Home / Fantasi / Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa / 323. Kekalahan Arkham Caelestis

Share

323. Kekalahan Arkham Caelestis

Author: Zhu Phi
last update Huling Na-update: 2025-06-23 20:12:36
“Aku adalah penyeimbang Kota Dewa…!”

raung Arkham, suaranya menggema membelah sisa-sisa menara.

“Selama aku masih berdiri… kota ini tak akan jatuh!”

Suara itu bukan sekadar pernyataan. Itu adalah tantangan terhadap langit itu sendiri, jeritan dari seorang dewa yang menolak dimakamkan oleh sejarah.

Namun, jawabannya bukan datang dari atas.

Melainkan dari bawah ...

Langkah Kevin.

Langkah itu tenang. Konsisten. Dingin.

Setiap kali kaki Kevin menyentuh reruntuhan, debu spiritual beterbangan. Auranya tidak lagi meledak-ledak seperti badai tadi, melainkan tenang—tenang seperti arus dalam samudra yang menelan kapal-kapal besar tanpa suara.

Pedang Dewa Ilahi masih ia genggam di tangan kiri. Tapi saat ia meluruskan tangan kanannya, dari pusaran qi hitam yang bergulung di udara… Pedang Jiwa Naga Langit meluncur kembali ke telapak tangannya—seperti makhluk hidup yang kembali pada tuannya.

“Matamu masih menyala,” ucap Kevin perlahan, tanpa emosi.

“Tapi jiwamu sudah mati sejak kau memilih meli
Zhu Phi

Bab Utama : 2/3. Apa Kevin akan memberantas semua pimpinan korup di Kota Dewa? Termasuk Sylvara Nocturne?

| 3
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   534. Akhir Kaisar Tanah Terlarang

    Langit seakan pecah bergaris-garis retakan hitam, tidak lagi mampu menahan benturan kekuatan dua monster itu. Kilatan cahaya dan kegelapan bertabrakan, menetes ke tanah terlarang bagai hujan bintang. Tanah bergetar, terbelah menjadi jurang-jurang menganga. Dari rekahan itu, lahar bercampur darah menyembur, meluap-luap hingga membentuk samudra merah yang menelan pasukan tanpa membedakan kawan atau lawan.Namun di tengah kekacauan itu, sorotan semua makhluk tetap terpaku pada dua sosok.Mereka bukan lagi manusia biasa. Mereka adalah dua raksasa, dua kutub yang benturannya jauh lebih dahsyat daripada perang ratusan ribu pasukan di sekitar mereka.Felix mengibaskan tangannya. Rantai kegelapan meledak dari udara, memanjang tanpa ujung. Rantai itu berputar seperti ular kosmik, melilit, menghancurkan, lalu menyedot energi spiritual di sekitarnya. Cahaya bintang, sinar api, bahkan jiwa-jiwa yang baru mati ikut terserap. Medan perang tiba-tiba gelap gulita, pekat seperti malam tanpa bulan.Kev

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   533. Kevin vs Felix

    Ribuan pasukan masih saling bertempur di medan perang. Jeritan, denting logam, dan ledakan Qi mengisi udara, namun di tengah lautan kekacauan itu, semua mata—kawan maupun lawan—terarah pada satu titik.Di sana, dua sosok berdiri saling berhadapan. Kevin Drakenis dengan tubuh penuh luka, dan Felix, Kaisar Tanah Terlarang, yang auranya membuat langit pun bergetar.Ledakan besar barusan, akibat hantaman Pedang Dewa Ilahi, tidak cukup untuk menggoyahkan Felix. Kabut asap perlahan buyar, memperlihatkan keduanya hanya berjarak belasan langkah.Tanah di sekitar mereka sudah tak lagi berbentuk tanah... kawah retak menganga, magma bercampur darah mendidih, menebarkan bau besi panas yang menusuk hidung.Pedang Dewa Ilahi di tangan Kevin bergetar liar. Cahaya emas-hitam memancar, menyilaukan, namun juga menakutkan, seakan pedang itu tidak lagi sepenuhnya tunduk pada pemiliknya. Nafas Kevin tersengal, tubuhnya bergetar, namun matanya masih menyala dengan bara yang sama—bara seorang raja yang tida

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   532. Pertempuran Berdarah - III

    Benturan jurus raksasa dari dua kubu membuat Desa Langit bukan lagi desa—melainkan medan pembantaian.Felix mengangkat kedua tangannya, aura emas-merahnya menyembur setinggi gunung. Di belakangnya, bayangan dua langit dan tiga neraka muncul... siluet dewa bercahaya bercampur iblis hitam, masing-masing memegang senjata yang menebarkan kiamat. Dalam sekejap, ratusan ribu tombak api jatuh dari langit, menghujam tanah seperti hujan meteor.“MATILAH SEMUA!” teriak Felix.Ribuan pasukan Kevin terpanggang hidup-hidup. Tubuh mereka meledak, isi perut dan darah memercik, jeritan mereka tak lagi terdengar karena tertutup suara ledakan api neraka.Namun Helena meraung, mengangkat pedangnya yang sudah berlumuran darah. Pedang itu bergetar, lalu mengeluarkan gelombang perak berbentuk naga. Naga perak itu melompat ke udara, menghantam ribuan tombak api sekaligus. Ledakan dahsyat terjadi di udara—percikan api dan cahaya perak menyelimuti seluruh medan perang, membutakan ribuan pasang mata.Sementara

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   531. Pertempuran Berdarah - II

    Suara pertempuran masih meledak. Benturan kedua seperti petir yang menghantam tanah terlarang.Pasukan sekte-sekte kecil Felix kembali menyerbu bagaikan kawanan serigala liar, ribuan jumlahnya, namun gelombang kedua ini segera disambut oleh Klan Iblis Semesta. Deru pekik mereka seperti ribuan guntur yang meledak bersamaan. Senjata-senjata hitam berlapis qi iblis berayun, dan dalam sekejap, puluhan tubuh sekte musuh tercabik, perut robek, isi perut berhamburan ke tanah. Kabut darah membasahi wajah dan dada, sementara tanah berubah menjadi rawa merah.“MAJU! UNTUK DRACARYS!” Suara ribuan cultivator mengguncang langit.Pasukan Paviliun Dracarys menabrak dari sisi lain, formasi naga mereka menghantam musuh seperti badai. Ribuan tombak menusuk bersamaan, suara daging tertembus terdengar seperti hujan. Jeritan histeris bergema, kepala-kepala beterbangan, meneteskan darah hangat ke tanah yang sudah tidak lagi berwarna cokelat melainkan merah pekat.Langit pun menjadi neraka. Jurus-jurus dil

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   530. Pertempuran Berdarah

    Raungan itu mengguncang tanah terlarang. Tanah bergetar seperti ada naga kuno yang bangkit dari perut dunia. Langit seakan merespons, berubah merah menyala, guratan petir hitam menggores awan. Dalam sekejap, dunia runtuh ke dalam satu tabrakan maha besar—dua lautan pasukan saling menghantam tanpa ampun.Ledakan pertama terjadi saat barisan depan Paviliun Dracarys berbenturan dengan sekte-sekte kecil Felix. Tubuh manusia terhempas ke udara, darah menyembur, kepala bergulir di tanah. Jeritan bercampur dengan deru senjata, membentuk simfoni perang yang memekakkan telinga.Asap hijau beracun dilepaskan, menelan puluhan orang sekaligus. Tubuh mereka meleleh, daging luruh dari tulang hanya dalam hitungan detik. Dari bayang-bayang, pasukan Bayangan Iblis melompat, berlari di atas kepala lawan, memenggal tanpa suara, hanya menyisakan cipratan darah yang hangat menodai tanah.Ravena mengangkat tangannya tinggi, lalu menjentikkan jari. Iblis es raksasa melangkah maju dengan gemuruh. Setiap langk

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   529. Bala Bantuan Paviliun Dracarys

    Langit yang semula memerah karena kabut darah tiba-tiba bergetar hebat. Dari balik awan kelam, terdengar raungan panjang yang menggema, seperti teriakan naga kuno yang baru dibangkitkan dari tidur ribuan tahun. Suara itu menghantam dada setiap prajurit di medan perang, membuat lutut sebagian pasukan sekte kecil bergetar tanpa kendali.Lalu, cahaya keemasan menembus kabut. Ribuan pedang spiritual, tombak bercahaya, dan bendera perang berwarna merah-hitam bermunculan, meluncur dari langit seperti hujan meteorit. Setiap bendera yang tertancap di tanah mengeluarkan gelombang Qi yang membuat bumi berderak.Pasukan Paviliun Dracarys.Mereka datang dengan formasi megah, langkah teratur seakan ribuan kaki itu adalah satu tubuh raksasa. Dari para cultivator ranah Golden Core hingga Heavenly Soul, setiap langkah mereka menggetarkan tanah terlarang, memancarkan aura panas yang membumbung ke angkasa. Qi mereka berbaur, lalu naik dan berputar di udara, membentuk naga-naga ilusi yang berderak, menga

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status