"Julius, dasar bajingan tak tahu diuntung. Kamu tidak bisa menikahi putriku, jadi kamu merusak pernikahan mereka! Hmph, jangan khawatir, putriku pasti akan menikah dengan William!"Silvia sangat marah sampai mengutuk Julius begitu teringat keluarganya harus membayar dua koma enam miliar rupiah pada Julius.Julius terlalu malas untuk menanggapi Silvia, lalu memandang Jeff sambil tersenyum tipis dan berkata, "Tuan Jeff, terima kasih atas bantuanmu hari ini. Aku berutang budi padamu. Kalau kelak kamu membutuhkan bantuanku, kamu bisa mencariku!"Ketika Jeff mendengarnya, dia merasa sangat bahagia. Sebenarnya, Jeff yakin kalau Stewart akan datang dan membantu Julius, jadi dia berani melawan Midolf dan Arnold tanpa takut. Kalau dia tidak tahu Stewart akan datang kemari dan membantu Julius, Jeff mungkin tidak akan maju untuk membela Julius.Sekarang Julius berutang budi pada Jeff dan berjanji akan membantu Jeff. Ini tentu hal yang luar biasa. Jeff yakin kalau orang yang dihargai Stewart bukan
Olivia masih merasa sedikit jijik dengan pemuda ini, tetapi begitu memikirkan putrinya dan ketulusan yang terpancar di mata Julius barusan, dia akhirnya tidak punya pilihan selain membiarkan Julius merangkul tangannya dan berjalan ke depan pintu rumahnya.Setelah mengeluarkan kunci, dia pun membuka pintu. Monica masih duduk di sofa usang sambil menonton film kartun.“Mama, apakah Papa sudah kembali?”Melihat Olivia pulang, Monica segera berlari mendekatinya.Julius masuk dan memandangi anak berusia empat tahun lebih di depannya. Ada semacam perasaan familier, mungkin karena hubungan pertalian darah di antara mereka yang membuat hati Julius sedikit bergetar.“Mama, dia, apakah dia papaku?” tanya Monica dengan takut-takut sambil mengengam tangan Olivia. Terlihat jelas kalau Monica masih terlalu asing dengan kehadiran Julius, dia masih merasa takut.Olivia sedikit mengernyit, akhirnya tampak seulas senyuman di wajahnya. Dia berjongkok dan menyentuh wajah Monica, lalu mengangguk, "Ya, Moni
"Jangan omong kosong!"Olivia mengerling ke arah Julius, dan kemudian berkata, "Jangan menjanjikan apa pun pada gadis ini. Kalau tidak, dia pasti akan terus membicarakannya!""Aku tidak omong kosong!"Julius tersenyum dan berkata, "Jangan khawatir, aku punya uang!""Aku malas meladenimu!"Olivia mengerling ke arah Julius lagi. Menurut Olivia, apa yang sedang dibicarakan Julius pastilah 2,6 miliar yang ditagih dari Keluarga Estherville itu.Segera, keduanya kembali ke hotel bersama Monica. Sesampai di hotel, mereka diantar oleh staf hotel ke kamar VVIP yang mewah.Saat ini, Kakek Stewart dan Natalie sudah memesan makanan dengan semeja penuh.“Kakek Stewart, ini terlalu banyak deh!” kata Julius sambil tersenyum saat melihat hidangan di atas meja di hadapannya."Haha, masakan di sini semuanya enak, aku ingin kamu mencicipinya. Karena aku tidak tahu kamu suka makan apa saja? Jadi aku pesan lebih banyak saja!" kata Kakek Stewart terkekeh."Nona Shane, apakah ini putrimu dengan Julius? Dia m
Bibir ranum Olivia sedikit menganga, dengan ekspresi keheranan di wajahnya. Awalnya Olivia ingin Julius menolak tawaran Kakek Stewart. Lagi pula, hari ini dia bisa duduk di sini dan makan bersama Kakek Stewart juga karena Julius.Tak disangka, Julius ini benar-benar memasukkan kunci itu ke sakunya."Haha, bagus!"Melihat Julius akhirnya menerima hadiah, Kakek Stewart tersenyum dan dengan cepat berkata pada Monica, "Monica, Kakek Stewart juga ingin makan kue. Bisakah kamu berbagi kue denganku?”"Baiklah!" kata Monica sambil tersenyum.Olivia segera mengeluarkan kue tar dari kotaknya, lalu meminta Monica untuk memotongnya menjadi beberapa bagian dan setiap orang mendapat satu potong kue kecil."Gadis ini sungguh manis dan patuh!"Natalie memandang Monica dan tidak bisa menahan diri untuk tidak menyentuh kepala anak itu dengan lembut.“Bibi, makanlah kue!”Monica tersenyum, kemudian berlari kembali ke tempat duduknya."Bagus, bagus, ayo kita makan kuenya dulu!"Kakek Stewart mengangguk sa
Julius tersenyum tipis, lalu bersulang dengan semua orang, lalu meminum anggur merah di cangkirnya.Saat ini, anggota Keluarga Shane sudah kembali ke rumah.Begitu turun dari mobil, Nyonya Margareth bertanya pada Felicia di sebelahnya, "Felicia, seberapa banyak yang kamu ketahui tentang Julius? Bagaimana dia bisa mengenal orang seperti Kakek Stewart? Selain itu, Kakek Stewart juga dengan hormat, memanggilnya Tuan Warren. Dilihat dari panggilan ini, Sepertinya Kakek Stewart sangat menghormati Julius, ‘kan?"Felicia tiba-tiba tersenyum canggung, "Ibu, bagaimana kami bisa tahu sih? Sebelumnya, Olivia ‘kan menolak mengatakan siapa ayahnya Monica. Kami tidak tahu kalau dialah orang yang menyinggung William lima tahun lalu. Ah, kami juga baru hari ini tahu kalau ayah Monica ternyata pernah mendekam di penjara!”Wanita tua itu mengerutkan kening, akhirnya dia melirik ke Felicia dan Lucas, kemudian berkata, "Kamu juga tahu kalau aturan itu dibuat untuk membatasi orang yang lemah. Saat itu, Jul
Nyonya Margareth berpikir sejenak, kemudian berkata, "Mahar sebesar 20 miliar sebenarnya bukan apa-apa. Keluarga Shane juga tidak kekurangan uang ini. Hal terpenting adalah menjalin hubungan baik dengan Keluarga Mussell. Jika Olivia menikah dan masuk ke keluarga Mussell, itu memang akan lebih baik!" ""Ya, ya, itu dia masalahnya!"Mata Felicia berbinar. Setelah Olivia diusir dari Keluarga Shane, tabungan Olivia di bank semuanya diambil kembali oleh Keluarga Shane.Meskipun Felicia, Lucas dan Hillary masih tinggal di Keluarga Shane, mereka ditekan oleh Stern. Lucas tidak memiliki keterampilan dan hanya bisa bekerja di gudang perusahaan. Padahal gajinya memang sudah tidak tinggi, setelah Stern menurunkan gajinya Lucas, Stern masih mencari berbagai alasan untuk memotong gaji Lucas, sehingga uang yang didapat Lucas tidak banyak.Felicia tidak bekerja. Saat senggang, dia mencari beberapa temannya untuk bermain kartu. Hillary baru saja lulus kuliah dan belum menemukan pekerjaan yang cocok. A
Bisa dibayangkan ada seberapa buruk raut wajah Felicia saat ini, dia sama sekali tidak peduli dengan proyek apapun itu, dia tidak menginginkan proyek itu sama sekali, dia hanya menginginkan mahar sebesar 20 miliar itu.Nyonya Margareth memandang Felicia, lalu berkata, "Haha, Felicia, aku tidak memintamu untuk segera menolak tawaran Tuan Franz, ‘kan? Tuan Franz, kamu bisa menundanya dulu, kita lihat dulu bagaimana hubungan Julius dengan Kakek Stewart. Jika hubungan mereka sangat baik dan dia dapat membantu kita memenangkan proyek Kota Asoka, kamu dapat mengakui dia sebagai menantumu, ‘kan? Jika hubungan antara dia dan Kakek Stewart biasa-biasa saja, maka kamu dapat membujuk Olivia, lihat apakah dia mau mendengarkanmu. Jika dia tidak mau mendengar, kamu juga tidak bisa berbuat apa-apa.”"Uhm, aku sudah mengerti!"Felicia mengangguk, dia sudah tahu maksud Nyonya Margareth.Hillary berpikir sejenak dan kemudian berkata, "Nenek, jangan khawatir. Kakakku begitu keras kepala saat itu, terutam
“Kamu ini, apakah kamu benar-benar mau menerima kunci itu? Menurutku kita harus mencari kesempatan untuk mengembalikannya!”Olivia mengerutkan kening sambil berjalan."Mengembalikannya? Ow, aku sudah menerimanya, bagaimana mungkin aku enak hati mengembalikannya lagi?"Julius mengerutkan kening, "Bukan masalah kok. Toh hanya sebuah rumah saja. Dia memberikan pada kita untuk dihuni, jadi kita bisa tinggal di sana. Kebetulan kita juga tidak punya rumah. Tempat tinggal orang tuaku benar-benar sudah terlalu kumuh!""Apa maksudmu ini hanya sebuah rumah? Tahukah kamu betapa mahalnya rumah itu? Itu adalah sebuah Vila di kawasan Vila Cempaka Asri. Nyonya Besar Keluarga Shane, ingin membeli satu unit untuk dihuni pun tidak bisa, karena sudah terjual habis. Dulu kami ingin membelinya, tapi tidak mampu. Sekarang sudah punya uang, ingin membeli vila di sana, tetapi tidak ada yang mau menjualnya!”"Tinggal di vila Cempaka Asri itu tidak hanya melambangkan kekayaan, tapi juga melambangkan status sosi