Masuk"Kalau saja aku bisa lebih cepat menyadarinya, lebih cepat meminta maaf kepadanya, mungkin semuanya masih punya kesempatan untuk memperbaiki keadaan. Semua ini benar-benar salahku sendiri, aku yang menuai akibatnya, huhu ...."Sambil berbicara, Elaine menutupi wajahnya dengan kedua tangan dan kembali menangis tersedu-sedu. Ellie dan yang lainnya merasa sangat sedih melihatnya, tetapi tidak tahu harus berkata apa untuk menghiburnya.Ferona adalah orang yang paling tidak tahan melihat putrinya menangis. Dia mengerutkan kening dan berkata dengan nada kesal, "Kalau kamu benar-benar nggak bisa melepaskan Bradford, ya kejar lagi saja!""Hah?"Yang lain langsung menoleh ke arah Ferona. Elaine juga berhenti menangis sejenak, mengangkat kepala dengan mata sembap menatap Ferona."Tapi ... dia sudah sama Sherine.""Terus kenapa?" seru Ferona lantang. "Mereka 'kan belum menikah! Selama belum menikah, kamu dan Sherine sama-sama punya kesempatan yang adil!"Ferona melanjutkan dengan nada tegas, "Dia
Bradford akhirnya pergi begitu saja. Kalimat terakhir yang ditinggalkannya membuat Jauhar marah besar. Salsa diliputi amarah sekaligus ketakutan. Dia melangkah cepat ke hadapan Jauhar, memaksakan senyum, lalu berkata, "Kak, jangan dengarkan omong kosong Bradford. Mana mungkin anakku melakukan hal seperti itu? Lagi pula, dia keponakanmu sendiri ...."Belum sempat kalimat itu selesai, Jauhar sudah mengayunkan lengannya dengan penuh tenaga.Plak! Sebuah tamparan keras mendarat di wajah Salsa."Kamu masih saja melindungi dia! Dia bisa jadi seperti sekarang ini karena kamu dan Ronald yang memanjakannya! Waktu kecil mencuri jarum, sudah besar berani mencuri emas! Sekarang juga telepon Franklin! Suruh dia pergi ke kantor polisi dan menyerahkan diri!"Salsa tidak sempat memedulikan pipinya yang terasa perih. Dia menangis sambil memohon, "Kak, nggak bisa begitu! Kalau kamu suruh dia menyerahkan diri, hidupnya benar-benar hancur!""Kalau kamu nggak suruh dia menyerahkan diri, aku sendiri yang ak
"Oh!"Kieran menjadi sasaran pelampiasan emosi. Dia menjawab dengan lesu, lalu pergi dengan murung kembali ke kamar tidur.Setelah mendengar ucapan Jauhar, Sekar akhirnya baru memahami maksud perkataan Bradford. Dia hanya bisa menghela napas panjang berulang kali, benar-benar tidak tahu harus berbuat apa lagi.Bradford tidak tega melihat Elaine menangis tersedu-sedu. Dia berbalik dan berjalan ke balkon sambil menatap ke luar."Ada apa ini?" Melihat putrinya menangis, Ferona keluar dari dapur dan bertanya dengan nada penuh kekhawatiran."Bu, Kak Bradford ... dia nggak setuju rujuk dengan Kak Elaine," bisik Ellie sambil mendekat ke sisi Ferona.Ferona mengerutkan kening, lalu melangkah cepat ke arah Bradford. "Bradford, coba tanya hati nuranimu sendiri. Memang dulu perceraian itu Elaine yang mengusulkan, tapi dia nggak pernah melakukan hal yang mengkhianatimu, bukan?""Waktu itu kamu berjanji apa sama aku? Kamu bilang akan menyayangi Elaine seumur hidup. Masa kamu nggak bisa memaafkan ke
Setelah Salsa pergi, Ronald juga merasa gelisah. Tak lama kemudian, dia pun bangkit dari tempat duduknya dan bergegas ke dapur untuk berebut membantu pekerjaan.Begitu Ronald pergi, suasana di ruang tamu langsung terasa jauh lebih santai. Ellie dan Kieran ikut mendekat dan duduk mengelilingi meja kopi, sambil makan dan mengobrol santai.Sekar merasa inilah saat yang tepat. Memanfaatkan momen ketika Jauhar dan Bradford sedang tidak berbicara, dia melambai ke arah Bradford dan berkata, "Bradford, kemarilah."Jantung Elaine mendadak berdebar dan dia ikut menoleh ke arah Bradford.Bradford menggumam pelan, lalu bangkit sambil memutar sedikit dan duduk di sisi lain Sekar."Bradford, makan jeruk," ujar Elaine.Dengan cekatan, Elaine mengupas sebuah jeruk dan membersihkan seluruh serat putih pada setiap bagiannya. Kemudian, dia menyerahkannya kepada Bradford melewati Sekar. Di wajahnya tampak sedikit sikap ingin menyanjung.Bradford memang paling suka buah-buahan seperti jeruk dan sunkist."T
Jauhar sempat mengira Elaine dan Bradford akan kembali rujuk. Namun, melihat Bradford menghindar dan langsung mengalihkan topik ke urusan minum, dia hanya bisa menghela napas dan membalas."Tentu saja. Biar bibimu siapkan beberapa lauk untuk kita. Semuanya cocok buat teman minum."Bradford dan Jauhar pun duduk bersama sambil tertawa dan mengobrol, sementara Elaine hanya bisa kembali mengurungkan niatnya, menunduk dan menghapus air mata.Ferona dan Ellie juga mulai sadar bahwa Bradford tampaknya agak menolak soal rujuk. Keduanya berpandangan, menatap Elaine dengan khawatir.Namun, sebelum ibu dan anak itu sempat menghampiri, Sekar lebih dulu menepuk kursi di sebelahnya dan memanggil Elaine. "Elaine, kemari.""Nek, ada apa?" Elaine duduk di samping neneknya, memaksa senyuman.Sekar melirik Bradford yang sedang mengobrol dengan Jauhar, memberi isyarat dengan mata, lalu berkata pelan, "Dulu Nenek sudah bilang, jangan gegabah. Orang tua dulu bilang, lebih baik merobohkan sepuluh kuil daripa
Melihat sikap Jauhar terhadap Bradford, mantan menantu keponakannya, bukan hanya tidak ada sedikit pun sikap dingin, bahkan justru lebih hangat daripada sebelumnya. Semua orang di rumah itu pun merasa agak heran.Salsa tidak menyangka Bradford ada di kamar. Begitu teringat ucapan-ucapannya barusan, menyebut Bradford sebagai sampah, Bradford pasti mendengarnya. Jadi, dia langsung mengejek dengan sinis, "Kak, hari ini acara kumpul keluarga. Kamu bawa orang luar ke sini buat apa?"Sekarang Bradford sudah bercerai dengan Elaine. Dia sama sekali tidak menganggap Bradford sebagai kerabat, terlebih lagi beberapa hari lalu Bradford memukul Franklin cukup parah di lelang amal. Di hati Salsa, kebencian terhadap Bradford sudah meletup-letup.Bradford menatap Salsa dengan dingin. "Siapa yang orang luar di sini?""Siapa yang orang luar?" Jauhar juga hampir bersamaan menoleh pada Salsa dengan dingin, mengulang kata-kata yang sama.Salsa membeku, seolah-olah tenggorokannya tiba-tiba dicekik. Setelah







