Share

Ejekan

PoV Nur

***

"Nur, katanya kamu mau kawin sama si Yadi ya? Yang sekampung sama kita itu dulu? Aduh, memang kalian cocok. Udik bin blangsak. Hahaha."

Kupikir akan ada ucapan baik dari mulutnya, tapi sayang, bukan itu yang aku dengar. Malah ocehan dan hinaan saja. Kudengegar pula desas-desus kalau Mbak Widya hamil, karena pernah waktu itu melihat status w.a-nya. Sayangnya pas aku tanya, dia tak membalas. Sampai detik ini. Entah apa maksudnya ingin nomor w.a ku. Apa cuma untuk pamer?

"Makasih, Mbak. Doakan saja, Nur akan segera menikah dengannya. Meski bukan orang kaya, setidaknya dia mungkin tidak akan selingkuh!" jawabku menanggapi.

"Hahah. Iya, iya, aku doakan. Tapi aku tidak akan datang ke pernikahan kamu kalau tidak diundang. Kamu harus mengundang Mbak secara terhormat, baru Mbak akan datang," ujarnya lagi dengan angkuh.

"Mbak datanglah, Mbak itu satu-satunya keluargaku. Atau nanti aku akan datang ke rumah Mbak untuk secara langsung mengundang kalian. Kalau di sini, rasanya kurang ho
Chapitre verrouillé
Continuer à lire ce livre sur l'application

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status