Share

Pinangan Jutawan Berkedok Seniman
Pinangan Jutawan Berkedok Seniman
Penulis: Juniarth

Terungkapnya Foto Bercintaku

"Bawa aku ke hotel sekarang. Cepat!"

"Aku turuti keinginanmu. Akan kuberikan apa yang kamu mau, Ly!"

Satu potong ingatan panas itu membuat tangan yang sedang membawa secangkir berisi kopi cappucino panas, tiba-tiba terlepas.

Ceceran kristal bening dan cairan hitam kopi terburai di lantai. Ujung celana kain kerja berwarna peach juga ikut ternoda oleh percikan hitam kopi. Seperti noda tak kasat mata yang tertinggal di tubuhku pasca one night stand yang memporak-porandakan hidupku.

Kejadian tiga bulan silam itu selalu menghantui hidupku. Dan selalu kurahasiakan pada siapapun kecuali pada Tuhan. Ia tahu sekali jika aku melakukan itu di bawah alam sadar.

Aku enggan membuat kopi lagi kemudian kembali ke kubikel untuk melanjutkan pekerjaan.

"Ly, kayaknya kita nggak bisa pulang bareng," itu suara tunanganku, Ishak.

Lelaki dewasa dan baik hati yang usinya terpaut tujuh tahun dariku.

"Kenapa, Shak? Kamu lembur?"

"Ada sidak jadi aku harus standby. Sorry ya, sayang. Nggak apa-apa kan kamu pulang sendiri?"

Maklum dia seorang manajer pemasaran yang memiliki peran penting di perusahaannya.

"Oke, Shak. I love you."

"Love you too."

Dua tahun menjalin cinta, rasanya cukup bagiku dan Ishak untuk melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan. Meski tiga bulan lalu, aku mengkhianati ikatan pertunangan kami secara tidak sengaja.

Pesan dari Mama : Buruan pulang, Lilyah! Calon mertuamu marah-marah di rumah!

Setelah membaca pesan itu, hatiku bingung tak karuan dan meminta pada abang ojol untuk memacu motornya lebih kencang. Tanpa membersihkan diri lebih dulu, Mama langsung menyeretku dengan terburu-buru ke ruang tamu.

Sofa ruang tamu diisi Papa dan calon kedua mertuaku yang memasang wajah kesal yang teramat.

Ya Tuhan? Apa ada ini? Firasatku tidak enak.

"Malam, Om, Tante," sapaku sopan.

Bukannya menjawab, keduanya justru membuang muka. Papa pun melakukan hal yang sama. Mengapa mereka begini?

Lalu Mama kembali menarik paksa tanganku agar duduk di dekat Papa. Kemudian beberapa lembar foto dilempar ke wajahku secara bersamaan.

"Kasih kami jawaban atas perbuatan binalmu itu, Lilyah!" bentak Papa dengan suara lantang.

Mataku menatap tiga foto yang tergeletak tepat di bawah kaki. Sebuah foto yang menunjukkan bahwa aku sedang tidak memakai busana di atas ranjang dengan gaya menjijikkan. Kemudian satu foto lagi menunjukkan aku tengah bercinta dengan seorang pria.

Pria yang selama satu bulan ini terus kucari namun tidak pernah bisa kuingat dengan baik rupa wajahnya. Dan foto itu hanya menunjukkan punggung tubuhnya yang putih mulus dengan aku berada dibawah kendalinya dengan membuka kedua paha lebar-lebar.

"Lilyah! Jawab! Apa benar perempuan di foto itu kamu?!" Papa kembali membentakku

Rasanya lidahku kelu untuk mengakui segalanya. Belum lagi tatapan jijik kedua calon mertuaku yang seakan-akan memandang rendah diriku.

Kini, aku tidak bisa mengelak lagi. Tapi aku juga tidak ingin nasib tanggal pernikahanku dengan Ishak harus diakhiri.

"Ma, Pa, Om, Tante, aku bisa jelasin ini semua. Tolong kalian jangan marah dulu," aku berusaha menenangkan.

"Dijelaskan apa lagi, Ly?! Jangan bilang itu editan orang iseng?!" calon ibu mertua berucap marah.

Wanita yang selama ini kukenal begitu baik dan lembut, berubah begitu garang bak induk betina yang siap mematuk siapa saja yang mengganggu anaknya.

"Lilyah, Papa kecewa sama kamu! Kamu mencoreng nama baik keluarga dengan melakukan hubungan terlarang bersama pria lain dibelakang Ishak! Dimana otakmu, Ly?!"

Papa menggunakan tangannya untuk mendorong kepalaku ke belakang hingga tubuhku terhuyung ke punggung sofa.

"Pa, tenang! Tenang!" Mama menahan Papa yang akan kembali menyerangku.

"Tenang katamu?! Aku merasa dia bukan anakku lagi! Aku nggak pernah ngasih didikan kurang ajar kayak wanita murahan! Wajah cantiknya itu ternyata neraka dunia paling nyata!"

Aku memberanikan diri membuka suara dengan hati hancur.

"Itu memang aku! Aku melakukan kesalahan besar! Tapi dengerin penjelasanku dulu! Itu aku dijebak! Demi Tuhan, aku nggak pernah punya niatan mengkhianati Ishak! Dia lelaki idamanku dan aku nggak mau kehilangan dia!"

"Ini murni karena kecelakaan! Aku dibawah kontrol bawah sadar! Tapi percayalah, aku udah bertobat sejadi-jadinya dan memohon ampun pada Tuhan agar aib ini tidak membuat pernikahan impianku dengan Ishak harus berakhir!"

Aku berdiri kemudian bersimpuh di hadapan calon ibu mertua yang memasang wajah jijik.

"Tante, Om, tolong, maafin aku. Demi Tuhan, ini murni bukan kesalahan yang disengaja," ucapku dengan tangis yang tak terbendung.

"Sekarang kamu bilang itu kesalahan yang nggak disengaja karena kamu emang mau dapat enaknya aja! Bisa tidur sama yang lain tapi tetep pengen nikah sama Ishak! Kamu benar-benar nggak punya hati nurani, Ly!"

"Aku bisa buktiin, Tante. Kalau aku emang dijebak. Itu bukan aku. Sumpah demi Tuhan! Aku nggak mungkin mengkhianati Ishak dengan lelaki lain. Aku sangat mencintai Ishak. Tolong jangan batalkan penikahan kami.”

“Kamu pikir kami ini orang tua yang nggak bisa bedain mana perempuan baik-baik, mana perempuan nakal, heh?! Minggir! Jangan sentuh tanganku! Najis!”

“Demi Tuhan, Tante. Aku dijebak. Aku janji akan buktikan semuanya. Tapi jangan pisahin aku dari Ishak.”

“Tanpa aku minta pun Ishak pasti bisa mikir buat apa nerusin hubungan sama perempuan nggak bermartabat kayak kamu!”

Beragam bujuk rayu kulontarkan pada mereka agar memberi maaf dan tidak membatalkan rencana pernikahanku dengan Ishak. Hingga calon ayah mertuaku membuka suara.

"Kalau maaf yang kamu butuhkan, kami akan memaafkan kamu, Ly."

Hatiku berbungah mendengar pengampunan yang diberikan calon papa mertua. Hingga senyum kelegaan terbit dari bibirku.

"Apa itu artinya pernikahanku dengan Ishak tetap berlanjut, Om?"

Juniarth

enjoy reading ...

| Sukai

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status