Mereka sangat marah dan emosi, mereka Toni and the genks memukulku secara membabi buta. Bahkan mereka, mendorong tubuhku hingga terjatuh. Rasanya sungguh sakit sekali. Ya Allah, kenapa mereka sejahat ini kepadaku?
Padahal aku, tidak pernah menjahati mereka. Toni and the genks. Mereka juga menyirami tubuhku dengan air comberan.Untungnya ketika kejadian itu, aku berpapasan dengan Koko dan Cece. Kedua bosku, mereka sangat kaget.Untungnya Koko dan Cece, sangat baik sekali. Mereka berdua, memandikan aku di rumahnya.
Bahkan mereka berdua, membelikan aku seragam sekolah yang baru.
"Siapa yang melakukan ini sama kamu Adrian? Saya heran, kenapa kamu nggak lawan saja Adrian? Kamu terlalu baik jadi orang, saya doakan kamu jadi orang sukses, “tanya Koko sambil terus mengelus rambutku."Mereka orang yang sama, dengan orang yang menghinaku di Restoran Ko. Jika aku mengadu, kasihan mereka. Mereka pasti akan di keluarkan dari sekolah. Mereka pasti tidak memiliki masa depan yang cerah, “ungkapku sambil memberikan penjelasan kepada Koko.
"Ko, sepertinya kita harus membelikan Adrian motor atau mobil bagus. Supaya jangan ada yang menghina dan merendahkan Adrian. Kita sudah lama menikah. Tetapi belum memiliki anak, kita angkat saja Adrian jadi anak kita. Jadinya nggak akan ada yang hina Adrian lagi, “ungkap Cece sambil menggenggam tangan Koko.What apakah aku nggak salah dengar? Aku ingin di angkat anak oleh Kedua Bosku yang baik hati.Aku sangat senang, aku sangat bahagia sekali. Semoga mereka berdua, di berkahi oleh Tuhan. "Koko dan Cece, serius ingin mengangkat aku sebagai anak. Aku sangat senang, aku sangat bahagia. Apakah ini tidak terlalu berlebihan Koko? Apakah ini tidak terlalu berlebihan Cece?" tanyaku kepada Koko dan Cece."Iya sayang, kami berdua akan mengangkat kamu sebagai anak Nak Adrian. Kami sudah lama menikah, tetapi tak kunjung jua memiliki anak. Kami ingin mengangkat kamu, sebagai anak. Karena kamu, adalah anak yang baik. Kamu adalah pemuda yang taat. Kami yakin kamu akan sukses kelak, sekarang kasih tau ke Mami dan Papi apa cita citamu nak? “tanya Koko dan Cece kepadaku."Aku masih belum ke pikiran, belum ke pikiran Koko, aku belum ke pikiran Cece," ucapku sambil tersenyum memandangi Koko dan Cece."Kamu jangan memanggil Koko dan Cece, kamu memanggilnya Mami dan Papi iya Adrian. Mami mohon, “ucap Cece sambil tersenyum.
"Iya sebaiknya kita ke rumahnya Adrian, kita jelaskan kepada kedua orang tua Adrian. Jika niat baik kita sungguh tulus dan mulia. Kita ingin mengangkat Adrian sebagai anak angkat kita berdua," ucap Koko sambil menggenggam tangan Cece.
Kedua Bosku, bernama Anggelica dan Felix.
Kedua bosku, beserta aku kini sedang menuju rumahku.Setibanya di rumahku, Ko Felix dan Ce Anggelica. Mereka berdua, mengutarakan niat baik mereka. Mereka berdua, mengutarakan niatnya kepada Ayah dan Ibuku.
"Pak, Ibu niat saya kemari. Kami berdua, berniat untuk menjadikan Adrian. Sebagai anak angkat kami berdua," ungkap Ko Felix dan Ce Anggelica sambil tersenyum.
"Koko dan Cece, serius ingin mengangkat Adrian sebagai anak angkat kalian berdua. Apakah saya nggak salah dengar?"tanya Ibuku dengan sangat penasaran yang sangat tinggi.
"Iya Ibu, saya sangat serius sekali. Ingin menjadikan anak Ibu sebagai anak angkat saya. Saya dan istri saya sudah sepakat mengenai hal ini,” terang Koko kepada Ibuku memberikan penjelasan.
"Apakah Ibu mengizinkan niat baik saya dan suami saya? “tanya Cece kepada Ibuku.
"Saya bicarakan dulu dengan suami saya, saya remukkan dulu iya Cece. Bagaimana baiknya, “ungkap Ibu sambil tersenyum.Akhirnya Ayahku, beserta Ibuku saling berbicara dari hati ke hati. Ayah dan Ibu akhirnya menyetujui niat baik Ko Felix dan Ce Anggelica.
"Setelah saya remukkan dengan suami saya, kami berdua mengizinkan Koko dan Cece untuk jadi kedua orang angkat putra kami. Tetapi saya mohon, saya ingin Adrian tinggal tetap di sini. Boleh sesekali, jika ingin menginap di rumah Koko dan Cece. Saya sangat merestui dan menyetujui, “ucap Ibu sambil memandang ke arah Koko dan Cece.
"Iya Ibu, terima kasih iya. Nanti masalah ini akan di urus oleh pengacara saya. Terima kasih banyak, sudah mengizinkan saya dan istri saya sebagai kedua orang tua angkat Adrian, “ungkap Koko dengan sangat bahagia.Setelah itu, Koko Felix dan Ce Anggelica pamit. Mereka berdua, kini memintaku untuk memanggil mereka Mami dan Papi. Awalnya memang sulit, tetapi lambat laun aku mulai terbiasa memanggil mereka Mami dan Papi.Mami dan Papi angkatku, sekarang sudah tidak mengizinkan aku kerja. Mereka berdua, menginginkan aku fokus untuk sekolah. Bahkan mereka berdua, sudah membiayai uang sppku. Bahkan sudah di bayar lunas, hingga aku nanti kelas tiga.
Bahkan mereka, sudah berniat ingin aku kuliah di luar negeri. Aku bingung, akan mengambil jurusan apa. Tetapi ketika aku pulang sekolah. Aku melihat segerombolan TNI AL. Aku melihat prajurit Marinir, sangat gagah dan tampan. Mereka ibarat kesatria. Mereka semua prajurit yang sangat baik, Prajurit terbaik bangsa.
Mereka menolong, masyarakat sekitar. Mereka sangat bahagia dengan senyuman ramah menghiasi bibir mereka. Mereka sangat baik. Ya ampun mereka sangat baik, aku semakin menyukai. Apa aku jadi Prajurit TNI AL saja iya? Jika aku menjadi prajurit TNI AL. Aku akan dapat membanggakan kedua orang tuaku, membanggakan kedua orang tua angkatku. Aku janji, akan membungkam mulut mereka yang sudah menghinaku. Dengan beribu ribu segudang prestasi yang aku miliki.
Akhirnya aku membicarakan masalah ini, dengan kedua orang tua kandung dan angkatku, mereka akhirnya menyetujuinya.
Mami dan Papiku, menyuruhku untuk menjadi Perwira saja. Masalah biaya mereka berdua yang menyiapkan dana.
Sedangkan petuah, yang di berikan Ayah dan Ibuku adalah. Jika aku sudah menjadi Prajurit TNI AL. Jadilah prajurit TNI yang baik. Tidak boleh arogan atau sombong. Harus membantu kesusahan masyarakat sekitar.Aku pasti akan lakukan, apa pun supaya dapat membantu kesusahan rakyat. Ketika aku menjadi prajurit TNI AL.
Aku harus tetap semangat, jangan sampai pantang dan menyerah. Aku lebih giat lagi, dalam belajar.Hari hariku selalu belajar, tiba-tiba ketika aku sedang belajar di perpustakaan. Toni dan Genksnya menghampiriku bahkan mereka memukuli."Hay, anak miskin. Kamu bukannya pulang. Malahan masih belajar di perpustakaan. Memangnya dengan belajar. Dapat membuatmu pandai dan pintar. Aku itu, tau jika nilai kamu bagus. Palingan kamu ini, bayar guru kan. Apalagi sekarang kamu memiliki kedua orang tua angkat yang kaya,"ejek Toni sambil tertawa jahat.
Enak saja, jika belajar dengan tekun. Tidak akan membuat pintar dan pandai, justru orang yang malas belajar dan tidak tekun itu akan bodoh. Siapa bilang aku membayar guru, untuk supaya nilai nilaiku bagus. Aku ini mendapatkan nilai bagus, karena aku berusaha keras dengan belajar sungguh-sungguh.
Aku rasa, otak dan pemikiran Toni and the genks sangat cetek. Sangat korset, aku rasa isi otaknya perlu di perbaiki.
Daripada menambah masalah, aku pun meninggalkan mereka. Ketika aku dalam perjalanan pulang, kepalaku pusing sekali. Aku pun pingsan dan tak sadarkan diri.
Bersambung.Setelah aku berpamitan kepada mereka, keluargaku yang sangat aku sayangi, cintai dan kasihi. Kami seleluarga saling berpelukan."Attends que je revienne bébé, je t'aime tellement. je t'aime plus que tout," ucapku dengan mengucap istriku.(Tunggu aku kembali sayang, aku sangat mencintaimu. Sangat mencintaimu melebihi apa pun,)"Pourquoi manger beaucoup, ton estomac est encore mince Adrian. Il faut manger beaucoup, boire des vitamines et des fruits aussi. Nous devons toujours être en bonne santé, ne pas tomber malade," ucap Tono yang sudah terlihat bagaikan Ibu-ibu."Oui mon cher mari, je t'attendrai mon cher. Je serai longtemps plus tard, j'attendrai," ucap Istriku Tiara dengan tersenyum.(Iya suamiku sayang, aku akan menantikanmu sayang. Lama akan aku nanti sebentar akan aku tunggu,)"Ma fille Deborah, prends bien soin de maman. Prends bien s
"Sayang sudah malam ayo kita tidur, sudah malam. Besok aku masih libur. Nanti kamu aku ajak jalan-jalan sayang," ucapku dengan senyuman."Iya suamiku tersayang, aku mau berlibur menemani kamu sayang. Kemana pun kamu berada sayang," ucap Tiara dengan tersenyum.Udara pagi yang sangat dingin, karena Kota Papua sedang di guyur hujan. Aku dan Tiara kini sedang menyiapkan sarapan untuk anak-anak kami yang sangat kami sayangi dan cintai."Ayo sarapan sayang!" ajak Tiara dengan tersenyum."Ayo istriku," jawabku dengan tersenyum."dear you why? Why are you like that dear, don't be gloomy dear. Then your handsome is gone," goda aku kepada Tiara istriku.(Sayang kamu kenapa? Kok kamu seperti itu sayang, jangan murung sayang. Nanti ganteng kamu hilang,)"I'm worried and anxious, soon I have a year's assignment in France. I hope you are patient and wait for me to come back, I go for work and come home for love.
Aku mengikuti langkah kaki putriku, setelah putriku memasuki kelas. Aku sangat senang dan bahagia sekali. Ternyata ini hanya kehawatiran aku saja.Setelah sudah aman, aku segera berangkat menuju ke rumah sakit. Aku pergi ke rumah sakit guna membeli obat. Aku membeli obat sakit kepala. Aku berasa kepalaku sakit seperti di tusuk beribu-ribu jarum.Ya Tuhan kepalaku pusing sekali, bagaikan ada seribu jarum yang menancap beribuan jarum yang menusuk jantungku.Aku ke rumah sakit, setelah selesai aku melakukan pemeriksaan di rumah sakit.Aku segera menuju ke Batalionku.Ada kunjungan Bapak KASAL dan Bapak Panglima TNI.Bapak KASAL dan Bapak Panglima memberikan suport dan dukungan kepadaku, memberikan suport dan dukungan kepadaku secara langsung."Adrian minggu depan, besok kamu harus siap-siap iya. Karena besok kamu ke Batalion," ucap Bapak Kasal dan Bapak Panglima dengan tersenyum."Te
Aku langsung menghampiri, istriku yang nampaknya wajahnya sangat pucat pasih. Aku langsung menatap Tiara."Sayang setelah kamu selesai masak, setelah kita selesai makan. Kita pergi yugh!" ajakku dengan tersenyum menatap ke arah Tiara."Iya mas, mas kamu ajak aku ke mana?" tanya Tiara kepadaku."Aku mau ajak kamu ke sesuatu tempat, udah selesai masaknya. Kita makan sama-sama," ucap aku dengan senyuman."Mas kamu dan Debora mandi dulu, supaya bersih baru boleh makan. Masa main makan saja kalian berdua harus steril dan bersih," ucap Tiara dengan tersenyum.Aku dan Debora putriku, masuk ke kamar kami masing-masing. Setelah aku dan putriku rapih, aku dan Debora langsung ke meja makan. Tiara sebagai istri dan Ibu yang sangat baik.Dengan tersenyum manis dan cantik, Tiara melayaniku dengan menyendoki aku dan anak-anak kami nasi beserta lauk dan pauknya."Terima kasih sayang," ucapku dengan tersenyum.
"Боже мій, Хаді, ти так задушився. З вами все гаразд?Bozhe miy, Khadi, ty tak zadushyvsya. Z vamy vse harazd?" tanyaku dengan memberikan segelas air putih untuknya.(Ya ampun Hadi, kau sampai tersendak seperti itu. Kau tidak apa-apa?)"Дякую, що дав мені води, ти дуже добрий Адріан. Я подавився, тому що кімчі був занадто гострим,Dyakuyu, shcho dav meni vody, ty duzhe dobryy Adrian. YA podavyvsya, tomu shcho kimchi buv zanadto hostrym," keluh Hadi dengan tersenyum kecut.(Terima kasih sudah memberikan aku air putih, kau baik sekali Adrian. Aku tersendak karena kimchinya terlalu pedas sekali sangat pedas sekali rasanya,)"Вибач, Хаді, я забув, що ти не дуже любиш гостре, через мене ти подавився. Мені шкода Хаді,Vybach, Khadi, ya zabuv, shcho ty ne duzhe lyubysh hostre, cherez mene ty podavyvsya. Meni shkoda Khadi," ucap Kim Soek Jin dengan tulus.(Maaf Hadi aku lupa kau tidak terlalu suka pedas, gara-gara aku kau jadi te
"Hi Adrian, how are you? This is Mr. Rudi Hartanto, I hope you are always healthy. I have something important to say," ucap Bapak Panglima TNI.(Halo Adrian, kau apa kabar? Ini saya Bapak Rudi Hartanto, semoga kabar kamu sehat selalu. Ada hal penting yang ingin saya sampaikan,)"Good afternoon General, good General, I will obey whatever the General's mandate and orders are. Excuse me, General, may I know what?" tanyaku dengan sangat penasaran.(Selamat sore Jenderal, baik Jenderal saya akan menuruti amanah dan titah Jenderal apapun itu. Maaf Jenderal kalau boleh tau apa iya?)"Next week, your term of service is over. You will be assigned to Papua. You study French for two months I give you time, you are assigned to France for one year. If you are willing?" ucap Bapak Panglima TNI memberikan penjelasan kepadaku.(Minggu depan, masa dinasmu usai. Kamu akan di tugaskan di Papua. Kamu pelajari Bahasa Perancis selama dua bulan sa
Aku lihat, sahabatku Hadi merasakan sakit yang sangat amat sakit. Hadi akhirnya tertidur, sahabatku Kim Soek Jin datang dengan membawakan kado untuk Hadi. Dia juga mengatakan sudah membelikan dua kado, yang satu dari Hadi dan dari dirinya untuk putriku Brenda."헤이 브로! 죄송합니다. 저는 선물을 사러 왔습니다. 방금 당신의 아내가 출산했다는 소식을 듣고 당신의 아기 아들을 위해 두 개의 선물을 샀습니다. 알리바반으로 인도네시아로 보냈는데,hei beulo! joesonghabnida. jeoneun seonmul-eul saleo wassseubnida. bang-geum dangsin-ui anaega chulsanhaessdaneun sosig-eul deudgo dangsin-ui agi adeul-eul wihae du gaeui seonmul-eul sassseubnida. allibaban-eulo indonesialo bonaessneunde," terang Kim Soek Jin.(Hey Bro! Maaf iya lama. Aku dari membeli kado. Baru dapat kabar jika istrimu sudah melahirkan, aku sudah membeli dua kado untuk anakmu yang masih bayi. Aku sudah mengirimnya ke Indonesia melalui ali baban,)"와, 고마워 형! 넌 내 가장 친한 친구야, 정말 고마워 형. 너무 보고싶어요 형님wa, gomawo hyeong! neon nae gajang chinhan chinguya, jeongmal gomawo hye
Aku akhirnya memberanikan diri, meminjam ponsel Hadi. Karena bateraiku lowbat."Hadi may I borrow your cell phone, please. I really want to call my daughter back because my cellphone battery is low," ucapku dengan memohon kepada Hadi.(Hadi bolehkah saya pinjam ponselmu, saya mohon. Saya sangat ingin menghubungi kembali putriku soalnya batrai ponselku lowbat,)"Yes, of course you can Adrian, you are my friend. Of course I'll lend it," ucap Hadi dengan seutas senyuman yang teruntas di wajah tampannya.(Iya tentu saja boleh Adrian, kau ini kawanku. Tentu saja aku akan meminjamkannya,)Setelah aku mendapatkan pinjaman ponsel dari Hadi, aku langsung menghubungi Debora."Hallo, sorry, met wie is dit?" tanya Debora dengan Bahasa Neterland.(Halo, maaf ini dengan siapa iya?)"Hallo, dit is papa zoon. Sorry schat, het is papa zoon," ucapku dengan senyuman.(Halo,
Aku melihat amarah yang mengusai Kim Soek Jin, aku sangat khawatir dan cemas."Kau kenapa Kim Soek Jin?" tanyaku kepada Kim Soek Jin dengan tersenyum."Kau tidak lihat Zovanka, gadis tak tau malu itu hadir dengan kekasih barunya. Sungguh sangat menyebalkan sekali," bisik Kim Soek Jin kepadaku."Sudah biasa saja, jangan terlalu membencinya. Semoga saja Hadi cepat sembuh aku yakin Hadi adalah orang yang sangat kuat," ucapku dengan berbisik kepada Kim Soek Jin."Вибачте, містере Адріан та містер Кім Сук Цзінь, чи прийшов Хаді до тями?Vybachte, mistere Adrian ta mister Kim Suk Tszinʹ, chy pryyshov Khadi do tyamy?" tanya Zovanka dengan sangat khawatir.(Permisi Pak Adrian dan Pak Kim Soek Jin, apakah Hadi sudah sadarkan diri?)"Хаді не прийшла до тями, міс Зованка, до чого тут пані Зованка? "Khadi ne pryyshla do tyamy, mis Zovanka, do choho tut pani Zovanka?" tanya Kim Soek Jin dengan ketusnya sambil me