Reclaiming The Rejected Luna’s Heart

Reclaiming The Rejected Luna’s Heart

last updateLast Updated : 2025-04-26
By:  Yaa AsimpiCompleted
Language: English
goodnovel12goodnovel
10
2 ratings. 2 reviews
164Chapters
3.6Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

"Let me go! Get your hands off me! Let me go!" I yelled, pushing against him furiously, but instead of releasing me, he slobbered kisses all over my face and I felt as if a worm was crawling on my skin. Suddenly, the door flew open, and facing me, looking at us was my mate - his face a cross between murderous rage and crippling shock. I quickly pushed the stranger away from me and rushed towards my mate. Before I could get to him, however, he stepped backward. "So it's true? So this is really who you are?! You've been cheating on me all this while?" "No, George, listen-" "How dare you defile our relationship and the position you have as Luna of this pack?!" "No-" "I should have listened to my family from the beginning. Should have listened when they told me you were nothing but filth, nothing but a gold digger out for what she can get from anyone!" Betrayed and accused of cheating on her mate, the Luna of Shadow Fangs Pack, Wendy Ashton, pleads with her mate, Alpha King George to believe her innocence. But the evidence was clear, everything pointed that she was indeed guilty. Wendy was brutally rejected and cast away like a worthless piece of trash to a point where she lost the little life growing inside her. Yet, her mate would not budge, he demanded divorce. Wendy has had enough, she decides to give him what he wants and sign the divorce documents. But Just when she was about to engrave her signature on the document, a sudden voice rang in her ears. "Do not sign, Wendy! This isn't the way of the Uktenas. Revenge! Revenge! Revenge!" Her wolf which everyone thought had died, suddenly appeared, its eyes burning red.

View More

Chapter 1

Chapter One

"Pak Devan, lokasi kecelakaan masih sangat berbahaya, Bapak nggak boleh mendekat."

"Kami sudah menghubungi tim penyelamat, ambulans sebentar lagi akan datang."

"Pak Devan ...."

"Minggir! Kalau sampai terlambat dan terjadi sesuatu padanya, kalian semua akan kukirim ke alam baka untuk menemaninya!"

Di tengah suara hiruk-pikuk yang bagaikan ombak menghantam telinga, sebuah teriakan penuh amarah membuat Scarlett Permana perlahan sadar dari pingsan akibat kecelakaan.

Dengan susah payah, dia menoleh dan melihat sosok tinggi besar yang begitu familier sedang berlari cepat ke arahnya bagaikan dewa penolong.

Air mata haru langsung mengalir di wajah Scarlett. Setelah kecelakaan, dia sudah lama terjebak dalam mobil yang terbalik. Dia sempat berpikir Devan tidak akan datang.

Sebelum kecelakaan, dia bahkan masih bertengkar dengan Devan. Karena semalam mereka sudah janjian bertemu di kantor, tetapi pagi harinya Devan tiba-tiba membatalkan janji setelah menerima telepon.

Tidak peduli bagaimana dihubungi, panggilannya tak pernah diangkat. Hingga akhirnya kecelakaan itu terjadi, Scarlett segera menggunakan sisa baterai ponselnya untuk mengirimkan lokasinya kepada sekretaris Devan.

Scarlett sempat mengira, Devan akan kembali mengabaikan pesannya seperti biasanya. Tak disangka ....

"Sayang ... masih ada harapan .... Papa sudah datang ...." Scarlett menatap darah yang terus mengalir dari tubuhnya, tetap memeluk harapan terakhir demi sang bayi.

Dia tak peduli pada rasa pusing dan mual yang mendera, ingin memanggil nama Devan. Namun, baru saja membuka mulut, dia sadar suaranya serak dan tak mampu keluar.

Tidak masalah. Toh Devan sudah menemukannya. Dia mengangkat tangannya yang lemah, mencoba melambaikan sedikit .....

Namun detik berikutnya, Devan Laksmana justru melewatinya dan terus berjalan. Scarlett tertegun, mengira dia salah mengenali orang.

Hari ini Scarlett memang tidak membawa mobil dari rumah Keluarga Laksmana. Pagi tadi mobil itu dipinjam adik iparnya. Mobil yang dia kendarai ini adalah hadiah dari ibunya, yang jarang dia gunakan. Jadi, wajar jika Devan tidak mengenalinya.

Scarlett tak sempat berpikir banyak. Dia menguatkan diri dan berteriak memanggil nama Devan. Namun, karena kehilangan banyak darah, suaranya lirih bagai dengungan nyamuk.

Devan tidak mendengar, malah semakin menjauh, hingga berhenti di depan sebuah mobil putih yang menabraknya.

Sebelum Scarlett sempat mencerna, Devan membuka pintu mobil itu, lalu mengangkat seorang wanita yang gemetar ketakutan di dalam pelukannya.

Wanita itu mengenakan mantel panjang, bertubuh ramping, berwibawa, tetapi juga tampak rapuh. Penampilannya yang seperti itu membuat siapa pun yang melihat ingin melindunginya.

Begitu melihat wajah itu, tubuh Scarlett seketika membeku bagaikan jatuh ke dalam jurang es. Itu adalah Vivian, cinta pertama Devan.

Dia sontak teringat barusan mobil itu terus berpindah jalur, bahkan tidak memberinya waktu untuk menghindar dan gila-gilaan menabrak dari belakang. Namun, sekarang mobil itu diam di pinggir jalan, seolah-olah adalah seorang anak kecil yang ketakutan.

Selain itu, pemilik mobil itu kini bersandar di pelukan suaminya.

Scarlett tidak sempat memikirkan kenapa Vivian yang seharusnya di luar negeri tiba-tiba pulang, atau kenapa kebetulan sekali dialah yang menabrak mobilnya. Yang ada di benaknya hanya satu, yaitu menyelamatkan bayinya.

"Pak Devan, di dalam mobil itu masih ada orang!"

Saat Scarlett berusaha mengangkat tangan ingin mengetuk kaca, seorang pengawal di sisi Devan sudah lebih dulu melihat ada bayangan bergerak di dalam mobil. Dia juga merasa mobil itu agak familier sehingga berseru kaget.

Mendengar itu, Devan menoleh. Wanita di dalam mobil berlumuran darah, tubuhnya terus mengalirkan darah. Meskipun tampak menyedihkan, tetap terlihat jelas wajahnya yang cantik dan bersih. Sepertinya agak familier juga.

Devan sempat terhenti sejenak, hendak berbicara sesuatu. Namun, Vivian yang berada di pelukannya malah mengerang lirih penuh kesakitan.

"Vivian terluka, segera bersihkan jalan menuju rumah sakit." Devan tidak lagi peduli pada hal lain.

"Tapi Pak Devan ...." Belum selesai pengawal berbicara, tatapan dingin Devan langsung membuatnya menelan kembali kata-katanya. "Baik, Pak."

Scarlett hanya bisa menatap suaminya yang hanya berhenti sebentar untuk melihatnya, lalu berbalik membawa Vivian masuk ke mobil.

'Devan, tolong aku! Tolong anak kita ....' Scarlett mencoba berteriak, tetapi begitu membuka mulut, darah langsung menyumbat tenggorokannya.

Tak seorang pun menghiraukannya lagi. Mobil Devan melaju kencang membawa Vivian.

Scarlett hanya bisa menatap mobil itu semakin menjauh, pandangannya perlahan mengabur. Detik berikutnya, rasa sakit yang meremukkan hati bagaikan banjir besar yang menenggelamkan segalanya.

Dia akhirnya tak sanggup bertahan lagi. Dunia di hadapannya gelap, lalu dia kembali kehilangan kesadaran.
Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Welcome to GoodNovel world of fiction. If you like this novel, or you are an idealist hoping to explore a perfect world, and also want to become an original novel author online to increase income, you can join our family to read or create various types of books, such as romance novel, epic reading, werewolf novel, fantasy novel, history novel and so on. If you are a reader, high quality novels can be selected here. If you are an author, you can obtain more inspiration from others to create more brilliant works, what's more, your works on our platform will catch more attention and win more admiration from readers.

reviews

Yaa Asimpi
Yaa Asimpi
Hi everyone, thank you all so much for sticking with me throughout this journey. The story is finally complete and I hope you love it as much as I enjoyed writing it. Thank you!
2025-05-03 21:39:04
1
0
Gyasiwaa
Gyasiwaa
Nice storyline. I love it…. Author pls whats your update schedule??
2025-01-12 06:42:29
1
2
164 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status