MasukShare
Bab 989
Bab terbaru
Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati Bab 990
Sepuluh hari kemudian, perintah dari ibu kota akhirnya tiba.Surya memimpin pasukan besar dan kembali dengan kemenangan. Mereka akhirnya tiba di ibu kota pada tanggal 28 Desember.Kemarin, salju baru saja turun di ibu kota, sehingga menutupi seluruh tanah dengan hamparan berwarna putih.Aiyla mungkin belum pernah melihat pemandangan seperti ini sebelumnya. Dia tidak bisa menahan diri untuk membuka tirai kereta dan melihat keluar.Di Tru, dia pernah melihat padang rumput dan gurun yang luas tak terhingga, tetapi tidak pernah melihat pohon setinggi ini dan gunung sehijau ini. Dia bahkan tidak pernah melihat salju yang menumpuk di pohon pinus hingga membuat dahannya membungkuk."Indah sekali ...." Dia tidak bisa menahan diri untuk memuji pemandangan ini.Dibandingkan dengan pertama kali datang ke Negara Darsa, kemampuan Aiyla berbicara dalam bahasa Darsa kini jauh lebih lancar.Andini membantu meluruskan jubahnya dan berkata, "Jangan terlalu banyak terkena angin, nggak baik kalau kamu ter
Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati Bab 989
Senyum di wajah Andini perlahan memudar, digantikan dengan kekhawatiran. Dia menoleh ke tenda, lalu berkata, "Dia yang bodoh!"Setelah itu, dia menatap Surya dan melanjutkan, "Kak Surya tahu nggak? Ternyata, Putri Aiyla bukanlah putri yang paling disayang di Tru. Sama sepertiku, dia juga banyak terluka.""Setelah mendengar tentang hubungan kita, dia mengira kamu pasti akan mengirimnya kembali ke Tru karena tidak mau menikahinya. Itulah sebabnya dia berusaha mengakhiri hidupnya."Surya menarik pergelangan tangan Andini dan berjalan menjauh, "Aku tahu kondisi di Tru, termasuk latar belakangnya. Jadi aku nggak berencana mengirimnya kembali ke Tru."Mengirimnya kembali ke Tru berarti mengirimnya ke jalan kematian. Andini perlahan mengangguk, "Jadi, bagaimana rencana Kakak?"Surya menjawab dengan jujur, "Kakanda juga punya beberapa pangeran. Kita akan coba cari salah satunya yang bisa dijadikan raja. Aku ingat, Pangeran Ketujuh hampir memasuki usia pernikahan, ibu dari pihak keluarganya ngg
Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati Bab 988
Wajah mungil Aiyla tampak muram. Dia merasa bahwa ide yang dia usulkan tadi sangat brilian. Jadi, dia sama sekali tidak mengerti dengan kata-kata Andini. "Kenapa?"Kenapa Surya tidak akan setuju?Menikahi istri sederajat itu akan membuat kedua negara mencapai perdamaian dan mereka berdua tetap bisa bersama. Bukankah itu keuntungan ganda?Yang lebih penting, Aiyla sudah berjanji tidak akan mengganggu kehidupan mereka dan akan berusaha menyamarkan keberadaannya. Dia benar-benar akan menepati janjinya!Selama lebih dari sepuluh tahun di Tru, satu-satunya hal yang dia pelajari adalah bagaimana membuat dirinya tidak terlihat, sehingga tidak menimbulkan masalah dan kekerasan! Dia benar-benar telah berusaha keras melatih kemampuan ini.Andini terdiam sejenak, lalu berkata, "Di dunia ini, orang yang benar-benar mencintaimu nggak akan pernah mengizinkan ada orang ketiga di antara hubungan kalian."Aiyla masih belum paham, "Kenapa? Ayah dan kakak-kakakku, mereka semua menikahi banyak istri ....
Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati Bab 987
"Jangan minta maaf padaku!" Aiyla memotong perkataan Andini, "Kamu nggak salah. Kamu dan Pangeran Surya pasti saling jatuh cinta dan perasaan itu berkembang seiring waktu. Sedangkan aku, aku hanya muncul tiba-tiba karena berbagai alasan! Aku nggak menyalahkanmu! Aku hanya ...."Aiyla menundukkan kepala, suaranya menjadi lembut dan gemetar, "Aku hanya ... sangat takut ...."Saat pertama kali dia dikirim ke sini, kakak-kakaknya pernah memperingatkannya. Jika dia tidak bisa menikahi Pangeran dari Negara Darsa, mereka akan membunuhnya! Sekarang Andini sudah bersama Surya, bagaimana dia bisa menikahi pria itu?Jadi, satu-satunya yang menunggunya adalah kematian. Dia sangat takut, takut dibawa kembali oleh kakak-kakaknya dan disiksa hingga mati. Jadi dia berpikir, lebih baik mengakhiri hidup daripada disiksa sampai mati!Namun, dia terlalu pengecut. Dia bahkan tidak berani mengakhiri hidupnya sendiri! Dia terus ragu dan tidak bisa mengambil keputusan, hingga pada akhirnya jadi melukai telapa
Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati Bab 986
Keesokan harinya, Andini bangun sangat pagi. Padahal semalam dia tidak tidur lama, tetapi saat terbangun, dia sama sekali tidak merasa lelah.Setelah selesai mandi, dia kebetulan melihat Laras yang sedang membawa sarapan pagi. Belum sempat dia berbicara, Laras sudah tersenyum dengan ekspresi yang penuh arti. "Ah? Nona bangun pagi sekali hari ini, Nona nggak sabar untuk bertemu seseorang ya?"Wajah Andini sedikit memerah. "Setelah hidup di militer sekian lama, ternyata kamu sudah belajar menggodaku juga, ya?""Hahaha, hamba nggak berani!" Laras langsung mendekat dan menaruh sarapan di meja, lalu kemudian berkata, "Hamba hanya merasa senang untuk Nona!"Setelah melewati begitu banyak kesulitan, majikannya ini akhirnya bertemu dengan orang yang disukainya. Laras benar-benar merasa bahagia untuk Andini."Tapi ...." Tiba-tiba nada bicara Laras berubah, "Bagaimana dengan Putri Aiyla?"Senyum Andini pun langsung memudar. Sambil memandang ke arah Laras, dia mengingat kata-kata yang diucapkan o
Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati Bab 985
Kino tiba-tiba mengubah arah pembicaraan, lalu menyikut tubuh Surya sambil berkata, "Entah harus berterima kasih pada siapa hari ini, sampai-sampai ada orang yang nggak perlu merasakan 'penyesalan setelah kehilangan'."Surya hanya bisa memandang Kino dengan ekspresi tak berdaya, lalu mengangkat mangkuk araknya ke arahnya. "Terima kasih, Kino.""Eh eh eh, jangan lupa aku juga!" seru Darya sambil berdiri. "Aku sampai kena dua tusukan jarum dari Andini, tahu nggak? Sakitnya bukan main! Aku hampir nggak bisa jalan karena itu!"Danbo ikut menimpali, "Aku juga! Waktu Andini memberontak, dia sempat menggigitku. Nih, lihat nih, masih ada bekasnya di tanganku!""Mana ada bekas!" sergah Enes sambil tertawa keras. "Kamu itu cuma cari alasan supaya Kak Surya traktir minum! Dasar nggak tahu sopan santun!""Hei! Omonganmu seolah-olah kamu sendiri punya sopan santun saja! Ayo, panggil aku Kak Danbo. Aku mau dengar dulu suaranya!"Memang demikianlah para orang-orang ini. Kalau sudah berkumpul, suasana
