Rahasia Cinta sang Mafia

Dua orang manusia yang terdiri dari laki-laki dan perempuan sedang tersimpuh di lantai keramik dengan tangannya yang terikat kebelakang.

Darah bercucuran dari pelipis, hidung, dan tepi bibir mereka dengan di saksikan oleh beberapa orang memakai jas hitam yang berdiri mengitarinya.

Memar, lebam, menghiasi raut wajah mereka, bagai sebuah riasan tebal yang tak akan hilang meski di basuh dengan pembersih wajah.

Seorang Pria berusia 29tahun menyilangkan kakinya, duduk di sebuah kursi tepat di depan suami istri yang sedang meronta meminta ampun terhadapnya.

Arga,

Diketahui Rusnah menjual data perusahaan Arga terhadap saingannya karena tuntutan dari Nonik, sebelumnya Rusnah adalah orang kepercayaan Arga, karena itulah kini Arga beranjak dan mendekatkan ujung pistol yang begitu dingin di kening Rusnah.

“Ampuni aku Tuan!"

“Duarrr." suara tembakan bergemuruh untuk pertama kalinya, mengakhiri hidup Rusnah.

Tak sampai disitu, karena Arga merasa semua ini gara-gara Nonik, akhirnya

“Duarrr!” suara tembakan dari pistol GG30 atau Gold Glock type 30 itu terdengar untuk yang kedua kalinya, menandakan kening Nonik berlubang karena tertembus timah panas.

“Bereskan mereka," ucap Arga kepada orang-orangnya. Seketika mereka langsung mendekat guna membereskan mayat Rusnah dan Nonik.

“Aku akan duluan," ucap Arga kepada orangnya.

“Siap Tuan!” mendengar jawaban orang orang suruhannya Arga berjalan untuk meninggalkan ruangan itu, sampai,

“Achihh.” Suara seorang anak bersin terdengar dari seputar ruangan itu, lebih tepatnya dari sebuah Almari tempat menyimpan Jas di ruang tamu.

Seketika Arga berbalik untuk mendekati almari itu, setelah dibuka ada seorang anak laki-laki yang diperkirakan berusia 8 tahun sedang dipeluk oleh seorang gadis cantik yang berusia sekitar 21tahun.

“Keluarkan mereka!” ucap Arga kepada orang-orangnya yang tersisa karena beberapa dari mereka sedang mengurus mayat dari Rusnah dan Nonik yang kini sudah tak ada lagi di ruangan itu.