"Hei, kau!" Wei Cheng berseru pada Yue'er, suaranya kasar dan menuntut. "Tinggalkan pemuda lemah ini dan layani aku! Apa kau tidak tahu siapa aku?"Yue'er menunduk semakin dalam, jari-jarinya mencengkeram kendi arak hingga buku-buku jarinya memutih."Ma-maaf, Tuan," ucapnya dengan suara bergetar. "Saya sudah ditugaskan melayani tamu ini malam ini."Wei Cheng mengerutkan dahi, urat-urat di pelipisnya menonjol menandakan kemarahan yang mulai memuncak. Ia mengalihkan pandangannya pada Rong Tian, mengamatinya dari atas ke bawah dengan tatapan merendahkan."Kau!" Wei Cheng menunjuk tepat ke wajah Rong Tian."Siapa kau berani menghalangi keinginanku? Apa kau tidak tahu bahwa di Kota Gerbang Naga, kata-kata murid Sekte Mentari Ufuk Barat adalah hukum?"Rong Tian tetap tidak menjawab. Ia hanya meletakkan cawan araknya dengan gerakan lambat dan anggun, lalu mengambil sepotong daging bebek panggang dengan sumpit gioknya, seolah Wei Cheng tidak lebih dari angin lalu.Pengabaian ini membuat wajah
Rong Tian menikmati araknya dalam diam, sesekali mengangguk saat Yue'er bercerita tentang sejarah Kota Gerbang Naga atau legenda tentang Sekte Gurun Gobi. Gadis itu cerdas dan tahu kapan harus berbicara dan kapan harus diam, membuat kehadirannya menyenangkan tanpa mengganggu.Sementara itu, di sudut lain aula yang luas, sekelompok pemuda mulai menarik perhatian dengan tingkah laku mereka yang semakin tidak terkendali.Lima orang pemuda mengenakan jubah hitam dengan sulaman matahari merah di punggung, pertanda lambang Sekte Mentari Ufuk Barat yang ditakuti. Mereka duduk mengelilingi meja yang dipenuhi kendi arak kosong.Wajah mereka memerah oleh mabuk, suara tawa mereka semakin keras dan kasar seiring bertambahnya jumlah arak yang mereka teguk.Empat dari pemuda itu tampak berusia awal dua puluhan, dengan aura qi yang menunjukkan mereka baru mencapai Tahap Fondasi level 1.Namun pemimpin mereka, seorang pemuda tinggi dengan fitur wajah tajam dan rambut hitam yang diikat tinggi, memanca
Kota Gerbang Naga berdiri megah di perbatasan Gurun Gobi, tembok-temboknya yang tinggi berkilau keemasan di bawah cahaya obor yang menyala terang sepanjang malam.Berbeda dengan kota-kota perbatasan lainnya yang biasanya kumuh dan berbahaya, Kota Gerbang Naga memancarkan kemewahan dan keamanan berkat perlindungan Sekte Gurun Gobi yang berpusat di sana.Di jantung kota, Dragon Inn menjulang empat lantai tinggi dengan atap melengkung berwarna merah dan emas yang mencolok di antara bangunan-bangunan lain.Lampion-lampion merah bergantungan di sepanjang beranda, menyinari ukiran naga dan phoenix yang menghiasi dinding luarnya. Suara musik, tawa, dan percakapan mengalir keluar dari pintu ganda yang terbuka lebar, menyambut siapa pun yang memiliki cukup koin untuk menikmati kemewahan di dalamnya.Rong Tian dan Luo Weishan memasuki aula utama Dragon Inn yang dipenuhi kemewahan.Lantai kayu cendana yang dipoles mengkilap memantulkan cahaya dari ratusan lilin yang menyala dalam lentera kristal
Pemimpin bertopeng itu tidak membuang waktu lagi.Ia berbalik dan lari secepat yang ia bisa, meninggalkan kuda dan pengikutnya yang telah tewas. Namun ia hanya berhasil berlari beberapa langkah sebelum tubuhnya mendadak kaku, seolah diikat oleh tali tak terlihat."Aku memilih 'pergi'!" ia berteriak panik. "Kumohon, biarkan aku pergi!""Terlambat," jawab pemuda itu datar. "Kau memilih 'mati' saat melukai pedagang itu."Dengan satu gerakan jari, tubuh pemimpin bertopeng itu terangkat ke udara, masih dalam posisi kaku. Kemudian, tanpa suara, tubuh itu meledak dari dalam, darah dan organ dalam berhamburan ke segala arah, menciptakan hujan merah yang mengerikan di atas pasir gurun.Setelah memastikan tidak ada lagi yang tersisa, pemuda itu berjalan menuju kereta, di mana Luo Weishan tergeletak lemah. Racun dari belati telah menyebar ke seluruh tubuhnya, membuat kulitnya pucat dengan urat-urat hitam yang mulai muncul di lehernya."Tu-tuan Muda Iblis," Luo Weishan berbisik dengan suara berge
"Itu hanya rumor," Luo Weishan mundur selangkah, punggungnya menabrak kereta. "Tidak ada yang tahu pasti di mana 'Pelindung Bahu Fajar Abadi' berada. Bahkan Lao Jiu hanya mengetahui petunjuk samar."Pemimpin bertopeng itu mengangkat tangannya, dan dua pengikutnya segera maju, mencengkeram lengan Luo Weishan dengan kuat. Pemimpin itu kemudian merogoh sesuatu dari balik jubahnya, itulah sebuah belati tipis yang berkilau kebiruan, jelas telah dilapisi racun."Terakhir kali kita bertemu, kau berhasil lolos," ucapnya dengan nada dingin. "Kali ini, kau akan memberitahu kami semua yang kau ketahui, atau mati dengan cara yang sangat menyakitkan."Luo Weishan menatap belati itu dengan ketakutan nyata."Aku bersumpah, aku tidak tahu apa-apa! Lao Jiu hanya memberiku petunjuk tentang gunung kembar di perbatasan timur, tidak lebih!""Bohong!" pemimpin itu mendekatkan belati ke leher Luo Weishan. "Kami tahu Lao Jiu memberikan peta padamu. Di mana peta itu sekarang?"Sebelum Luo Weishan sempat menja
Di wilayah Selatan Benua Longhai, Kekaisaran Yue Chuan berdiri megah sebagai pusat peradaban dan kultivasi.Berbeda dengan wilayah Utara dan Tengah yang sering dilanda peperangan antar sekte, Selatan memiliki struktur hierarki yang lebih teratur dan terjaga.Para pemimpin sekte aliran putih dikenal dengan gelar Datuk Aliran Putih, figur terhormat yang menjunjung tinggi keadilan dan kebajikan. Sementara itu, pemimpin aliran iblis menyandang gelar Datuk Sesat, sosok yang ditakuti namun tetap dihormati dalam lingkaran dunia persilatan.Delapan Sekte Terkuat membentuk pilar utama kekuatan di wilayah ini, dengan Sekte Wudang di puncak hierarki aliran putih, sementara Sekte Mentari Ufuk Barat memimpin aliran hitam.Keseimbangan kekuatan telah terjaga selama berabad-abad, dengan Kaisar Xiao Tianming sebagai penengah yang bijaksana, didampingi Guru Negara Jiang Wuxian yang kekuatannya disegani oleh kedua aliran.Namun dalam enam bulan terakhir, sebuah nama baru muncul dalam percakapan di keda
Keheningan terjadi, sebelum akhirnya Rong Tian menjelaskan..."Mereka berada di antara, jiwa yang terperangkap dalam tubuh yang dikendalikan oleh kehendakku. Inilah salah satu rahasia kekuatan yang tidak diajarkan di sekte-sekte ortodoks."Ia berpaling pada Meihua, zombie wanita muda dengan rambut hitam panjang yang kini kusam dan kaku seperti rumput laut kering."Meihua, mulai hari ini kau akan mematuhi perintah muridku, Xiao Hu, selama aku tidak ada. Kau akan melindunginya dan ayahku dengan nyawamu. Kau mengerti?""Aku... mengerti... Tuan," jawab Meihua dengan suara monoton yang terdengar seperti angin melewati gua kosong.Rong Tian kembali menatap Xiao Hu, matanya yang tajam menyiratkan kekhawatiran yang jarang ia tunjukkan."Aku harus pergi ke Selatan, mencari jawaban tentang sosok berjubah perak dan Pedang Emas Langit Barat. Perjalanan ini terlalu berbahaya untukmu yang baru mencapai Tahap Pembentukan Inti.""Tapi Guru, aku ingin ikut," protes Xiao Hu, keberaniannya muncul dari k
Rong Tian tersenyum puas melihat hasil karyanya, buah dari sebulan penuh ritual dan pengorbanan."Bangkit, Panglima Zombie Zarina," perintahnya dengan suara penuh otoritas yang mengandung kekuatan spiritual.Tubuh Zarina bergerak patah-patah, seperti boneka yang dikendalikan oleh tali tak terlihat dari dunia lain. Ia bangkit dari altar, berdiri tegak dengan mata hitam yang menatap kosong ke kedalaman jiwa.Kulitnya yang pucat kebiruan kini dipenuhi simbol-simbol hitam yang berpendar samar, tanda segel pengendali jiwa yang telah tertanam dalam tubuhnya."Tuanku," suara Zarina terdengar serak dan tidak alami, seperti suara yang berasal dari kedalaman kubur yang telah tertutup selama ribuan tahun. "Aku... melayanimu.""Siapa dirimu?" tanya Rong Tian, menguji keberhasilan ritual kuno yang baru saja ia sempurnakan."Aku... Zarina... Panglima Zombie... milik Tuan Rong Tian," jawabnya dengan suara monoton dan terputus-putus, seperti angin yang melewati tulang kering. "Aku... akan melayani...
Sebulan telah berlalu sejak pertarungan berdarah di Kota Altandala. Gurun Hadarac yang biasanya gersang dan panas di siang hari kini diselimuti kegelapan mencekam dan hawa dingin yang menusuk hingga sumsum tulang.Bulan purnama menggantung rendah di langit malam, ukurannya tampak tidak wajar, seolah terlalu dekat dengan dunia fana.Cahayanya yang keperakan menembus awan tipis, menciptakan bayangan-bayangan aneh di antara bebatuan dan gundukan pasir, membentuk ilusi makhluk-makhluk mengerikan yang mengintai dalam kegelapan pekat.Di jantung gurun ini, di tempat yang dikenal sebagai "Abyss of Suffering", angin yin bertiup kencang membawa butiran pasir yang menggesek kulit seperti ribuan jarum beracun.Tempat ini sejak dahulu kala dihindari bahkan oleh para kultivator tingkat tinggi, sebab konsentrasi energi yin yang pekat dapat merusak meridian dan mengganggu aliran qi.Lolongan serigala gurun terdengar dari kejauhan, berpadu dengan suara-suara aneh yang tidak berasal dari makhluk hidup