Share

Menghina Gaya Bercintaku

Aku cek langsung ke kamar, ternyata Bang Panjul memang tidak ada. Pasti, aku sudah yakin, dia ada di kamar Mbak Widya. Tapi, baru saja ingin naik tangga, suara desahan yang nadanya membuat bulu kudukku merinding terdengar siang ini. Arahnya dari arah belakang kedatanganku tadi. Ini suara yang begitu tengil.

"Ah, ah, aku benar-benar menikmati ini. Kamu mainnya lihai sekali, tidak seperti si Nur! Ah!"

"Ssssh, ah. Memangnya si Nurul bisa gaya apa aja?"

PEG!

"Si Nur cuma bisa gaya anjing nungging, Wid. Sedangkan kamu, macam gaya bisa. Sampai gaya orang luar negeri kamu bisa sehafal ini. Ah, mantap!"

Si kampret saling menyahut. Sialan! Kurang ajar! Kudekatkan lebih jelas kuping ini sampai menempel di pintu ruangan yang kujadikan tempat perkara.

"Ah, bisa aja. Tapi jelaslah, aku lebih semok dan berpengalaman, Bang. Punyaku juga sering dirawat, jadi sempit 'kan!"

Kini batinku benar-benar terpukul amat keras. Suara desahan yang jahil itu jelas suara Bang Panjul dan kakakku sendiri. Bajinga!

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status