Share

Saling Setrika, yuk

"Mundur kamu, Nur, mundur!" Dia semakin ketakutan, "mau, kamu Mbak hajar? Atau kamu akan Mbak bunuh!" ancamnya.

"Boleh, setelah aku rusak wajahmu tapi ya, Mbak. Biar kamu bunuh aku, aku masuk ke surga, dan kamu sengsara di penjara." Aku tergelak tawa di depannya.

Ujung bibir Mbak Widya menyungging menahan emosi. Terlihat kalau dia tidak menyangka aku tidak mundur atau takut sama sekali.

"Kamu kerasukkan! Kamu dulu baik dan ahli surga, sekarang gila kamu!" Dia lagi-lagi membahas masa lalu.

"Masa bodo, bodo amat! Ini masih panas, melepuh sih kalau ditekan ke kulit. Ayok!"

Wanita yang telah menjadi duri di kehidupanku pun itu kini lari ke dalam kamarnya. Dia mengunci pintu mungkin karena ketakutan. Hahah, aku tertawa terbahak-bahak. Begitu saja takut!

***

"Aduh, kalau aku lama-lama di rumah ini, aku bakalan mati perlahan, Bang. Tapi, kalau aku keluar dari rumah ini, aku belum tau di mana si Nur simpan sertifikat rumah ini. Bagiku ini masih seperti mimpi dan bencana, kok bisa anak bodoh i
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status