Home / Romansa / Penguasa Hati Tuan Arogan / Pertemuan Tak Sengaja

Share

Pertemuan Tak Sengaja

Author: Rachel Bee
last update Last Updated: 2025-05-23 10:02:18

Hari ini cerah. Rachel berencana ingin pergi ke pusat kota untuk melihat pertunjukan tarian yang dipersembahkan oleh penari lokal. Tarian yang mereka kuasai begitu mengagumkan. Mereka semua berbakat, hanya saja tak menemukan tempat yang cocok untuk menyalurkan bakatnya.

Pertunjukan telah berlangsung selama setengah jam, selama itu pula Rachel duduk diam sambil menepuk tangannya. Bibirnya tersenyum melihat lima orang penari berdiri di depan sana dengan anggunnya. Ah, andai saja dirinya tak menikah muda pastinya kini dia bisa saja berdiri di depan menunjukkan bakatnya yang terpendam.

"Kau suka dengan tariannya?" tiba-tiba saja seorang pria duduk di sebelah Rachel. Ia menyodorkan minuman dingin padanya lalu bertanya lagi, "Aku sering melihatmu di sini. Apa kau juga seorang penari?"

Rachel menggelengkan kepalanya. Pria ini pasti seorang anak orang kaya yang sedang iseng duduk dan menikmati pemandangan gratis di tempat ini.

"Kau, sedang apa di sini?" tanya Rachel tiba-tiba. Pria itu me
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Penguasa Hati Tuan Arogan    Dijebak Kemacetan

    "Apa yang terjadi?" tanya tuan Domsley. Di tengah perjalanan menuju Harold Times, mobil yang digunakannya tiba-tiba mendapat gangguan dari luar. Ada sebuah mobil berhenti tanpa memberi aba-aba, membuat bagian depan mobilnya hancur. "Ada yang ingin merampok kita, Tuan." sang supir mengambil senjata api dari dalam laci mobil dan menyelipkannya di pinggang. Selain sebagai supir, pria yang duduk di balik kemudi itu juga merangkap sebagai bodyguard terlatih di keluarga Domsley. Di kursi belakang, tuan Domsley mengerutkan dahinya. Di depan sana, ada dua orang berperawakan besar sedang berdiri menghadang mobil miliknya tanpa rasa malu. Sepertinya memang benar, mereka ingin merampok mobil miliknya. 'Padahal tidak ada barang berharga di mobil ini.' "Turun dan lihat apa yang mereka mau. Jika mereka butuh uang, berikan saja," perintah tuan Domsley. Pria paruh baya itu segera menghubungi supirnya yang lain untuk segera menjemputnya. Dalam dua jam, ia sudah harus berada di gedung Harold Times

  • Penguasa Hati Tuan Arogan    Tangkap Mereka

    Ken datang tengah malam. Asisten pribadi Damian itu masuk ke dalam ruang kerja rahasia di rumah mewahnya lalu menyerahkan sebuah bungkusan di tangannya. Damian menerima benda itu dengan hati-hati lalu menyeringai dingin saat melihatnya. Firasat Damian tak pernah meleset sejak tiga bulan lalu. Henry pasti bermain licik untuk menjebaknya. Untuk itu, ia memainkan permainan 'aku diam aku mengetahui.' Henry masuk ke dalam jebakan permainannya sendiri. "Tuan, itu adalah alat penyadap yang dipasang di dalam restoran tadi. Kemungkinan mereka mengetahui ini sejak tuan belum berangkat dari kediaman," ujar Ken yang diangguki oleh Damian. Ternyata benar dugaan Damian. Siang tadi di kantor dirinya sempat berbicara cukup keras di selasar ruangannya menuju pintu lift akan niatnya menghubungi tiga pemegang saham terbesar di Harold Times dan mengajaknya ke restoran mewah. Rupanya, hal itu terdengar oleh mata-mata Marco yang sengaja masih disisakan oleh Damian untuk menjebak Henry. Orang licik haru

  • Penguasa Hati Tuan Arogan    Menjebak Penguntit

    Seorang pria berdiri di tepi jembatan yang berseberangan dengan sebuah halte bus. Ia mengamati ujung jalan dekat perbatasan kota Amberfest dan Visoo. Halte itu sunyi, tak ada tanda-tanda satu orang pun mendekat. Berkali-kali ia mengubah posisi berdirinya. Kira-kira lima kali dalam satu menit. Matanya memicing saat melirik arlojinya. Sudah pukul sebelas malam dan ini telah lewat satu jam dari waktu perjanjian awal. Tangannya mengetuk pinggir jembatan melampiaskan kegelisahannya. Di kepalanya, ia sempat terpikir kalau dirinya akan gagal lagi kali ini. Tiba-tiba di kejauhan tepatnya di halte seberang, seseorang baru saja turun dari sebuah mobil sedan. Ia membuka kacamatanya mencari seseorang dan akhirnya mereka pun bertemu tatap satu detik. 'Apa orang itu? Bukankah ada dua orang.'Pria di pinggir jembatan berlari menghampiri si pria kacamata itu. Ia yakin kalau dia adalah orang suruhan Marco yang diperintahkan untuk menguntit Damian dan Erik. "Kau orangnya?" tanya si pria jembatan ya

  • Penguasa Hati Tuan Arogan    Malam Pertemuan

    "Kau mau ke mana?" tanya Carol. Alisnya mengerut bingung melihat suaminya tengah mencari kemeja dan jas hitam yang biasa dipakai olehnya. "Kau mau berkencan dengan seorang wanita?" Damian menoleh. Lirikan matanya membuat jantung Carol berdetak kencang. Pesona Damian memang sulit ditepis olehnya. "Aku dan Erik akan bertemu dengan nyonya Carmen dan nyonya Ferlestin untuk membicarakan kerja sama yang telah kita buat sebelumnya. Kau mau ikut?" tatapan mata Damian melembut. Carol terdiam sejenak tengah memilih apakah akan ikut atau tidak. Malam ini ia ingin bersantai bersama Damian, tapi tidak bisa. Lalu ia kembali berpikir, Damian dan Erik akan bertemu dengan dua orang wanita tanpa suami. Tiba-tiba saja di pikirannya bergelayut rasa cemburu pada dua wanita itu. 'Mereka pasti akan terpikat pada ketampanan Damian. Aku tak boleh membiarkannya.' "Aku ikut. Tunggu sebentar." Carol berlari masuk ke dalam kamarnya, membuat Damian terkekeh geli melihat tingkahnya. 'Dia seperti remaja yang te

  • Penguasa Hati Tuan Arogan    Pesaing Muncul

    Hari kedua rapat pemegang saham, Henry muncul sebagai pesaing dari pihak lawan Erik. Ia berdiri dengan gagah di depan layar monitor yang memunculkan namanya dan berbagai prestasi yang pernah diraihnya. Ia juga memberikan sedikit visi dan misinya jika terpilih sebagai pemimpin utama Harold Times secara terselubung di dalam presentasinya. Semua yang dipaparkannya, tak ubahnya seperti mendengar ocehan anak kecil saat akan tidur. "Dengan posisi sebagai pemilik saham terbesar ketiga, tentunya akan mudah bagi saya untuk menduduki kursi penting di Harold Times. Walau tanpa presentasi pun, itu seharusnya bisa menjadi milik saya. Bukan begitu tuan Erik yang terhormat?" sindir Henry lembut. "Anda pasti lupa satu hal, tuan Henry. Sebelum meninggal, ayahku memberikan hak untuk mengajukan diri sebagai pemimpin perusahaan walau tanpa kepemilikan saham. Ini didasarkan pada keinginan kakakku juga yang memilih tak ingin ikut campur dalam mengelola Harold Times," ujar Erik dengan wajah tenang. Wajah

  • Penguasa Hati Tuan Arogan    Kau Harus Maju

    Hari yang ditunggu telah tiba. Harold Times akan mengadakan rapat umum pemegang saham untuk menentukan arah kebijakan yang akan direncanakan untuk lima tahun ke depan. Erik, selaku pemimpin yang saat ini masih berdiri memegang tampuk kekuasaan menjabarkan segala rencananya dengan matang untuk lima tahun masa gemilang Harold Times ke depannya. Selain itu, ia juga memberikan laporan apa saja yang telah dirinya lakukan untuk menaikkan lagi reputasi Harold Times setelah sebelumnya hancur saat James Dustin wafat. Beruntung, saat itu Damian datang menolongnya hingga masalah Harold Times dapat teratasi dengan baik. Namun sayangnya, publik hanya mengetahui jika semuanya adalah berkat bantuan Henry Parker yang saat itu masih menjadi suami Carol Dustin. Rapat dibuka. Setelah beberapa kata sambutan diuraikan oleh sekretaris Erik, tiba-tiba saja ruangan menegang. Erik bisa melihat mata mereka menatap memburu pada dirinya sejak kedatangannya ke dalam ruangan. Seperti hewan buas yang tengah membi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status