Share

Ditolak Mentah-Mentah

"Banyak jangan bercanda, tidak mungkin rumah ini disita," ujar Sevan. Lelaki itu tidak percaya jika rumah tempat tinggalnya akan disita, meski bukti telah ada. Namun Sevan berharap jika rumahnya tidak benar-benar disita.

"Ini sudah ada buktinya, Pak. Batas waktu yang kami berikan sudah habis," ujarnya seraya menunjukkan bukti. Sevan pasrah, memang semuanya benar. Dan kini Sevan harus berpikir untuk kedepannya seperti apa, terlebih saat ini Nagita tengah hamil.

"Kami harap besok rumah ini sudah kosong, kalau begitu kami permisi." Setelah mengatakan itu mereka beranjak pergi.

Sevan menghela napas, lalu kembali masuk ke dalam, melihat suaminya masuk ke dalam. Dengan segera Nagita menutup pintu dan ikut menyusulnya. Sevan harus bertanggung jawab karena telah menyebabkan rumahnya disita.

"Mas semua ini gara-gara kamu, sekarang rumah ini disita. Terus kita mau tinggal di mana." Nagita meluapkan isi hatinya, kesal dan juga marah telah menjadi satu.

"Kok kamu nyalahin aku, aku banyak utang ga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status