lebih cepat pada Bowga dan melepas penderitaan rasa sakitnya.Sejurus kemudian, Amber membelah dada Bowga dengan belati yang sangat tajam. Tak lama, dia pun berhasil mengambil hati dan jantung Bowga. Dia juga langsung membakarnya di atas lahar panas.Liliana yang menyaksikan kejadian itu, harus menyembunyikan kesedihannya. Hanya saat sendirian sajalah dia membiarkan air mata menetes di pipinya."Bukan hanya menolong dan membesarkanku, kau juga telah membantu seseorang yang membuatmu melepaskan nyawa. Selama sepuluh tahun aku tidak melihatmu, namun suratan takdir mempertemukan kita dengan kematianmu! Kau guru yang hebat." kata Liliana.Ternyata ada alasan lain, dibalik mengapa Liliana begitu amat sedih, Raja Dyxonteach merupakan sosok yang telah membesarkannya."Kau tidak perlu menangisi kematianku!"Tiba-tiba suara menggelegar, y