Gairah Cinta sang Pewaris

Gairah Cinta sang Pewaris

last updateLast Updated : 2023-10-10
By:  LuciferAterCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.9
89 ratings. 89 reviews
384Chapters
882.4Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Sebagai putri sulung salah satu pebisnis ternama Nusantara, tak pernah Evelyn kira dirinya akan terjerembap dalam skandal cinta satu malam dengan seorang pria yang bahkan tidak dia kenal! Tak hanya itu, berujung hamil membuatnya tersingkir dari posisi pewaris utama dan diusir oleh sang ayah. Beberapa tahun silam sejak kepergiannya ke negara asing, Evelyn kembali ke Nusantara untuk hidup dengan dua bocah kembarnya. Namun, siapa yang menduga bahwa masa lalu kelamnya akan kembali terkuak ketika dirinya bertemu dengan Adam Dean, pria yang menghancurkan hidupnya tanpa sadar dan juga pebisnis terkaya di Capitol! Oh tidak, sekarang pria itu juga atasan Evelyn di kantor! - "Pak Adam, tolong jaga sikap Anda di kantor!" tegas wanita itu dengan mata nyalang. Teguran wanita tersebut membuat pria itu menyeringai. "Ini kantorku, siapa yang bisa menghentikanku?"

View More

Chapter 1

Bab 1 Kegilaan

“Urgh ….” Suara lenguhan terdengar dari sesosok gadis muda yang terduduk dari tempat tidurnya. Dentuman di kepala gadis tersebut membuatnya mengernyit selagi memperhatikan pemandangan sekeliling ruangan yang terlihat asing.

Tidak merasa familier dengan ruangan tempatnya berada membuat jantung gadis itu berdetak semakin cepat. Maniknya bergerak cepat ke arah lain dan berujung membesar di saat pandangannya bertemu dengan keberadaan seorang pria tak berbusana di sisinya. Bukan, bukan hanya sembarang pria, melainkan seorang pria dengan tubuh yang dihiasi otot indah dan menggoda.

Menyadari ada yang salah, gadis itu dengan cepat mengalihkan pandangan ke bawah.. ‘Sial!’ maki gadis itu dalam hati ketika menyadari bahwa dirinya juga tidak berbusana.

Di saat gadis itu masih bergelut dengan keterkejutannya, suara getaran menarik pandangannya pada nakas tempat ponselnya berada. Dia langsung meraih ponsel tersebut dan menemukan sejumlah panggilan tidak terjawab beserta pesan yang belum terbaca dari adiknya.

“Kak Evelyn, Kakak di mana?! Kakak harus pulang secepatnya, Papa sudah marah besar!” kurang-lebih itulah bunyi semua pesan dari sang adik, Risa.

Gadis Bernama Evelyn itu bergegas turun dari tempat tidur. Dia meraih gaun pestanya yang berada di lantai dan mengenakannya dengan cepat. Manik hitam segelap malam miliknya sesekali dilemparkan ke arah ranjang, tempat pria berparas rupawan tertidur dengan pulas. 

Memperhatikan sosok pria itu, perlahan ingatan bagaimana tubuh kekar tersebut mendominasi dirinya di malam yang lalu mulai kembali. 

Malam itu, ayah Evelyn—Reyhan Aditama—mengadakan perjamuan untuk merayakan ulang tahun perusahaannya yang ke sekian. Sebagai putri sulung dan juga penerus utama bisnis sang ayah, Evelyn tentunya patut hadir dan bertugas menjamu para tamu. Hanya saja, di tengah pesta Evelyn merasa ada yang aneh dengan dirinya.

“Kak, mending Kakak istirahat dulu deh. Itu wajahnya pucat banget loh,” celetuk Risa, anak kedua Reyhan dan adik satu-satunya Evelyn. Gadis itu menyelipkan sebuah kartu kamar hotel ke tangan sang kakak selagi menambahkan, “Ini kartu kamarnya, Kakak balik duluan aja.”

Walau berniat menolak karena tidak ingin meninggalkan tugasnya, tapi Evelyn berujung menerima tawaran sang adik. “Kamar 1001, 1001,” ulang Evelyn selagi mencoba untuk tetap fokus. Bulir-bulir keringat terlihat jelas menghiasi dahi gadis itu, dan pandangannya pun semakin lama semakin buram. Semua itu ditemani jantung Evelyn yang berdetak cepat dan napasnya yang semakin pendek.

Ketika samar-samar melihat nomor kamar yang dia cari, Evelyn menempelkan kartu pada pemindai di bawah pegangan pintu. Namun, alih-alih mendengar suara mesin terbuka, pintu tersebut malah terdorong dengan mudah. ‘Kok kebuka?’ batin Evelyn. Namun, tidak sabar untuk segera membaringkan tubuhnya di tempat tidur, Evelyn hanya menganggap hal tersebut sebagai kelalaian sang adik dan melenggang masuk ke dalam kamar.

Di dalam kamar, tubuh Evelyn semakin lama menjadi semakin panas. Tak hanya itu, kegelisahan yang tadi dia rasakan tidak kunjung menghilang dan malah membuat napasnya sedikit sesak. Mengira gaunnya terlalu ketat, Evelyn pun melepaskan gaun merah yang menyelimuti tubuh rampingnya, menyisakan pakaian dalam berwarna hitam yang kontras dengan kulit putihnya. 

Tak sampai sepersekian detik, Evelyn pun membanting tubuh setengah telanjangnya ke atas kasur. ‘Akhir—!' Baru saja punggung Evelyn menabrak kasur, sesuatu mencengkeram kedua tangannya erat. “Ah!” Dalam hitungan detik, kedua tangan Evelyn telah berada di atas kepala.

“Jalang kecil …,” ujar suara dalam milik pria yang sekarang berada di atas tubuh Evelyn. Bau alkohol pekat menyelimuti pria tersebut, pertanda dia tidak dalam kesadaran penuh. “Siapa … siapa yang mengirimmu?” tanyanya dengan nada mengintimidasi.

Ketika seharusnya merasa terancam, mata sebiru lautan juga tubuh kekar menggoda yang terpampang di hadapannya membuat sesuatu dalam tubuh Evelyn berdesir. Ingin gadis itu meminta sang pria asing melepaskannya, menjelaskan alasan bagaimana pria tersebut bisa berada di kamar ini. Namun, di sisi lain, cengkeraman tangan pria itu membuat kulit Evelyn tergelitik dan ingin meminta lebih, terlebih ketika lekukan otot pada tubuh setengah telanjang pria itu seakan mengundang untuk disentuh.

“Lepas!” seru Evelyn, berusaha untuk melawan akal sehatnya yang membuyar. Usaha Evelyn untuk melepaskan diri membuat gadis itu menggeliat, tanpa sengaja menyentuh sesuatu yang membangkitkan gairah sang pria.

“Hah ….” Lenguhan tertahan sang pria membuat inti tubuh Evelyn terbakar gairah. Entah setan apa yang merasukinya, tapi Evelyn langsung menarik pria itu ke dalam sebuah ciuman.

Terkejut, pria asing itu sempat terbelalak, bahkan berniat mendorong Evelyn menjauh. Namun, pagutan menggemaskan pada bibirnya menguak hasrat yang sedari tadi telah dia tahan. Tak lagi mampu menahan nafsu, pria itu pun membalas ciuman Evelyn dengan panas. Kedua tubuh itu bergulir dengan liar di atas tempat tidur, seakan berusaha menerkam satu sama lain. 

Ketika bibir mereka terpisah, ciuman sang pria bermata biru berpindah pada leher Evelyn, membuat gadis itu mendesah hebat. “Hah ….” Roh jahat dalam diri Evelyn pun kembali beraksi, membuatnya menarik tangan sang pria untuk menyentuh tubuhnya. “Sentuh aku …,” racaunya dengan nada melantun.

Mata tajam sang pria terarah kepada wajah Evelyn yang kentara menginginkan lebih. Sesuai permintaan, tangannya pun menggerayangi inti tubuh Evelyn, membuat gadis itu mengerang dan mendesah penuh kenikmatan.

Menyambut desahan Evelyn, pria itu menunduk, melumat bibir ranum gadis itu. Tangan kanan sang pria menekan tubuh gadis itu mendekat, mempertemukan hasrat yang mengalir di antara keduanya. Tak lupa juga tangan kiri kekarnya menekan kepala Evelyn, memperdalam ciuman panas yang berlanjut tanpa henti.

Aku ingin lebih!’ teriak Evelyn dalam hati, tak lagi mampu menahan gairah yang sempat terbendung.

Dengan lincah, kaki Evelyn melilit pinggang sang pria. Kemudian, tangan gadis tersebut mendorong tempat tidur, mengerahkan tenaga untuk membalikkan posisinya yang berada di bawah menjadi terduduk di atas tubuh sang pria. 

Mata Evelyn menggerayangi lawan mainnya. Jari-jari gadis itu menyisir rambut hitam legam sang pria, lalu turun menyusuri hidung tinggi dan bibir tipis pria tersebut. 

Evelyn menjilat bibirnya, merasakan sisa alkohol yang berpindah dari bibir sang pria padanya. Jari-jari lentik gadis itu lanjut menyusuri dada sang pria, terus turun ke bawah, sampai akhirnya dia mencengkeram pinggir celana pria tersebut.

Mata hitam Evelyn diselimuti oleh kabut nafsu, dan bibirnya pun mengutarakan, “Puaskan aku.”

Tidak perlu orang cerdas untuk mengetahui apa yang terjadi setelah itu. Yang jelas sekarang setelah dirinya terbangun dari kegilaan, Evelyn sadar dia telah mengacau. Kesucian yang telah dia jaga selama ini hilang begitu saja di tangan seorang pria asing yang tidak dia kenal. Tak hanya itu, dia sendiri yang menyerahkannya!

Ketika dia meraih ponselnya yang berada di nakas, Evelyn membeku di tempat. Fokus gadis itu sepenuhnya mendarat pada dua kartu hotel yang tergeletak di atas nakas.

1010 dan … 1001?’ 

Memikirkan kemungkinan terburuk, Evelyn meraih kartu kamar 1001 dan dengan cepat berlari keluar. Dia pun berdiri di hadapan pintu kamar bagian luar untuk menatap ukiran di atasnya. 

‘1010?’ Tubuh Evelyn bergetar hebat, menyadari bahwa dirinya kali ini sungguh tertimpa sial. ‘Bagaimana mungkin aku salah kamar?!

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

10
97%(86)
9
0%(0)
8
2%(2)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
1%(1)
2
0%(0)
1
0%(0)
9.9 / 10.0
89 ratings · 89 reviews
Write a review
user avatar
S Raya
ceritanya bagus
2025-04-25 00:15:39
0
user avatar
Hamfa Merman
Yuk mampir ke DERITA WAJAH JELEK......
2024-12-30 09:54:30
0
default avatar
Dhini Sari
kenapa harus di kunci bab nya
2024-11-19 11:45:11
1
user avatar
Agus
bagus bangett
2024-10-01 14:31:43
2
user avatar
Sofia
cerita bagus, gak sabar pengen baca sampai ending
2024-09-26 01:52:57
2
user avatar
Khulsum Umy
sudah ada buku nya belom kak..
2024-07-09 23:07:53
1
user avatar
Yuni Arum
Demi apa luke aku nyampk dload ini aplikasi gara2 dirimu di sini.
2024-06-29 23:09:50
5
user avatar
Sri Anggriani B
ceritanya bagus,tidak bertele-tele..
2024-06-28 19:49:42
1
user avatar
Raindom Gundolot
bagus cerita nya
2024-06-12 10:01:45
1
default avatar
Eva N.
Bagus ceritanya
2024-05-18 01:46:54
1
default avatar
TRD Simulator Game
keren critanya thor, puas bacanya.... hahaha....
2024-01-22 11:04:18
3
user avatar
Rema Amirind E-j
klo g. danggup nulis lg mending tamatin sja jangan kaya senetron g jelas juntrunganya
2023-09-29 22:06:30
7
user avatar
Rani Kartaadiredja
up date nya mana kak
2023-08-20 00:07:31
1
user avatar
Sarah Lee
lanjutanya mana.....
2023-08-09 09:08:48
0
default avatar
camikmik356
kok belum ada updatenya ..
2023-07-28 20:45:35
3
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 6
384 Chapters
Bab 1 Kegilaan
“Urgh ….” Suara lenguhan terdengar dari sesosok gadis muda yang terduduk dari tempat tidurnya. Dentuman di kepala gadis tersebut membuatnya mengernyit selagi memperhatikan pemandangan sekeliling ruangan yang terlihat asing. Tidak merasa familier dengan ruangan tempatnya berada membuat jantung gadis itu berdetak semakin cepat. Maniknya bergerak cepat ke arah lain dan berujung membesar di saat pandangannya bertemu dengan keberadaan seorang pria tak berbusana di sisinya. Bukan, bukan hanya sembarang pria, melainkan seorang pria dengan tubuh yang dihiasi otot indah dan menggoda. Menyadari ada yang salah, gadis itu dengan cepat mengalihkan pandangan ke bawah.. ‘Sial!’ maki gadis itu dalam hati ketika menyadari bahwa dirinya juga tidak berbusana. Di saat gadis itu masih bergelut dengan keterkejutannya, suara getaran menarik pandangannya pada nakas tempat ponselnya berada. Dia langsung meraih ponsel tersebut dan menemukan sejumlah panggilan tidak terjawab beserta pesan yang belum terbac
last updateLast Updated : 2022-09-20
Read more
Bab 2 Bencana
‘Bagaimana mungkin aku salah kamar?!’ teriak Evelyn dalam hati. Menyadari bahwa dirinya telah melakukan hal gila karena alasan bodoh, Evelyn pun berbalik dan berniat untuk berlari pergi meninggalkan tempat tersebut. Dia berdoa bahwa tidak ada yang akan pernah tahu tentang hal ini, terutama karena dirinya telah memiliki status sebagai tunangan orang! Akan tetapi, sayangnya … takdir berkata lain. “Evelyn?” Baru saja Evelyn berbalik dan ingin mulai berlari, seorang pria berwajah tampan memasang ekspresi kebingungan dan kecewa. Manik pria itu terarah pada kamar nomor 1010, lalu kembali pada sosok Evelyn yang berantakan. “Andre …,” panggil Evelyn dengan suara parau. Andre Diwangkara, putra satu-satunya keluarga pebisnis terkaya Nusantara, merupakan tunangan Evelyn atas dasar perjodohan. Walau dijodohkan, tapi Andre sungguh mencintai Evelyn, dan Evelyn pun mencintai pria tersebut. Mata Andre mengarah pada sejumlah bekas merah pada leher dan dada Evelyn yang tidak tertutup oleh
last updateLast Updated : 2022-09-20
Read more
Bab 3 Reputasi Keluarga
Suara tamparan keras menggema di ruang tamu Keluarga Aditama. “Anak nggak tahu malu!” maki seorang pria paruh baya dengan emosi yang menggebu-gebu. Di tempatnya, Evelyn hanya bisa membeku, masih begitu terkejut akibat tamparan yang diterimanya begitu melewati pintu masuk ruang tamu kediaman. “Dari mana kamu tadi malam, hah? Sama siapa kamu?!” sembur Reyhan dengan tatapan nyalang. Bayangan gelap di bawah mata pria itu menunjukkan bahwa dirinya tidak tidur dengan nyenyak. Evelyn menggigit bibirnya, bingung harus menjawab apa. “Aku ….” Evelyn mengepalkan tangannya. “Aku di—” Seorang gadis dengan wajah ayu bergegas menahan tangan sang ayah. Wajahnya menatap Evelyn dengan pandangan prihatin. “Pa! Jangan kasar dengan Kak Evelyn! Dengerin penjelasan Kak Evelyn dulu!” “Diam, Risa! Asal kamu tahu, kakakmu ini tadi malam berlaga layaknya seorang wanita penghibur!” teriak Reyhan dengan emosi menggebu-gebu. Kemudian, pria paruh baya itu menunjukkan sebuah rekaman ke hadapan Risa dan Eve
last updateLast Updated : 2022-09-20
Read more
Bab 4 Pergi
“Gugurin kandungan itu!” seru Reyhan dengan dingin sebagai balasan atas pernyataan Evelyn. “Kita gugurin kandungan itu hari ini!” Mendengar ucapan sang ayah, Evelyn menautkan alisnya. “Tapi Pa ….” Pandangan gadis itu turun menatap perutnya, satu tangan mengusapnya lembut. “Bayi ini nggak bersalah.” Balasan Evelyn membuat Reyhan menaikkan alisnya, pria itu pun bertanya, “Terus kenapa?” Perasaannya sedikit tidak enak, merasa bahwa putri sulungnya memiliki ide bodoh. “Bayi itu memang nggak salah, tapi kamu yang salah! Karena itu, menggugurkan bayi itu adalah pilihan terbaik untuk membenarkan kesalahan kamu!” Evelyn menutup matanya, tahu bahwa di hadapan sang ayah dirinya akan selalu salah. Dia tidak mengelak, kelalaian karena telah bermalam dengan pria asing jelas merupakan kesalahannya. Namun, setelah merenungkan keseluruhan situasinya selama beberapa minggu membuatnya yakin akan satu hal; Dirinya telah dijebak seseorang. “Kesalahanku akan kutanggung sendiri, tapi bukan dengan
last updateLast Updated : 2022-09-20
Read more
Bab 5 Kembali
“Mama, Mama! Aku mau itu!” seru seorang gadis kecil berkisar tujuh tahun sembari menunjuk ke arah gambar es krim sebuah restoran. Mata bulat gadis itu terlihat menggemaskan, juga memesona akibat maniknya yang berwarna biru terang. Mendadak, sebuah tangan mungil menggenggam tangan gadis kecil itu untuk menahannya. “Lili, jangan ngerepotin Mama. Kita bisa beli itu nanti, ya,” balas seorang bocah laki-laki dengan wajah yang hampir sama persis dengan sang gadis kecil. Sikap sang bocah kecil yang begitu tenang membuat beberapa orang yang memperhatikan mengira bocah itu lebih tua dari penampilannya. Di antara kedua kembar menggemaskan tersebut, seorang wanita cantik berpakaian elegan menggandeng keduanya sembari tersenyum. Wanita itu berjongkok di hadapan kedua putra-putrinya dan berkata, “Liam memang paling pengertian,” pujinya. Kemudian, dia beralih kepada sang gadis kecil dan mengusap kepalanya lembut. “Lili sabar dulu ya, Sayang. Setelah kita sampai apartemen dan selesai berberes, Ma
last updateLast Updated : 2022-09-20
Read more
Bab 6 Pertemuan
‘Pria ini!’ Melihat pria di hadapannya, Evelyn tak mampu melanjutkan ucapannya. Bukan hanya karena pandangan sang pria yang mengintimidasi, tapi juga karena keberadaan permata biru terang yang begitu dia kenali. “Tidak masalah,” balas Adam dengan suara rendah yang menggelitik telinga, tidak menunggu Evelyn menyelesaikan ucapannya. Suara dalam milik Adam membuat darah dalam tubuh Evelyn berdesir. Walau telah lama berusaha melupakan malam itu, tapi ingatan Evelyn menghantui dirinya. Tubuh wanita itu dengan jelas mengingat jejak yang telah ditinggalkan pria di hadapannya tersebut. Delapan tahun sudah berlalu, tapi sedikit pun tidak pernah Evelyn lupakan perihal penampilan pria di hadapannya ini. Mata biru terang itu, bibir tipisnya, juga lekukan otot pada tubuh yang satu malam itu pernah menguasai dirinya. Bibir Evelyn terbuka mengucapkan sebuah kata, “Kamu—" “Pak Adam, kita harus segera pergi,” sebuah suara lain menghentikan Evelyn dan mengalihkan pandangan Adam. “Julian,
last updateLast Updated : 2022-09-20
Read more
Bab 7 Eden Entertainment
“Selamat, Evelyn. Kamu sudah dinyatakan diterima sebagai sekretaris direktur bisnis. Pak Direktur pun sudah berpesan kalau kamu akan mulai bekerja besok,” ucap seorang pria berusia sekitar tiga puluhan sembari mengulurkan tangannya ke hadapan Evelyn. Evelyn membalas uluran tangan tersebut dengan mantap dan membungkuk hormat sedikit. “Terima kasih, Pak Handi. Saya akan berusaha untuk menunjukkan kinerja terbaik agar tidak mengecewakan ekspektasi Bapak,” balas Evelyn dengan sopan. Handi—manajer personalia dan juga teman Anita—menganggukkan kepala. “Rena,” panggil pria itu yang kemudian diikuti dengan kemunculan seorang gadis muda di sisinya. “Kamu antar Evelyn keliling kantor dulu agar besok dia nggak canggung dengan situasi kantor.” Gadis bernama Rena itu menyapa Evelyn dengan sopan, tahu bahwa posisi Evelyn tidak bisa didapatkan sembarang orang, “Halo, Bu Evelyn. Perkenalkan, saya Rena, staf departemen personalia.” Perkenalannya ditanggapi Evelyn dengan sebuah senyuman dan jabata
last updateLast Updated : 2022-09-20
Read more
Bab 8 Wangi yang Familier
“Kita terlambat,” ucap Julian sembari melihat jam yang melingkari pergelangan tangannya. “Interview seharusnya sudah hampir selesai.” Pandangannya terangkat ke kaca mobil bagian depan, meratapi kemacetan ibu kota Nusantara. “Tidak masalah,” balas pria yang terduduk di sebelah Julian dengan datar, tidak hentinya mengetukkan jari pada laptop di hadapan. “Hanya interview kecil, seharusnya HRD bisa mengurusnya. Tidak mungkin kulewatkan kesempatan kontrak dengan label musik ternama, bukan?” balasnya, begitu jelas dengan prioritasnya. Lima belas menit kemudian, setelah keduanya baru saja melangkah masuk ke lobi kantor, sebuah dentingan notifikasi terdengar dari tablet yang dipegang Julian. Pria itu melirik notifikasi tersebut dan menghela napas seraya berkata, “Manajer HRD baru saja mengabarkan kalau wawancara telah selesai.” “Hmm,” Adam membalas singkat, tidak menghentikan langkah untuk masuk ke dalam lift. “Suruh dia untuk persiapkan laporan kandidat yang lolos. Ketika sudah siap, la
last updateLast Updated : 2022-09-20
Read more
Bab 9 Menarik Perhatian
Mendengar ucapan Adam, Evelyn langsung membeku di tempat. Dia memutar benaknya, menyadari bahwa parfum yang digunakan olehnya tak pernah berubah. Namun, tidak mungkin pria itu mengenali dirinya dari aroma parfum yang dia gunakan, bukan?! 'Apa dia seekor anj*ng?' maki Evelyn dalam hati. Evelyn perlahan menaikkan pandangannya, membiarkan manik hitamnya memantulkan sepasang permata biru milik pria menawan di hadapannya. “M-maaf?” Suaranya terdengar sedikit mencicit, kentara takut dengan sosok Adam yang menatapnya tajam. Entah kenapa, pandangan ketakutan yang ditunjukkan oleh Evelyn membuat sesuatu dalam diri Adam merasa tertantang. “Aroma parfummu, aku pernah menciumnya di suatu tempat,” ulangnya. “Kita pernah bertemu?” tanyanya lagi, bermaksud untuk mengindikasikan bahwa wangi ini tak pernah dia temui selain satu kali itu. Hanya saja, Adam tak mampu menentukan satu kali di mana? Pertanyaan Adam membuat Evelyn terdiam, bingung harus mengatakan apa. Hatinya bertanya-tanya, apakah pr
last updateLast Updated : 2022-09-26
Read more
Bab 10 Bertemu Kembali
“Bu Evelyn, Ibu nggak apa-apa?” tanya Rena sembari memperhatikan wajah Evelyn. Sejak pertemuan mereka dengan sang CEO, calon karyawan baru itu terlihat tidak fokus dan melamun. “Kalau misalkan Ibu lelah, kita bisa lanjutkan tur ini besok kok.” Tersadar bahwa fokusnya sempat menghilang, Evelyn melambaikan tangannya ke arah Rena dan tersenyum lemah. “Saya nggak apa-apa, Rena,” balasnya. “Saya lupa belum berterima kasih atas bantuan kamu tadi di lift.” Rena membalas senyuman Evelyn. “Sama-sama, Bu. Saya bisa lihat pertanyaan Pak Adam tadi membuat Ibu tidak nyaman,” ujarnya. Dalam hati Rena, dia merasa aneh dengan sikap Adam tadi. Tidak pernah sebelumnya pria tersebut membuka topik dengan siapa pun selain para eksekutif, klien penting, atau pun asistennya. Selain itu, semua topik pembicaraannya jelas meliputi bisnis dan pekerjaan. Akan tetapi, kenapa tadi Adam membuka topik yang sungguh aneh dengan Evelyn? 'Yah, orang kaya ada pemikiran sendiri,' batin Rena, mengambil kesimpulan term
last updateLast Updated : 2022-09-26
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status