BERSAMBUNG
Dan tak lama ratusan bahkan hampr 1.000 an pasukan kurung halaman Istana Kerajaan Saranjana Hulu ini.Tak ada satu pun pengawal ataupun pasukan yang berani mati ikut campur pertarungan tingkat tinggi ini.Sebab dari jarak 20 meteran saja, kalau tak punya ilmu kanuragan yang hebat, pasti akan terlempar dan tubuhnya akan membeku lalu tewas seketika.“Bedebaaahhh…pemuda ini benar-benar sakti,” dengus Raja Awin, yang mulai ngosan-ngosan.Sebab Balang yang cerdik sengaja bikin Raja Awin terus keluarkan kesaktiannya dan ini membuatnya makin terkuras tenaga dalamnya.Di tambah lagi selama ini Raja Awin asyik hidup enak dan berpesta dengan puluhan selir-selirnya, sehingga tenaganya kini benar-benar mulai rontok.Balang sendiri pun sebenarnya juga sudah keteteran, sehebat-hebatnya dirinya, tapi di serang habis-habisan, membuat Balang pun mulai keteteran juga.Balang diam-diam menggores lengannya, lalu tanpa terlihat Raja Awin, secepat kilat pedangnya di olesi darahnya sendiri.Saat itulah data
“Baiklah…sekarang antar aku di mana Raja Awin berada,” ceplos Balang, hingga Putri Intan melongo.“A-apa maksudmu…kita harus menemui Raja Awin…apakah kamu gila, dia di lindungi ratusan pengawal hebat dan sakti, belum lagi pasukan kerajaan yang jadi kaki tangannya?” sahut Putri Intan melongo.“Pasukan sudah tak pro dengannya lagi, kita justru ingin hindari pertumpahan darah antar sesama. Satu-satunya jalan adalah aku harus bunuh Raja Awin. Maka kerajaan ini akan terhindar dari perang saudara dan kehancuran,” cetus Balang lagi.Putri Intan tak bisa mengelak lagi, saat tangannya di gandeng Balang keluar dari kamar ini.Tapi Balang dan Putri Intan tak perlu jauh-jauh pergi, begitu berada di sebuah ruangan luas, tempat ini sudah di kurung 200 an pengawal dengan pedang terhunus dan mengurung keduanya.Di depan mereka terlihat seorang pria tinggi besar dengan kumis melintang dan menatap wajah Balang dengan tatapan bengis dan kejam.Pakaiannya terlihat mewah dan mahkotanya pun terlihat di ata
“To-long…jangan sakiti aku, aku hanya perempuan lemah,” kata Putri Intan dengan suara memelas. Anehnya, Balang bukannya iba, tapi senyum dingi hiasi bibirnya.“Hmm…hebat sekali kamu ini bersandiwara, padahal kamulah yang membuat Raja Dongkoh tewas,” sahut Balang dingin.Tiba-tiba Putri Intan terdiam, wajahnya yang tadi pucat malah berubah memerah. Tiba-tiba....Singg…!Secara tak terduga di tangannya sudah ada pedang panjang yang sangat tajam dan dengan sangat cepat menusukan ke arah leher Balang.Trannnnng…!Dengan sangat cepat Balang menangkis pedang ini. Balang sampai termundur satu langkah, sebaliknya wanita ini sampai salto hingga 2X sebelum berdiri terpentang dan menatap sinis wajah Balang.Saking kuatnya pertemuan kedua pedang pusaka ini. Tanda Putri Intan memiliki tenaga dalam yang hebat.“Hebat juga nyali kamu, siapakah kamu sebenarnya!” bentaknya sambil menatap tajam wajah Balang.“Aku…Pangeran Balang, adik kandung Ratu Diniura,” sahut Balang kalem.“Bagus…mampuslah kamu sek
Melihat amukan Balang ini Kaliwang pun tak ragu ikut bergerak, tiba-tiba pasukan pegawal makin banyak saja berdatangan, hampir 100 an orang.Keributan ini tentu saja membuat semua pengawal ring 2 da 3 juga berdatangan dan kaget bukan kepalang melihat banyaknya korban tewas oleh amukan Balang.“Hmm…kalau aku terus mengamuk, Kaliwang yang akan jadi korban,” batin Balang, yang sebenarnya ini bukan dirinya, tapi Dato Hasim Zailani alias Dean Tanaka, seorang jagoan samurai yang sangat lihat dan di juluki Satria Samurai.Dato Hasim Zailani memang berpembawan dingin, kalem dan tak kenal ampun kalau sudah mengamuk. Persis seperti kakek buyutnya, Brandon Hasim Zailani.“Kaliwang, kau ikuti aku,” teriak Balang dan Kaliwang tanpa di suruh dua kali langsung mengiyakan ajakan Balang. Balang tiba-tiba melompat tinggi dan sekali melayangkan totokan melalui ujung pedang, Ki Batus langsung lunglai.Inilah hebatnya ilmu kanuragan generasi ke 7 yang memilih tinggal di alam masalalu ini dan kini merasu
Ki Uba lalu bawa Balang dan Kaliwang menemui komandan pengawal ring 1 yang bernama Ki Batus, Kaliwang sudah beritahu Balang, kalau Ki Batus ini kesaktiannya tak berselisih jauh dengan Raja Awin.Ini membuat Balang jadi bingung sendiri, sebab dia sendiri bukan orang ‘sakti’. “Moga saja kakek buyut rasuki jiwaku, agar aku juga sakti,” batin Balang dengan hati dag dig dug.Begitu bertemu Ki Batus, pria setengah tua ini menatap dengan mata tajamnya yang terlihat sinis ke wajah tampan Balang yang sering tebar senyum ini.“Hmm…jadi anak muda ini yang akan menjadi pengganti orang yang sudah di eksekusi itu?” tanya Ki Batus sambil terus menatap tajam wajah Balang.“Begitulah Ki Batus, aku jamin dia akan menjadi pengawal yang sangat di andalkan kelak,” Kaliwang langsung beri jaminan.“Aduhh kacau kalau begini, semoga tak ada tes kesaktian,” batin Balang mulai pusing sendiri.Tapi dia bersikap tenang dan tidak menunjukan gugup, ketenangan ini membuat Kaliwang dan diam-diam Ki Batus kagum juga.
Balang makin lebar senyumnya. “Berarti kita sehaluan…kita selesaikan makan dulu, setelah ini kita cari tempat untuk bicara,” sahut Balang sambil minta ketiganya makan sepuasnya.Setelah makan kini dengan menunggang kuda, ke empatnya menuju ke persembunyian ketiga orang tersebut.Yang tertua tadi mengenalkan diri dengan nama Kaliwang, sedangkan yang dua orang di panggil Antang dan Palonang.Kaliwang ternyata bukan orang sembarangan, dia menjabat sebagai komandan wilayah kota Saranjana Hulu dan selama ini bertugas jaga keamanan ibukota bersama pasukannya.“Aku terlihat di luaran mematuhi perintah Raja Awin yang lalim itu, tapi aslinya aku selalu cari orang sehaluan, untuk gulingkan kekuasannya yang tak sah itu dan bebaskan Ratu Diniura,” kata Kaliwang.“Siapakah kisanak ini sebenarnya,” kali ini Antang malah bertanya siapa Balang, sebab dari tadi merekalah yang mengenalkan diri.Akhirnya dengan blak-blakan sebut dirinya bukan warga Saranjaan Hulu, tapi dari alam manusia.Kaliwang, Antang