Share

Untung Sudah Beres

***

"Eh, Mbak udah pulang?" tanyaku pada Mbak Widya. Aku menyambutnya yang baru saja pulang ternyata. Dia membawa kantong belanjaan ini dan itu. Riweuh.

"Huwh … tolong ambilkan minum untuk Mbak ya, Nur. Ini ada oleh-oleh buat kamu." Dia langsung menjatuhkan tubuh di kursi. Angkat kaki ke meja sembari mengelus-elusinya. Enak, seperti Nyonya. Hemh!

"Ini, Mbak." Kusugi ia air putih. Bang Panjul belum pulang, katanya dua hari lagi. Dia pasti sudah dapat suntikkan, jadi tahan tidak aktivitas malam.

Aku belum cerita soal surat gugatan yang diberikan Mas Aryo waktu itu pada Mbak Widya. Coba, apa dia akan memancing supaya aku bicara?

"Oiya, Nur, ada Mas Aryo gak? Soalnya Mbak udah matang mau cerai sama dia. Mas Aryo soalnya kemarin ada SMS, kalau dia sudah titipkan ke kamu. Tinggal Mbak tanda tangani," katanya. Benar saja, dia bohong. Mas Aryo bilang, dia telah membuang nomor Mbak Widya dan tidak ingin menghubungi dia lagi.

"Memangnya Mbak udah setuju mau cerai? Mbak ini plin-plan. Bukannya r
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status