Lewis hanya menjawab pertanyaannya tadi dengan anggukan kepalanya, sebelum membalikkan tubuhnya agar menghadap ke arahnya tanpa sedikit pun berniat untuk melepaskan kedua tangannya yang masih memeluk pinggang laki-laki itu. Ekspresinya tidak lagi sekesal seperti yang dia lihat dari Lewis setelah mereka berpisah dengan Scott dan pacar perempuan sahabatnya begitu mereka check-out dari hotel yang menjadi tempat mereka menginap tadi malam. Atau seperti saat mereka berada dalam perjalanan menuju apartemen Lewis, yang akan menjadi tempat di mana dia akan menghabiskan sisa waktu libur akhir pekannya dengan berada di samping Lewis sebelum dia kembali ke kantornya dan mengerjakan berbagai hal yang akan mengisap habis seluruh energi tubuhnya hingga libur akhir pekan berikutnya tiba.
Sekilas dia melihat raut wajah Lewis yang tampak seperti mencemaskan sesuatu sebelum laki-laki itu berhasil menyembunyikannya dengan menampakkan ekspresi yang ingin memberitahunya secara tidak langsung kala
Keesokan harinya, Detroit menawarkan diri untuk mengantar Lewis ke tempat kerjanya, yang Lewis jawab dengan anggukan kepalanya sembari menikmati telur dadar dan roti bakar yang dia siapkan sebagai menu sarapan mereka. Begitu mereka selesai sarapan, dia mengantarkan Lewis menuju Raymond Cafe terlebih dulu dan menurunkan laki-laki itu tepat di depan kedai kopi tempat Lewis bekerja dan meninggalkan Lewis yang sempat mencium singkat bibirnya, yang membuatnya sempat terdiam sejenak dan memandangi sosok Lewis yang tersenyum ke arahnya sebelum keluar dari mobilnya dan masuk ke dalam Raymond Cafe.Perlu waktu yang cukup lama baginya agar bisa terlepas dari apa yang dia sebut sebagai 'efek Medusa' sebelum dia kembali melanjutkan perjalanan menuju gedung kantornya yang terletak tidak jauh dari Raymond Cafe (faktor utama yang menjadi alasannya menawarkan diri untuk mengantar Lewis ke tempat kerjanya). Setibanya di kantor, Detroit mematikan mesin mobilnya dan keluar dari mobilnya dengan
Sekembalinya dari pertemuannya dengan Clara Young, orang yang ingin dia temui hari ini, Detroit mendesah pelan. Sambil menyetir mobilnya kembali menuju kantornya, pikirannya sibuk memikirkan pertemuannya dengan kakak perempuan Lewis Hall yang membuatnya tersadar akan satu hal; masih ada begitu banyak hal yang belum dia ketahui tentang barista yang berhasil menarik perhatiannya saat dia mendatangi Raymond Cafe tiga bulan yang lalu. Dia semakin menyadarinya saat Clara sempat menyinggung soal kenangan masa kecil Lewis yang tidak menyenangkan, di mana adik laki-laki dari pacar Scott itu pernah menjadi korban kekerasan kedua orang tua mereka selama bertahun-tahun sebelum pacar Scott berhasil membujuk Lewis agar ikut bersama kakak perempuannya untuk keluar dari rumah orang tuanya. "Sekarang dia mungkin terlihat baik-baik saja, tapi dulu dia sempat mengalami PTSD, sampai aku harus membawanya ke salah satu pusat rehabilitasi mental dan harus menjalani gabungan psikoterapi dan obat-o
Beberapa hari yang lalu sejak dia meminta bantuan Scott untuk mempertemukannya dengan Clara Young, pacar sahabatnya sekaligus kakak perempuan dari Lewis Hall, dan sekarang dia justru tidak bisa bertemu dengan Lewis Hall. Entah apa yang terjadi pada Lewis selama beberapa hari belakangan ini, namun yang jelas dia sama sekali tidak menemukan keberadaan Lewis di apartemennya sehari setelah pertemuannya dengan Clara Young. Berkali-kali dia mencoba untuk menghubungi Lewis, baik melalui telepon maupun pesan singkat dan chat, namun Lewis sama sekali tidak mengangkat panggilan teleponnya maupun membalas setiap pesan dan chat yang dia kirimkan ke adik laki-laki dari pacar sahabatnya itu.Dia juga sempat mendatangi Raymond Cafe, kedai kopi tempat Lewis bekerja sejauh ini, begitu tidak bisa menjumpai Lewis di apartemen laki-laki itu. Sayangnya, kedai kopi itu tutup untuk sementara waktu, membuatnya dan sebagian besar pelanggan di Raymond Cafe terpaksa harus puas dengan informasi yang ter
Di salah satu bangku taman belakang pusat rehabilitasi mental tempat dia berada saat ini, Lewis mencoba untuk menikmati suasana taman yang ada di sekitarnya. Perlahan dia mengalihkan pandangannya menuju layar ponsel yang tengah dia genggam saat ini, memandangi deretan pesan masuk dari Detroit yang menanyakan keberadaannya dan masih belum dia balas karena suatu alasan. Dia tidak ingin Detroit mengetahui bagian dari masa lalu yang ingin dia lupakan sebisa mungkin, meski hanya sedikit, hal yang mungkin membuatnya terlihat cengeng dan manja di depan Detroit yang jauh lebih dewasa darinya. Karena itu dia lebih suka dengan gagasan untuk mengabaikan seluruh panggilan dan pesan masuk dari pria itu ketimbang menjawab panggilan teleponnya atau sekadar membalas pesannya, berharap jika cara yang dia lakukan sejauh ini akan membuat pria itu menyerah untuk terus menghubunginya dan memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka yang masih belum juga berubah dari Dom dan sub menjadi pacar,
Pertemuannya dengan Detroit yang datang mengunjunginya di saat dia tengah menjalani terapi untuk membantu mengatasi gejala PTSD dan depresinya yang kembali muncul setelah hampir lima tahun lamanya itu secara tidak langsung berpengaruh terhadap keadaan mentalnya dan durasi dari sesi terapi yang dia jalankan setelahnya. Berkat dukungan Detroit dan kakak perempuannya yang rutin mengunjunginya setiap beberapa hari sekali, dia bisa menjalani seluruh sesi terapi yang telah diatur oleh salah seorang psikiater yang bertugas menangani keadaannya setelah menerima hasil tes dari psikiater yang pernah menangani keadaannya lima tahun yang lalu dengan baik.Dan hari ini adalah hari terakhirnya menjalani sesi terapi bicara yang telah berlangsung selama hampir dua bulan setelah dia keluar dari pusat rehabilitasi mental. Karena itu, hal pertama yang ingin dia lakukan setelah dia menyelesaikan sesi terapinya yang terakhir adalah menghubungi Clara dan meminta kakak perempuannnya agar mene
Tidak ada yang bisa membuat Scott merasa jauh lebih gugup ketimbang menunggu apa yang akan dia lakukan dengan Clara Young besok lusa. Pacar perempuannya itu menghubunginya tepat di saat dia yang tengah sibuk mengoreksi beberapa dokumen yang baru dia terima dari Regina. Salah satu bawahannya itu telah kembali ke meja kerjanya dan malah sibuk berdebat dengan beberapa juniornya soal siapa di antara mereka yang paling imut di divisi mereka, sesuatu yang dia yakin sekali kalau itu bukanlah hal yang seharusnya mereka kerjakan selagi jam kerja. Dalam hati dia merasa bersyukur saat menerima panggilan telepon dari pacar perempuannya yang secara tidak langsung telah menyelamatkannya dari situasi yang sama sekali tidak dia inginkan."Besok lusa kamu sibuk?"Sambil melemparkan pandangan tajam ke Regina dan beberapa juniornya yang masih sibuk berdebat tadi, dia melemparkan salah satu gelas kertas yang sebelumnya dia isi dengan teh lemon itu ke arah Regina, memberikan isyarat secara
Keesokan harinya, Scott terbangun oleh suara Clara yang membangunkannya dengan nampan berisi roti tawar dan selai strawberry kesukaannya. Tidak ketinggalan dua cangkir berwarna hijau muda berisi cappuccino dengan aroma yang berhasil memancingnya untuk mengubah posisinya saat ini menjadi duduk di atas tempat tidurnya, sementara wanita yang membawakannya menu sarapan mereka hari ini duduk di samping kirinya dan meletakkan nampan tersebut ke salah satu nakas yang ada di dekat mereka. "Good morning, cutie. How was your sleep? I'm sure you slept very well, from what I see from your face." "Yes, Master. I slept well, as you said earlier. Thank you for allowing me to sleep next to you last night." jawabnya, menarik tangan kanan wanita yang ada di depannya saat ini dan mencium punggung tangannya. "How about you, Master? Did you sleep well last night?" "What a question. Of course... I could not sleep well, thanks to you." "Did I do something that makes you unable to
Detroit berdiri beberapa meter dari pintu masuk sebuah gedung yang cukup besar dan dipenuhi dengan orang-orang dan mobil-mobil yang berlalu lalang di sekitarnya. Matanya menatap ke sebuah foto yang terpasang di depan pintu masuk gedung itu sambil menghela napas. Lalu dia mengeluarkan secarik kertas dari saku jasnya dan kembali menghela napas panjang. Hari ini adalah hari di mana dia harus merelakan David Johnson, salah satu bawahannya yang juga rekan kerja Scott, untuk menikah dengan Essie Green, salah satu desainer grafis dengan Cinderella complex di kantornya.Kelihatannya tidak ada masalah, bukan? Namun siapa yang menyangka kalau dia akan menyukai David Johnson, seorang pria yang jelas-jelas straight dan berakhir dengan mendatangi pesta pernikahan pria yang dia sukai dengan orang lain? Dan sekarang, dia bahkan masih belum beranjak dari tempatnya berdiri, seakan sedang mempertimbangkan kembali keputusannya untuk datang dan memberikan ucapan selamat untuk ked