Share

30. Menahan pedih

Author: Riri riyanti
last update Last Updated: 2023-12-26 21:45:58

"Kau sudah sarapan, Nak?"

Kepala bersurai pirang itu menoleh pada sang penanya. Sosok sang ibu terlihat mendudukkan diri pada kursi lain bersekatkan meja kopi kayu berbentuk persegi.

"Sudah. Mama bisa melihatnya sendiri, bukan? Piringku sudah kosong." Damian melirik sejenak pada alat makan di atas meja, lalu kembali menekuni monitor laptop di atas pangkuan.

Pria itu memang sedang cukup sibuk pagi ini. Ia tampak sedang membalas beberapa email yang masuk dari perusahaan yang menghubunginya untuk rencana proyek kerjasama, sebab menjalin komunikasi dengan klien adalah tugasnya. Dan taman di sisi rumah merupakan tempat pilihannya.

"Mama senang jika kau menghabiskan sarapanmu." Sasmitha tersenyum hangat. Meskipun sampai detik ini putranya masih begitu sukar diajak makan bersama, setidaknya ia tahu bahwa Damian menikmati masakannya. "Ah, apakah kau libur hari ini?" tanyanya kemudian.

"Tidak. Memangnya jam berapa sekarang?"

Sasmitha menelengkan kepalanya ke sisi kanan untuk menatap jam dindin
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Putri Rahasia Tuan Damian   100. Ending

    Detik demi detik terangkai, waktu berlalu dengan diiringi senyum merekah setelah mereka berdua bersatu. Setiap buncah bahagia yang tercipta kini telah membuahkan hasil dengan adanya setitik nyawa yang sedang tumbuh di dalam rahim si wanita. Ya, Evelyn telah hamil untuk yang kedua kalinya, sudah memasuki bulan ke lima.Jika di kehamilan pertama terasa begitu berat, berbeda di kehamilannya kali ini. Jika dahulu ia menangis sedih ketika melihat garis dua di alat tes kehamilannya, kini air matanya diiringi oleh senyuman haru, tentu dilengkapi oleh pelukan hangat suaminya.Jika di kehamilan pertama ia merasa begitu was-was dan merasa begitu berdosa, namun di kehamilan keduanya ini ia merasa begitu bersyukur. Kehamilan ini merupakan anugerah dari Tuhan, sosok mungil itu akan melengkapi kebahagiaan di dalam keluarga kecilnya. Meski hamil dalam kondisi berbeda, namun Evelyn bisa memastikan bahwa cintanya tetap setara untuk mereka berdua; untuk Luna, ataupun si calon adik bayi. Meski tak diut

  • Putri Rahasia Tuan Damian   99. Kau dan aku, kita

    Tangis tidak selamanya berarti bahwa kesedihan tengah melingkupi seseorang. Namun, sebuah emosi ketika air mata luruh itu juga bisa hadir saat kebahagiaan datang. Tetes demi tetes itu jatuh bercucuran menuruni pipi, tetapi sebuah senyum justru terlukis indah menghiasi paras jelitanya. Ya, Evelyn menyebutnya tangis haru, menangis ketika melihat sosok Arjuna yang pada akhirnya tertangkap oleh pandangan matanya. Kakak tersayangnya itu pada akhirnya datang, padahal sebelumnya ia mengira bahwa pria itu masih belum memaafkan dirinya. Maka, ia segera bergegas memutus jarak, berjalan cepat menuju posisi sang kakak, tentu diikuti suaminya dari belakang."Kak Juna, ku kira kau tidak akan datang." Tanpa izin, Evelyn memeluk tubuh pria berambut gondrong terkuncir rendah itu, sedangkan Damian hanya berdiri di sisinya seraya menyelipkan tangan di saku celana.Arjuna balas memeluk. Ia memejamkan mata dan tersenyum tulus seakan pertengkaran yang lalu tidak pernah terjadi. "Adik tersayangku sedang me

  • Putri Rahasia Tuan Damian   98. Official Wife

    Senyum itu tak pernah sirna menghiasi wajah jelita si mempelai wanita. Sedangkan si pria ber-tuxedo tampak setia berdiri di sisinya sembari terus menggenggam tangannya. Ah, mereka tampak begitu serasi dengan pakaian serba putih. Warna yang melambangkan awal baru, seperti kanvas kosong yang siap mereka lukiskan berbagai warna dalam mengarungi rumah tangga. Hari bahagia itu pada akhirnya telah tiba, tentu kebahagiaan membuncah di hati kedua mempelai. Tangga pelaminan itu telah berhasil mereka jejaki bersama setelah melewati berbagai rintangan yang tidak mudah untuk dilalui. Dan kini mereka telah mencapai puncak, buah dari kesabaran dan perjuangan yang telah mereka usahakan untuk menyatukan hati."Selamat atas pernikahanmu ya, Eve. Aku benar-benar tidak menyangka jika pada akhirnya kau berakhir dengan pria yang kau katakan berkali-kali sebagai sahabatmu ini." Ina, satu-satunya teman dekat si mempelai wanita berdiri di depannya, menyalaminya sembari menempelkan pipi kanan dan kiri. "Ter

  • Putri Rahasia Tuan Damian   97. Semakin dekat

    "Jadi, pernikahannya benar-benar akan dilaksanakan bulan depan?" pertanyaan itu terlepas dari mulut Arini Adhitama di tengah perbincangannya dengan Sasmitha Alexander. Ya, calon besannya itu memang sedang datang berkunjung ke rumahnya, tentu saja untuk membahas persiapan acara pernikahan kedua anak mereka."Iya, sesuai kesepakatan di awal. Bertepatan dengan hari ulang tahun Luna juga, bukan?" Sasmitha menjawab seraya meletakkan kembali cangkir teh berbahan keramik putih dengan motif bunga-bunga ke atas meja, tentu saja setelah ia menyesap isinya. Gerakannya tampak begitu anggun nan santai, seakan mereka sudah cukup akrab sebelumnya. "Damian ingin jika bukan hanya dirinya dan Evelyn saja yang berbahagia di hari pernikahan mereka, tapi putri mereka juga. Bukankah dia terlihat sangat mencintai putrinya?" lanjutnya.Namun, raut gundah justru terlukis makin jelas di wajah Arini. "Tapi ... apakah waktunya akan cukup untuk persiapannya? Sedangkan saat ini, baik keluarga saya maupun keluarga

  • Putri Rahasia Tuan Damian   96. Biological Children

    Punggung wanita itu tak pernah luput dari penglihatannya, sedang membelakanginya. Sang ibu sedang menciptakan resep baru, tampak begitu sibuk berkutat di depan kompor. Aroma masakan yang tercium begitu lezat membuat Evelyn betah berlama-lama di sana."Apakah sudah selesai, Ma?" dari posisinya yang sedang duduk di kursi meja makan sambil bertopang dagu, Evelyn bertanya. Ia memang sedang menunggui ibunya memasak."Tunggu beberapa menit lagi." Arini menjawab, tak menoleh sedikit pun ke belakang.Karena sedikit merasa bosan, Evelyn bangkit berdiri kemudian mendekat pada sang ibu, berdiri di sampingnya. Ia menatap ke dalam panci, kemudian mencium dalam-dalam aroma yang menguar dari sana. Ah, ibunya sedang memasak mie dengan kuah gelap nan kental bertabur berbagai jenis seafood, menu baru yang belum diberi nama. "Wah, aku jadi tidak sabar ingin mencicipi resep baru Mama. Pasti enak!" Senyum manis mengurva, terlukis begitu indah menghiasi wajah Evelyn."Sudah pasti. Siapa dulu kokinya?" san

  • Putri Rahasia Tuan Damian   95. Milikku

    Gerbang sekolah Taman Kanak-kanak menyambut pandangan mata birunya. Damian memang berinisiatif menjemput Luna, maka ia datang lebih cepat dari waktu biasanya Burhan menjemput sang putri.Hari-hari paling menyebalkan telah berlalu dan Damian kini telah kembali pulih seperti sedia kala. Ia sembuh dengan cepat, beruntung hasil pemeriksaan terakhir menunjukkan bahwa dirinya telah benar-benar sehat. Seiring stres yang berkurang, dirinya pun semakin tersenyum lepas.Damian menepikan mobilnya di seberang jalan. Masih ada beberapa menit lagi sebelum bel pulang sekolah putrinya berbunyi dan ia memilih untuk menelepon Evelyn. Ah, mengingat seraut wajah itu membuat senyum si pria semakin cerah saja. Ia segera meraih ponsel di saku celana, segera mencari kontak nomor si wanita tercinta untuk melakukan panggilan. "Halo?" dan dari ujung telepon sana, suara merdu yang sangat Damian hafal menyapa telinganya."Aku sedang berada di depan sekolahan Luna. Jika aku menjemputnya, kau tidak keberatan, buka

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status