*Kemarin malam*
"Tapi ... ."
Hening sejenak.
"Apa kalian tahu hukuman bagi pencuri di desa ini?" Bei Li kembali melanjutkan ucapannya kemudian menatap Bei Yuan dan anak-anaknya.
Bei yan mengunyah makanannya dan menjawab, "Cambuk 1000 kali?"
"Benar." Bei Li menjawab dengan antusias, "Tubuh Tianlan sangat lemah karena tidak bisa berkultivasi. Jika kita membuatnya menjadi seorang pencuri di mata orang-orang. Maka hukuman cambuk akan di dapatkan olehnya. Tubuhnya tidak akan bisa menahan hukuman itu dan dia akan mati."
Yang lainnya menatap Bei Li dengan ekpresi yang sama. Mereka terkejut sekaligus senang, itu adalah cara yang bagus untuk menyingkirkan seseorang.
"Ya, Ya. Kau sangat pintar suamiku. Jika kita berhasil membuatnya mati, maka orang-orang itu tidak akan datang lagi kesini untuk mengganggu kita." Setelah mengatakan itu, Bei Yuan tertawa diikuti oleh Bei Li dan yang lainnya yang ada di ruangan itu.
"Oh." Sebuah gumaman lolos dari bibir delima tersebut.
Beberapa saat yang lalu, saat Tianlan akan masuk ke ruang makan. Ia tidak sengaja mendengar suara Bei Li. Tangannya yang hendak mendorong pintu langsung berhenti di tempat.
Tianlan mendekatkan telinganya ke pintu dan berusaha mendengarkan pembicaraan di dalam dengan cermat.
Dan inilah yang dia dengar. Ternyata Keluarga Bei tengah membuat konspirasi besar untuk menyingkirkannya.
Mereka tidak tahu saja siapa yang mereka ajak bermain-main.
Tianlan memutuskan untuk pergi ke Kota Yuan. Butuh waktu membakar 5 buah dupa untuk dia bisa sampai ke Kota Yuan.
Tianlan tidak bisa menggunakan qi-nya terlalu berlebihan. Dia tidak ingin tubuh ini rusak dan malah berakhir cacat.
Saat dia sampai di Kota Yuan, Tianlan langsung bergegas menuju Pelelangan Klan Xu. Dia menunjukkan sebuah kartu yang diberikan kepadanya saat dia pertama kali datang ke pelelangan dan meminta penjaga untuk membawanya menemui Bei Guan.
(Xu Guan memberikan kartu kepada Tianlan di Chapter 1)
"Ah, Tuan Xie? Ada apa malam-malam ke sini?"
Tanpa membuang waktu Tianlan langsung menjelaskan perihal kedatangannya.
Xu Guan hanya mengangguk-anggukan kepalanya dan menatap Tianlan, "Baiklah, aku akan melakukannya, namun aku masih belum tahu dengan apa kau akan membayarku?"
Tianlan berdehem dan mendekatkan tubuhnya ke Xu Guan sebelum merendahkan suaranya dan berbisik, "Aku adalah seorang pengrajin tingkat Bumi level 1, aku akan memberikan hal yang luar biasa padamu sebagai bayarannya, bagaimana?"
(Kultivasi Pengrajin terbagi menjadi 7 tingkatan : 1. Awal, 2. Menengah, 3. Akhir, 4. Bumi, 5. Langit, 6. Ilahi, 7. Keabadian.
Masing-masing Tingkatan terbagi lagi menjadi 5 level)
"Aku menerimanya."
Setelah membuat kesepakatan, Tianlan bergegas untuk pulang.
Sesampainya di Kediaman Kepala Desa. Tianlan langsung masuk ke kamar. Dia duduk dengan posisi lotus dan mulai bermeditasi.
(Meditasi – latihan untuk melatih atau menenangkan pikiran dan jiwa. Para cultivator menghabiskan banyak waktu dalam meditasi, karena kultivasi Qi dan perenungan wawasan umumnya membutuhkan meditasi)
Mengingat itu Tianlan merasa geli dengan rencana Keluarga Bei. Dia semakin yakin bahwa sebenarnya pemilik asli tubuh ini bukanlah bagian dari Keluarga ini. Karena sekejam-kejamnya keluarga, pasti ada satu yang memiliki hati.
Bei Li di sisi lain merasa kebingungan. Dia tidak tahu rencananya akan berantakan seperti ini.
"Ayo katakan," desak Xu Guan, "Katakan semua kebenarannya kepada semua orang."
"Sebenarnya Tianlan tidak mencuri apapun, ini hanya tuduhan tidak berdasar dariku dan keluargaku. Bahkan ini bukan satu-satunya kesalahan yang telah kuperbuat pada Tianlan. Aku selalu memukuli Tianlan saat aku mabuk dan mengurungnya di gudang selama berhari-hari."
'Apa?!!' Bei Li langsung menutup mulutnya dengan mata terbelalak. Dia sangat terkejut dengan ucapannya sendiri.
"Suamiku, apa yang- ... Makanan yang kuberikan kepada Tianlan semuanya basi, tidak ada yang layak baginya karena dia hanyalah beban bagi kami."
"Ibu- ... Aku juga selalu ikut menyiksa Tianlan dan bahkan aku pernah mendorongnya ke sungai hingga dia pingsan dan tak sadarkan diri, aku meninggalkannya begitu saja tetapi dia masih hidup dan pulang ke rumah. Aku dibantu Bei Luo dan Bei Yan."
"Apa? Xi-Dage apa yang kau bicarakan? Jelas-jelas kau yang mengajak kami."
"Tidak, kita melakukannya bersama. Kemarin saat aku ke dapur, aku melihat Bei Yan melakukan hubungan dengan pelayan di halaman dapur."
"Bei Xi! Ada apa denganmu?!"
"Diamlah kalian!!"
Semua orang menoleh ke arah Hakim yi yang saat ini terlihat sangat marah. Hakim yi melempar satu buah kayu ke tanah dan memberikan perintah.
"Bawa seluruh Keluarga Bei ke Penjara dan beri mereka cambukan, masing-masing sebanyak 3000 kali cambuk."
"TIDAK! LEPASKAN AKU! BAWA SAJA MEREKA! AKU TIDAK BERSALAH!" Bei Li terus berteriak dan meronta-ronta, dia bahkan menyalahkan keluarganya sendiri.
Orang-orang yang melihat kejadian itu hanya menghela nafas dan menggelengkan kepala mereka. Tidak mereka sangka bahwa Kepala Desa mereka ternyata adalah seorang iblis yang bersembunyi di balik topeng malaikat.
Setelah itu keadaan kembali sunyi, semua orang melihat ke arah Tianlan yang masih bersimpuh di tanah tanpa bergerak sedikitpun.
Ada yang melihatnya dengan tatapan iba dan ada yang melihatnya dengan tatapan kasihan. Sekarang mereka tahu kenapa Tianlan sampai tidak bisa berkultivasi. Jika anak malang itu tidak tersiksa sejak kecil, mungkin saja dia bisa sampai ke tahap keabadian.
Xu Guan berjalan kembali ke arah Tianlan dan membantunya untuk berdiri.
"Ada satu hal lagi yang harus saya sampaikan kepada kalian semua sebelum meninggalkan tempat ini." Xu Guan meraih tongkat yang dipegang Tianlan dan melemparkannya ke sembarang arah, "Xie Tianlan bisa melihat. Aku memberikan pil yang membuatnya tidak lagi buta 2 hari yang lalu."
Seketika suasana kembali ricuh. Seluruh warga desa menatap Tianlan tidak percaya.
Hakim yi yang sedari tadi diam juga ikut terkesiap.
Sungguh kejutan yang besar.
.
..Saat ini Tianlan sedang duduk dalam posisi lotus di kamarnya. Dia merasa nyaman dan tenang mengetahui bahwa tidak ada lagi serangga di rumah ini.
"Setidaknya dengan 3000 cambukan sudah bisa membuat mereka lumpuh seumur hidup."
Tianlan terkekeh dan mulai berkonsentrasi. Dia harus mengokohkan jiwanya pada tubuh ini.
Selama 2 hari dia berpindah ke dunia ini, jiwanya sudah mulai bisa beradaptasi dengan baik.
Peluh mulai membanjiri dahi Tianlan saat dia menahan sensasi panas di tubuhnya. Dia harus bisa mengalirkan qi-nya ke Dantiannya. Jika ini berjalan lancar, maka dia akan dengan mudah mengendalikan qi-nya.
(Dantian – secara harfiah diterjemahkan sebagai "Lautan Qi" atau "Eliksir". Dantian mengacu pada wilayah dimana Qi seseorang terkonsentrasi. Dantian ini Terletak selebar tiga jari di bawah dan dua jari di belakang pusar)
Tianlan berusaha mengalirkan qi-nya.
Namun sekuat apapun dia berusaha, dia masih tidak bisa menyentuh Dantiannya.
Tianlan merasa seolah-olah ada sesuatu yang menghalanginya.
Akhirnya Tianlan memilih untuk bermeditasi dan mengistirahatkan tubuhnya. Dia cukup lelah hari ini. Mungkin dia bisa melanjutkannya lain waktu. Dan kebetulan besok pelelangan akan segera dimulai, jadi Tianlan harus tetap bugar.
Dia mulai bermeditasi dan tidak menyadari perubahan pada tubuhnya.
Zhaoyang yang melihat Tianlan sudah sadar langsung menghampiri lelaki itu dengan sebuah nampan berisi obat di tangannya.Tianlan menatap Zhaoyang.“Lan-ge, apakah kau baik-baik saja?” tanya Zhaoyang.Tianlan bangkit dari tempat tidur dan merasa punggungnya agak kebas. Mungkin karena lukanya belum sembuh, jadi masih terasa berdenyut.“Berapa lama aku tidak sadarkan diri?” tanya Tianlan..“Tiga hari,” jawab Zhaoyang.Mata Tianlan terbelalak mendengar itu. “Tiga hari? Apa saja yang terjadi saat aku sedang tidak sadarkan diri? Bagaimana keadaan Sekte?”Zhaoyang meletakkan nampan yang ia pegang di atas meja dan menjawab. “Saat kau pingsan, para iblis mundur secara tiba-tiba. Aku tidak tahu apa yang menyebabkan mereka mundur, tapi Master Hua Rong juga langsung pergi setelah mengantarmu ke kamar.”“Lalu di mana Hua Rong sekarang?” tanya Tianlan.Zhaoyang menggeleng. “Aku tidak tahu, dia tidak mengatakan padaku akan pergi ke mana, dia hanya memintaku menjagamu.”Mendengar itu, Tianlan langsun
Akhirnya, Pangeran Xie pergi untuk melaksanakan tugasnya. Ia membawa pasukan terlatih bersamanya. Sesampainya di dua daratan, pangeran Xie beserta pasukannya mulai menyebarkan rumor yang memicu konflik antara dua daratan itu. Mereka berhasil mengadu domba dua daratan dan meredakan konflik kekaisaran. Membuat para rakyat berhenti mempertanyakan pemerintah kekaisaran. Setelah tugasnya selesai, pangeran Xie kembali ke kekaisaran. Awalnya semuanya berjalan baik-baik saja. Tetapi, situasinya mulai tak terkendali. Konflik antara kedua daratan kian hari kian memanas. Bahkan, sudah ada beberapa kasus penyerangan yang menewaskan beberapa rakyat. Hingga puncaknya, perang besar pecah antara dua daratan itu. Mereka saling menyerang, dan saling membunuh. Tidak ada belas kasihan dalam perang ini. Bukan hanya pasukan militer, tapi anak-anak, para wanita dan para lansia juga ikut menjadi korban. Perang ini berlangsung sampai berhari-hari, yang membuat Pangeran Xie merasa sangat bersalah. Ak
Luo Beng menatap pedang ditangannya dengan wajar sumringah. Ia lalu berdiri dan mengayun-ayunkan pedangnya dengan lihai. Senyum lebar tak pernah luntur dari wajahnya yang rupawan. Tianlan melihat ayunan pedang yang Luo Beng lakukan. Walaupun saat ini Luo Beng hanya sedang bermain-main dengan pedang itu, Tianlan bahkan bisa merasakan kekuatan dari setiap ayunannya. Gerakannya halus dan mengalir tanpa hambatan, tidak berlebihan tetapi kuat. Teknik pedang yang ia gunakan adalah teknik pedang tingkat tinggi. Bahkan di usianya yang masih 16 tahun ini, Luo Beng sudah bisa menggunakan teknik pedang tingkat tinggi. Tidak heran jika nanti dia bisa menjadi Raja Iblis terkuat di alam bawah. Luo Beng sudah selesai mengayun-ayunkan pedangnya dan kembali menghampiri Pangeran Xie. "Apa kau menyukainya?" tanya pangeran Xie. Luo Beng mengangguk antusias. "Karena Kakak Xie yang memberikannya, aku akan menamai pedang ini Zhaoyang Hong, yang artinya matahari terbit. Pedang ini akan bersinar ter
Karena sibuk memikirkan siapa dalang dibalik penyerangan ini, Tianlan tidak bisa fokus dengan para Iblis yang terus menerus menyerang. Ia terlalu shock karena mengetahui banyak fakta yang mengejutkan."Lan-ge!" Zhaoyang berteriak memanggil Tianlan saat melihat salah satu iblis yang ingin menyerang pria itu. "Sial!"Zhaoyang berlari kencang ke arah Tianlan untuk menghentikan iblis itu. Namun, ia sedikit terlambat, karena iblis itu sudah terlebih dahulu mencakar punggung Tianlan. Darah merembes dari punggung Tianlan. Bagian belakang hanfunya kini telah basah oleh darahnya sendiri.Wajahnya pucat, pandangannya buram. Melihat mayat-mayat muridnya yang bergelimpangan, serta kekacauan yang terjadi di sekitarnya. Entah kenapa, rasanya Tianlan seperti pernah melihat moment seperti ini sebelumnya. Di mana ia pernah melihat kejadian seperti ini, semuanya sama persis.Bayangan-bayangan acak kembali muncul dalam benaknya. Ia melihat pedang yang berlapis emas, lalu ia juga melihat topeng berwajah
Guhao menatap keluar jendela istana. Ia menyeringai lebar. Asap hitam menyelimuti tubuhnya yang tegap di bawah sinar rembulan.Istana malam ini terasa sunyi."Sebentar lagi, kekuatanku akan melampaui Raja Iblis Luo. Tetapi bukan dengan cara beradu kekuatan, melainkan beradu kelihaian."Tawanya menggema di seluruh ruangan. Seringaiannya semakin melebar seiring waktu, ia menggenggam erat giok hijau di tangannya.Tubuh yang saat ini ia tempati hanyalah wadah. Selama 700 tahun ia berkelana. Sudah banyak tubuh yang ia rasuki.Tubuh aslinya hanya berupa asap hitam. Jika ia bisa merasuki tubuh Luo Beng, maka ia akan abadi dan menjadi yang paling kuat diantara yang lainnya. "Hahahah." Tawa menggelegar kembali ia keluarkan.Wajah Xie Tianlan muncul dalam benaknya. Semakin ia mengingat wajah itu, maka semakin senang pula hatinya.Reinkarnasi Pangeran Xie telah muncul kembali setelah 700 tahun menghilang. Dia sudah bereinkarnasi untuk yang ke-6 kalinya, namun Luo Beng masih belum bisa mematahka
Tianlan berusaha memejamkan matanya, ia ingin fokus bermeditasi. Konsentrasi penuh ia lakukan hanya untuk mendapatkan ketenangan.Namun, setiap kali dia ingin berkonsentrasi, ada saja hal yang membuyarkan pikirannya. Dari mulai suara langkah kaki para prajurit yang berjaga, lalu suara dahan yang tertiup angin, dan bahkan suara angin itu sendiri. Semunya mengganggu. Tianlan membuka mata, ia menghembuskan nafas lelah. Karena pembicaraannya dengan Guhao beberapa saat yang lalu, ketenangannya terganggu. Bahkan ia tidak melihat Hua Rong sampai sekarang. Ia bertanya-tanya, kemana pria rubah itu pergi sampai selama ini? Ini hanya membuatnya makin stress. "Pangeran Mahkota datang!" Teriak Kasim dari luar kamar Tianlan.Tianlan melihat ke arah pintu, di sana nampak Pangeran Hanji yang sedang berjalan memasuki kamar peristirahatan Tianlan."Maaf mengganggu waktumu Tuan Muda Xie," ucap Pangeran Hanji seraya membungkukkan tubuhnya memberi hormat.Tianlan berdiri dan ikut memberi hormat. Walaupu