Share

Maaf, tidak ada pertolongan

KRIET!!

Nada-nadanya seperti suara pagar besi dibuka seseorang. Karena penasaran, aku langsung kembali ke halaman, dan melihat siapa yang datang.

Begitu dikagetkannya bola mataku. "Eh, Bang Pinjol? Ngapain ke mari? Pergi kamu, Bang, kita bukan mahram, ya! Pergi!" Aku segera menyeret tubuhnya keluar pagar lagi. Lalu pagar besi aku kunci secepatnya. Jujur, ini pagar tingginya hanya sekepala orang dewasa, apalagi jarang-jarang, jadi wajah memuakkannya masih terlihat.

"Nur, kamu kenapa sih? Kamu tadi malam bagaimana? Disentuh gak? Aku yakin enggak ya. Tapi rambut kepalamu kayak masih ada rembes basah dari kerudung!"

Aku langsung geleng-geleng kepala. Berkacak pinggang lalu menghela napas dengan kesal. "Kurang waras kamu, Bang! Kamu korslet ya tuh otak? Saban hari ketemu aku, nanya itu lagi, itu lagi, itu lagi! Apa yang kamu harapkan? Jelaslah namamya juga pengantin baru, ya kami malam pertama lah. Apalagi Mas Aryo dengan halal menyentuhku. Ih!" Aku menggidikkan bahu dengan risi.

"Ah, kam
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status