Qin Shan, seorang Anak Yatim Piatu, ia kehilangan Ibunya sewaktu ia dilahirkan ke Bumi. lalu setelah itu menyusul Ayahnya. Qin Shan yang baru saja lahir ke Dunia itu, sebelum ayahnya meninggal, Sang Ayah yang tidak lain adalah Sang Kausar Iblis Surgawi mengorbankan dirinya dengan memisahkan Kristal Jiwa miliknya dari dalam Lautan Kesadaranya itu. Kristal Jiwa tersebut lalu ia tanamkan ke dalam Lautan Jiwa milik Qin Shan Bayi nya sendiri. Sang Kaisar Dewa Iblis Surgawi berharap suatu saat setelah Qin Shan sudah beranjak Remaja, Kristal Jiwa itu dapat ia serap sepenuhnya dan dendam nya yang Abadi itu dapat terbalaskan. Akankah Qin Shan dapat membalaskan dendam ayahnya pergi ke Alam Atas di Alam Para Dewa itu... meruntuhkan Langit, merobek Ruang Hampa dan memporak-porandakan Negeri Kayangan...? "Tetaplah disini, mari kita mulai untuk menceritakan tentang Perjalanan Hidup Qin Shan...!"
View MoreAngin berhembus pelan, Dedaunan Pohon-pohon Persik terlihat seperti menari seirama dengan Angin yang sedang menghembuskan nafasnya.
Senja yang sempat menanfakkan diri atas keindahannya yang hanya sesaat itu, kini perlahan menghilang seakan-akan telah dimakan dan tertelan oleh kegelapan malam. kegelapan yang mulai terlihat merayap pelan seperti bisikan lirih dari jiwa-jiwa yang berdosa. Di Alam Atas, (Alam Para Dewa, Kayangan.) tepatnya disebuah Ruang Rahasia Sang Pemberontak. "Sudah Tiga Ribu Tahun berlalu, meskipun Mosen Huang tidak mudah untuk memiliki sebuah keturunan, (Heilong Sang Naga Hitam menjeda perkataannya seraya menatap satu persatu orang-orang yang hadir ditempat itu.) Ia terlihat menarik nafasnya pelan lalu melanjutkan perkataannya yang sengaja ia tunda. "Sebagai Iblis Surgawi dengan basis Kultivasi yang tinggi, tetap saja itu tidak sulit baginya untuk menciptakan Generasi Penerusnya." Heilong berkata dengan penuh emosi. terlihat garis-garis yang cukup dalam bergelombang seperti permukaan air laut yang disapu oleh angin yang menciptakan gulungan-gulungan ombak kecil diantara kerutan didahinya. Setelah ia (Heilong.) menyelesaikan beberapa lontaran dari kalimatnya yang mengandung kekhawatiran itu, Heilong pun terlihat mendengus kesal, lalu ia berkata lagi. "Dan bahkan sudah ribuan tahun ini orang-orang yang kalian tunjuk sebagai tim pencarian tidak ada satu pun yang kembali membawa kabar tentang apa yang sebenarnya yang telah terjadi..." "Bukankah Manusia-manusia rendahan yang berada di Alam Fana itu (Bumi.) hanya Semut... kekuatan mereka tidak seperti kita, karena cukup dengan lambaian tangan saja tubuh-tubuh Fana mereka akan hancur menjadi Abu...?" Heilong terlihat sangat murka, hingga auranya yang mendominasi menyelimuti ruangan tersebut. nafas² orang-orang terasa sesak. "Yang Mulia... maaf..." Terlihat seorang berdiri, ia memberi salam hormat dengan sedikit membungkukkan Badannya. "Beberapa hari yang lalu, aku sendiri yang turun ke Bumi dan langsung menuju ketujuan pada jejak Jiwa yang sudah kita sematkan itu. tapi setelah aku merasa semakin dekat dengan keberadaan dari jejak Jiwa itu, aku merasa sangat tertekan." Orang itu berhenti sejenak, tapi ia masih membungkuk. Dengan msih menunjukkan sikap penuh hormat, ia pun melanjutkan kata²nya yang sempat ia jeda. " Yang Mulia, Disaat itu, sebuah Aura penindas secara tiba-tiba terasa ingin merobek Jantungku. beruntungnya aku langsung melakukan teleportasi menuju Desa-desa terdekat yang berada di sekitaran Daerah Hutan itu." Seseorang yang secara tiba-tiba berdiri dan membungkuk itu berkata dan melaporkan kejadian aneh yang ia rasakan pada saat itu terlihat masih menyimpan sebuah rasa takut yang sangat mendalam di hatinya. Ia masih membungkuk, sorot matanya seperti tak bisa berkedip sedikitpun. "Setelah aku mengumpulkan beberapa informasi yang ada dari Penduduk terdekat, ternyata Hutan tersebut dinamakan sebagai Hutan Terlarang. banyak sudah Kultivator yang pergi menuju kekedalaman Hutan itu, tidak ada satu pun yang pernah kembali lagi." Heilong terlihat mengernyitkan Dahinya begitu dalam, ia mengedarkan pandangannya, menatap satu persatu orang-orang yang hadir didalam ruangan itu. "Di Alam Bawah yang Fana seperti itu apa ada orang yang memiliki Kekuatan yang tinggi seperti kita yang berada di Alam Atas ini?" Heilong langsung angkat bicara, melontarkan perkataannya yang jelas-jelas tidak percaya dengan apa yang telah dikatakan oleh salah satu dari Sekutunya itu. Disisi lain, masih di Alam Atas, Kayangan. Malam yang baru saja merayap, kini terlihat Cahaya Bulan yang terlihat menggantung membias Cahayanya yang samar.di sebuah Singgasana yang megah, terlihat Dua sosok yang sedang berdiri berhadapan. "Apa yang kau rasakan Paman, aku melihat Bulan yang sedang menggantung tanpa beban dan mungkin sebentar lagi akn terjadi Gerhana...?" Sang Kaisar Dewa Langit menatap langsung Mata Orang Tua di hadapannya seraya melontarkan sebuah pertanyaaan, Mata nya terlihat tidak berkedip seakan-akan ia takut melewatkan apapun seandai sesuatu akan terjadi. Orang yang terlihat Tua itu pun menghela nafasnya dengan ringan lalu berkata. "Yang Mulia, menurut Ramalan Langit, disaat Bulan sudah berada tepat di atas Kepala, akan terjadi sebuah Fenomena. sebuah Gerhana Bulan yang mungkin inilah satu-satunya sebuah Fenomena Alam yang berbeda dari jenis Gerhana Bulan yang pernah terjadi." "Sudah Ribuan Tahun berlalu, apakah Yang Mulia masih ingat atas Perang Besar yang terjadi pada Tiga Ribu yang lalu itu..." "hampir saja Alam ini hancur tak tersisa lagi. Dalang di balik Perang Besar itu pun sampai saat ini belum terungkap dan juga Kaisar Iblis Surgawi pun tidak dapat ditemukan selama pencarian." Orang Tua yang di panggil dengan sebutan Paman itu menyelesaikan perkataannya dengan ekspresi wajah yang sangat serius. Fenomena Alam yang terjadi itu dirasakan oleh semua penghuni Alam Langit. baik itu dari Ras Peri, Ras Naga, Ras Iblis dan Ras Phoenix pun merasakan Fenomena Alam yang sangat luar biasa disaat itu. Sang Kaisar Dewa Langit terlihat berjalan keluar dari Singgasananya di ikuti oleh sosok Tua tersebut. Di atas sana terlihat perubahan-perubahan Warna dari Bulan yang menggantung. secara tak terduga warnanya seketika kembali menjadi Hitam. tak lama kemudian sebuah titik Cahaya Putih membentuk ditengah-tengah dilingkaran Bulan itu. Cahaya itu bergerak seperti alunan dari Nada Surgawi. terlihat melankolis seperti sebuah simponi. meski begitu, semua Mata yang melihat terasa perih dan mata semua orang pun terlihat menyipitkan kedua Mata mereka. Tak lama setelah itu, Warna Bulan itu pun menciptakan sebuah Fenomena yang pertama kali terjadi, karena Dua Warna Hitam dan Putih seperti saling merangkul, menyatu,memeluk satu sama lainnya bak sepasang Kekasih yang sedang bermadu asmara atas sebuah Kerinduan yang sangat mendalam. "Yin dan Yang... keseimbangan Alam Semesta bagi seluruh Alam yang ada. sosok Tua itu berkata dengan sangat serius seraya memperlihatkan raut Wajahnya yang semakin menua oleh hentakkan waktu yang sombong. "Apa maksud Paman berkata seperti itu?" Sang Kaisar Dewa Langit yang mendengar perkataan Orang Tua yang disebut dengan sebutan Paman itu man merasa penasaran. ia pun langsung mempertanyakannya. Dengan sedikit membungkuk hormat, Orang Tua itu pun berkata: "Yang Mulia, ini masih tentang Ramalan Langit itu, ketika terjadi sebuah Gerhana Bulan tepat diatas kepala dengan semua warna, sebuah kelahiran dari calon seorang Penguasa adil dan bijaksana telah di lahirkan. tapi orang itu bukan dari golongan kita, tapi dia dari bangsa Manusia Fana." Setelah mendengar penjelasan yang cukup jelas ia dengar itu, Sang Kaisar Dewa Langit pun merasa heran. Berbagai macam pertanyaan kini menghantui pikirannya. 'Manusia biasa... apakah Langit sudah tidak percaya pada para Dewa atau apkah Langit sedang bercanda.?' gumam Sang Kaisar dengan pelan. dan nyaris terdengar Seperti bisikan. Sosok Tua yang melihat sebuah keraguan yang tersirat di wajah Yang Agung dihadapannya itu, ia pun melanjutkan perkataannya dengan lebih terlihat sangat serius. " Ramalan Langit tidak pernah mengingkari Takdirnya dari semenjak Alam ini di ciptakan Yang mulia." Disisi lain, di Alam Fana, tepatnya di titik pusat kedalaman Hutan Terlarang, sesosok Bayi mungil yang masih suci tak berdosa terlihat sedang menangis, di dalam dekapan sesosok pria tampan nan rupawan. Entah apa yang sedang ditangisinya. apakah dia menyesal telah dilahirkan ke Dunia yang Fana ini atau justru dia merasa bangga atas kelahirannya yang baru saja terjadi...? hanya Langit yang tahu. Disisi yang berbeda lagi, di Alam atas, Heilong mengedarkan pandangannya, ia menatap satu persatu sosok-sosok yang sedang berada di hadapannya itu. "Cepat kerahkan semua Pasukan, cari dia dan hancurkan tanpa sisa... hingga berinkarnasi pun tidak dapat menyentuhnya...!" Heilong berkata dengan penuh emosi yang membara, sorot dari kedua matanya seperti terbakar oleh Bara Api Neraka. -BERSAMBUNG-Ditengah keramaian Penduduk Kota itu, baik Qin Shan maupun Qin Hua, mereka sama-sama berdiri di tepi jalan. masih menyaksikan iring-iringan kecil yang tak jauh dari tempat mereka berdiri.Di karenakan mereka berdua baru pertama kalinya keluar di tempat keramaian seperti ini, jelas mereka merasa penasaran dan ingin terus melihat tontonan yang cukup menarik bagi mereka.Bisikan-bisikan para Penduduk Kota pun kian saling berbisik menciptakan gosip-gosipan satu sama lainnya."Jadi mereka adalah dari keluarga Bangsawan Klan Xiang... ku dengar-dengar Putra tertua patriak Xiang ingin mengikuti sebuah sayembara untuk mempersunting Putri Mey Lin dari Keluarga Mey.""Husssttt... Patriak Xiang itu juga salah satu dari Para Menteri Kekasiran. jaga mulutmu kalau sedang bicara, begitu juga dengan ayahnya Putri Meylin, dia juga anak dari salah satu Menteri Kekaisaran Qin."Para Warga Kota saling bergosip di jalanan itu. suasana sore hari di jalanan Kota itu semakin ramai dikarenakan di belakang irin
Setibanya rombongan kecil itu di Istana ke Kaisaran Qin, Qin Shan tidak langsung menuju ke kediamannya. ia malah pergi untuk menghadap pada Sang Kaisar.Disaat ia memasuki Aula Istana itu, disana sudah terlihat cukup banyak orang-orang yang sedang duduk. Seperi terlihat sedang membahas suatu hal.Sang Kaisar yang melihat dua bocah itu masuk, ia pun langsung berdiri dari kursi tempat ia duduk, lalu secara perlahan namun terlihat elegan ia melakangkahkan kakinya berjalan untuk menyambut secara langsung akan kedatangan kedua bocah-bocah kecil itu."Aha, Shan'er, kamu benar-benar seorang jenius diantara jenius di Benua Tengah ini. Ayah tidak menyangka kalau di umur mu yang masih sangat muda seperti ini, kamu sudah menerima Ujian Langit. dan kamu pun berhasil melewatinya."Seraya berkata-kata seperti itu, orang nomor satu di Benua Tengah itu memperlihatkan senyuman serta raut wajah penuh kebanggaannya pada Qin Shan.Semua orang yang mendengar perkataan dari Sang Kaisar yang memuji seperti
Hari yang cerah berganti malam, waktu pun terus berputar tanpa mengenal sedikitpun rasa lelah yang terlihat di perwujudannya yang terlihat perkasa itu.Peneriimaan dari pendaftaran Murid baru di sebuah Sekte yang baru saja berdiri itu, terlihat beberapa Murid terlihat sedang antusias berlalu lalang dalam mendaftarkan dirinya.Ada yang menaruh harapan penuh bahwa nasip kehidupannya akan mulai berubah total ketika mereka masuk sebagai Murid di Sekte ditempat mereka mendaftarkan diri.Dunia Kultivator memang menjanjikan sebuah kekuatan, karena didunia tersebut seperti Hukum Rimba, yang lemah sudah pasti akan tertindas dan selalu berada dibawah bagi yang lebih kuat.Seiring dengan bsrjalannya waktu yang tak terbatas itu, sudah Lima Tahun berlalu tanpa terasa dalam ingatan. kini Sekte Aliran Hitam itu berubah total menjadi sebuah Sekte Raksasa diBenua Tengah.Meski Sekte itu sebuah Sekte Aliran Hitam, yang disinyalir kerap melakukan tindakan brutal, namun pergerakan mereka yang semena-mena
Langit menangis, Paras menjadi bayang-bayang... Waktu tanpak tidak ingin berhenti untuk berputar. ia masih dengan kesombongannya seperti Iblis yang memandang rendah Manusia Fana.Ditengah kedalaman Hutan Terlarang itu terlihat siluet-siluet bayangan lalu lalang yang sedang berkerja keras pagi, siang dan malam. Dikarenakan terjadi sebuah gerimis-gerimis kecil, Hutan itu semakin terlihat mencekam karena Kabut Hitam tebal serta Aura Kegelapannya yang sangat pekat di Hutan itu."Teruslah bergerak cepat, Klian sangat terlihat lemah, terlalu lamban. jangan hanya tahunya bersenang-senang saja...!""Bahkan sudah Sepuluh Tahun kehidupan diBumi ini tapi Pembangunan Sekte yang kita dirikan ini tak juga selesai-selesai."Heian De terlihat murka karena melihat orang-orangnya terlalu malas dalam berkerja keras untuk pembangunan Sekte mereka.Disisi yang berbeda, di Istana Kekaisaran Qin. Sepuluh Tahun berlalu begitu saja, waktu yang terus berputar seperti tak terasa didalam ingatan.Kini umur Qin
Suasana yang semula yang begitu terlihat kental dengan unsur Melankolis pun kini menjadi hening sejenak, seolah-olah waktu merasa malas untuk berputar.Setelah keheningan tanpa rencana itu terjadi untuk beberapa saat saja, Sang Kaisar pun memecahkan suasana dengan melontarkan sebuah pertanyaaan atas dasar rasa penasarannya itu."Ayah, apakah yang terjadi itu karena Kakak... karena setibaku ditempat kejadian itu aku melihat Kakak serta suaminya sudah tidak bernyawa lagi...?."Sang Kaisar berkata-kata dengan cukup serius."Zhiyu'er, kemungkinan alasan itu masuk di akal, dikarenakan pada saat itu ayah bukannya tidak merestui hubungan terlarang Kakakmu dengan Suaminya itu.""Melainkan ayah tidak bisa berfikir dengan jernih pada masa itu. seandainya ayah diberi waktu untuk berfikir, ayah pastikan semuanya akan baik-baik saja."Terlihat sosok Tua kurus itu menyesali akan sikap dan perbuatannya dimasa lalu. kini anak Perempuan satu-satunya yang ia cintai dan sayangi setelah istrinya telah ti
Cahaya Bulan sudah kembali normal seperti takdirnya yang sudah ditetapkan oleh Langit. waktu terus berputar dengan keangkuhannya. Hampir menjelang Subuh, Bala pasukan dari Negeri Atas sana mulai terlihat turun bergelombang seperti Deburan Ombak yang selalu merindukan bibir Pantai.Mereka terlihat seperti sekumpulan Organisasi Pembunuh Bayaran. ada sekitar ribuan sosok yang terlihat mendarat mulus tepat di sekitar Gua yang berada di kedalaman Hutan Terlarang itu."Kurangajar... bisa-bisanya kita terlambat, padahal kita semua sudah menggunakan kecepatan penuh..."Heian De mendengus kesal setibanya di tempat lokasi yang sudah di tetapkan menjadi target mereka.Tidak ada lagi sisa-sisa aura yang dirasakan ditempat itu. Gua yang sebelumnya terlihat menanfakkan wujudnya yang cukup indah itu kini sudah rata dengan Tanah."Kalian semua segera berpencar, cari sampai dapat, kita tidak boleh kembali atau kita semua akan mati tanpa bisa bereinkarnasi...!"Heian De langsung menurunkan sebuah peri
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments