Share

Bab 25, Kesaksian

Alan Parkhust berperawakan sedang. Kulitnya putih pucat, dengan beberapa tatto di lengan kanan dan kirinya. Dilihat dari sudut mana pun, tidak ada hal yang menarik dari pria itu. Sorot matanya licik, dan dia juga sering menunjukkan senyum sinis. Satu-satunya pesona pria itu hanyalah suaranya yang merdu. Saat ia berbicara, nadanya tenang, kata-kata yang keluar dari mulutnya terdengar manis dan hangat. Mungkin itu yang membuat para gadis dengan mudah termakan rayuannya.

Saat ini, dia terpaksa menunda semua hasrat gombalnya itu, karena sekarang dia harus berurusan dengan para penyidik. Terkait atau tidak, keterangannya dibutuhkan untuk mengungkap kematian Charlotte.

"Haruskah kau berbuat sejauh ini?" serangnya pada David yang baru saja memasuki ruangan itu.

"Ini masih kurang, Bung. Seharusnya aku mematahkan kakimu sejak lama," jawab David dingin.

Bukannya diam, Alan justru mengeluarkan suara tawa yang penuh dengan ejekan.

"Lalu apa yang kau tunggu? La

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status