Dendam Wanita Yang Difitnah

Dendam Wanita Yang Difitnah

Oleh:  Ina Qirana  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
3 Peringkat
37Bab
15.4KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Dua puluh tahun Mirna dipenjara atas kesalahan yang tidak ia perbuat, kini ia telah bebas dan akan mencari siapa pelaku utama yang telah memfitnahnya

Lihat lebih banyak
Dendam Wanita Yang Difitnah Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
لانتينج الجديد
sedih.seram penuh liku2 dan perjuangan...keren ceritanya ...️...️...️.........
2023-03-29 00:56:38
0
user avatar
Agus Irawan
hai kak mampir juga ke Novelku yuuk. judul "Kembang Desa Sang Miliarder" pena "Agus Irawan
2023-03-27 13:26:07
1
user avatar
Ayu Minang Abriani
penuh misteri
2023-02-11 23:13:25
0
37 Bab
Bab.1
Setelah dua puluh tahun aku kembali dari jeruji besi yang selama ini mengukung diri, tanah yang dahulu menyimpan kenangan pahit kini kupijak kembali.Dua puluh tahun silam aku dijadikan tersangka pembunuhan Anita--adik iparku sendiri--padahal jangankan melenyapkan nyawa manusia, membunuh ulat pun aku tak berani.Aku difitnah, dan sekarang akan kucari siapa pembunuh sebenarnya sekaligus orang yang sudah berani menyeret namaku dalam kasus ini Dari kejauhan kulihat mereka yang hidup berlinang harta dan bahagia, mereka tak pernah menjengukku ke penjara bahkan sekedar mempertemukanku dan Delia, padahal hati ini senantiasa merindukannya.Tak kusangka Mas Ilyas yang telah menceraikan aku sembilan belas tahun yang lalu kini menikah dengan adik tiriku Erina.Dadaku bergemuruh hebat melihat wanita itu berjalan bergandengan tangan lalu masuk ke dalam mobil Fortuner hitam.Gayanya sangat modis layaknya wanita sosialita, Mas Ilyas juga mengenakan pakaian rapi layaknya seorang bos perusahaan.Lalu
Baca selengkapnya
Bab 2
Hampir setengah jam aku berada di kamar mandi khusus pembantu, Nining belum juga membukakan pintu karena di luar Mas Ilyas dan Erina masih ada di sana."Kita harus cari Mirna, Sayang, aku ga mau dia merebut ini semua.""Ya, aku akan menyuruh orang untuk mencarinya ya, kamu tenang dan jangan khawatir." Itu suara Mas Ilyas.Sekarang aku faham jika Mas Ilyas memang berniat melenyapkan nyawaku. Namun, alasannya apa? Bukankah aku memang tak pernah berbuat salah padanya?Atau ia memiliki dendam padaku lantaran tuduhan palsu itu?Aku sungguh tak sabar ingin mengetahui apa yang ada dalam benaknya."Bu, ayo keluar." Bisik Nining sambil membukakan pintu.Aku menghirup oksigen, cukup lega karena kamar mandi ini minim fentilasi."Aku ingatkan sebaiknya Ibu hati-hati di luar karena Tuan Ilyas mencari Ibu ke mana-mana, oh ya apa Ibu punya hape?"Aku menggelengkan kepala tanpa suara karena isi kepalaku ini sibuk menduga-duga."Ini bawa aja, kebetulan saya punya hape dua, kartu simnya Ibu beli sendir
Baca selengkapnya
Bab 3
"Aww! Sakit!""Aduh perih!""Cepat ke dalam ambilkan air!"Entah apa yang terjadi di atas sana orang-orang itu menjerit, dan aku sangat kenal suara jeritan itu seperti suara Kak Lastri?Oh Tuhan, apa kakakku itu yang melakukan semua ini?Peti ini terdengar terbuka, lalu seseorang yang entah siapa membuka ikatan mataku."Ayo kita pergi." Ia membantuku berdiri lalu kami berlari bersama dalam keadaan tangan masih terikat ke belakang, entah ke mana aku terus mengikutinya."Ayo cepat naik."Orang yang telah menyelamatkanku itu menyuruh untuk naik ke sebuah mobil, karena dilanda ketakutan aku naik begitu saja tanpa banyak bertanya.Setelah mobil melaju cukup jauh barulah orang di sampingku yang mengenakan baju serba hitam ini membuka penutup kepalanya.Ternyata dia Nining, Oh Tuhan sebenarnya ini ada apa?"Nining.""Bu Mirna."Aku pun memeluknya dengan keadaan tubuh masih bergetar hebat. Tak kusangka Nining berubah menjadi ninja."Ning, aku ga ngerti sebenarnya ini ada apa?" Suaraku bergeta
Baca selengkapnya
Bab 4
Aku masih berdiri tepat di hadapan gerbang gedung besar bercat putih yang katanya panti asuhan itu.Namun, ada yang aneh, lelaki berkulit hitam yang menjual rokok tepat di sampingku itu terus memperhatikanku penuh curiga.Segera kupakai kembali kaca mata lalu melangkah pergi menjauh, sepanjang jalan mencari kendaraan aku terus berfikir jika tempat tadi bukan panti asuhan, bagaimana pun aku harus menyelidiki hal ini.Sebelum pulang ke kosan anaknya Nining aku menjual kalung beserta gelang emas putih yang selama ini kupakai.Bagaimana pun aku membutuhkan uang banyak untuk mencari Delia, dan mungkin harus mencari pekerjaan secepatnya agar tak merepotkan siapapun.Uang sepuluh juta sudah kukantongi hasil dari menjual kalung dan gelang, selanjutnya aku pulang ke kosan Tania dan memikirkan langkah selanjutnya.Malam ini Nining datang membawa banyak makanan, kami makan berdua karena putrinya belum pulang bekerja."Oh ya, Ning, tadi saya ngikutin Ilyas sama Erina, mereka datang ke suatu tempa
Baca selengkapnya
Bab 5
Di dalam sana perempuan itu masih menangis kadang sekali menjerit."Kalau kamu sudah masuk ke sini maka tidak bisa keluar lagi, selamanya kamu harus di sini, mengerti!" Pria itu terdengar membentak."Walaupun aku anak jalanan tapi aku punya harga diri, silakan bunuh aku dari pada seperti ini!""Oh begitu ya kamu nantang saya!""Ya saya tidak takut!"Setelah itu terdengar bunyi pecutan disusul suara jeritan yang memilukan, jiwa kemanusiaanku meronta ingin menolongnya, tapi bagaimana?Aku yakin mereka orang-orang kepercayaan Ilyas dan Erina, jika mereka melihatku maka aku langsung habis saat itu juga, belum nasib Nining sudah pasti tak lebih baik setelah ini."Gimana ini, Ning?" bisikku dengan suara sangat pelan."Kita pulang saja, Bu, setidaknya kita sudah tahu ini tempat apa."Aku mengangguk.Tetapi, tiba-tiba saja terlihat cahaya senter dan terdengar langkah kaki, mereka semakin mendekat."Ngumpet, Bu."Beruntung di sekitar sini ada tempat sampah yang berjejer, kami berdua terpaksa s
Baca selengkapnya
Bab 6
Aku memotret paspor itu walaupun kamera ponsel ini cukup buram, dan aku harus beberapa kali memotret agar hasilnya terlihat jelas.Di kamar ini aku tak bisa menemukan apa-apa lagi karena semua lemari terkunci, dan sepertinya semua berkas ada di dalam lemari.Aku gegas menelpon Nining yang berjaga di luar rumah."Ning, kamu bisa tunjukkan kamar Delia di mana?""Kamar Non Delia? Ya udah bentar saya ke sana."Tak lama Nining masuk dan membawaku ke lorong sebelah kiri, tapi ternyata kamar ini terkunci."Saya akan cari kuncinya, sebentar." Nining melengos pergi lalu kembali membawa seikat kunci yang begitu banyak, dengan sangat terpaksa aku memasukkan satu persatu kunci tersebut.Kunci ke lima barulah pintu itu terbuka, kamar Delia terlihat rapi, saat masuk ke dalam aroma debu tercium, sepertinya sudah lama tak dibersihkan."Saya ke luar dulu, Ya, Bu. Kalau ada apa-apa saya akan telpon." Aku mengangguk.Tubuh ini sebenarnya lemas sekali, mengingat hanya dua tahun saja kebersamaan kami, ba
Baca selengkapnya
Bab 7
Dengan jemari bergetar aku terus melihat isi kotak keluar, sayang sekali menu SMS pada zaman dahulu tak seperti WhatsApp zaman sekarang yang tersusun rapi dari atas hingga bawah.[Sedih banget, Nay, padahal pengen banget kuliah]Aku menengadah rasanya tak sanggup membaca semuanya, Delia benar-benar tak bahagia hidup dengan papanya.Keterlaluan kamu, Mas! Sama sekali tak punya nurani pada anak sendiri, jika saja sekarang Delia kenapa-napa maka tanganku sendiri yang akan menghabisimu, Mas!Jemariku terus memencet tombol ponsel ini dengan pelan sambil membaca isi pesan-pesan Delia, ternyata yang lainnya tidak ada yang penting, ia hanya mengirim pesan pada teman dan guru di sekolahnya.Lalu aku beralih ke menu kotak masuk, di sana banyak sekali pesan dari teman Delia yang bernama Naya.[Saranku sih kamu kabur aja cari ibu kandung kamu, Del, aku ga bisa bantu banyak karena mau kuliah di luar negri, sorry ya][Papa kamu kok kejam banget ya, Del, apa dia papa tiri kamu]Dan masih banyak pesa
Baca selengkapnya
Bab 8
Tubuhku yang sudah lelah karena perjalanan jauh kini terasa semakin lunglai, air mata pun mulai bercucuran membayangkan penderitaan Delia yang mungkin sampai sekarang belum usai."Naya, selama ini Tante dipenjara, Tante ga pernah pergi dengan lelaki lain." Aku menjelaskan dengan suara serak bercampur tangisan.Wanita yang bernama Naya itu menatapku serius."Dipenjara?" gumamnya."Iya, Neng, Bu Mirna difitnah membunuh adiknya papa Delia, hingga dia dipenjara selama dua puluh tahun, dan sekarang dia sudah bebas."Naya tampak tercengang, ia pun menyuruhku untuk masuk ke rumahnya."Jadi, selama ini Tante ga pergi sama lelaki lain?" Naya menatapku dengan wajah serius dan kali ini aku sudah berada di ruang tamu rumahnya."Engga, Tante dipenjara, dan selama itu papanya Delia ga pernah bawa Delia jengukin Tante, jadi tolong, Nay, kamu bisa bantu Tante cari Delia 'kan?"Wanita yang sedang hamil besar itu menghela napas."Aku ga tahu di mana sekarang Delia, Tan, terakhir ketemu ya waktu itu, wa
Baca selengkapnya
Bab 9
Ponsel Kak Lastri kembali kuletakan di atas kasur, setelah itu air mataku tumpah membasahi pipi.Aku sangat yakin saat ini Delia pasti tak bahagia dengan pernikahannya, oh Tuhan kenapa sulit sekali menemukannya?Kupandangi wajah Kak Lastri yang sedang terpejam, kenapa pula ia tega kepadaku?Aku memang adik tirinya, dahulu ayahku menikah dengan dengan seorang wanita yang memiliki dua anak perempuan yaitu Erina dan Lastri.Sejak kecil Erina dan Lastri memang tak pernah menyukaiku, apapun akan mereka lakukan agar aku dimarahi ayah dan ibu.Namun, ibu tiriku teramat baik, walau aku anak tirinya ia tak pernah membedakan, jika marah pun takkan lama dan setelahnya pasti akan meminta maaf padaku.Selanjutnya aku masuk ke kamar yang sempat kutempati beberapa hari yang lalu, ternyata tas yang berisi baju-bajuku masih di sana, teronggok di bawah ranjang, hanya saja beberapa lembar uang milikku sudah tiada, pasti diambil oleh Kak Lastri.Aku mengambil tas itu lalu segera ke luar dari rumah Kak La
Baca selengkapnya
Bab 10.A
"Hei kenapa kamu mau menangkapku hah! Apa salahku!" Aku teriak sambil meronta.Kedua lelaki berbadan kekar itu kini berhasil mencekal lenganku dengan erat, bahkan kulitku terasa sakit oleh cengkramannya.Benar-benar menyebalkan! Kenapa aku tak hati -hati, karena terlanjur bahagia aku sampai lupa jika lelaki ini sudah pasti memiliki hubungan spesial dengan Ilyas dan Erina."Salah kamu adalah karena berkeliaran bebas di luar sana, bawa ke gudang belakang," titah lelaki itu.Aku diseret paksa oleh kedua lelaki ini, sedangkan lelaki yang diduga pernah menikahi Delia itu ke luar sambil menempelkan ponsel ke telinganya.Ada yang aneh, wanita bernama Merlin dan pembantunya itu seperti ketakutan melihatku diseret dua orang ini."Awas kalau berisik ya." Aku dilemparkan ke sebuah ruangan luas tapi kotor penuh debu, di sekitar sini sama sekali tak ada barang apapun.Beruntung ponselku masih ada di saku gamis, lalu menelpon Nining, tetapi wanita itu tidak mau mengangkatnya[Ning, tolong saya, say
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status