PART-TIME

PART-TIME

Oleh:  Marianné  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 Peringkat
8Bab
1.4KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Bagaimana bisa seorang murid SMA dipaksa bekerja untuk membiayai kebutuhan sekolah mereka sendiri? Jika mereka menikmati pekerjaan ini, apa orang dewasa yang akan menanggungnya?

Lihat lebih banyak
PART-TIME Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Lala
Penasaran banget sama bab selanjutnya. Semangat up thor!
2021-09-30 20:55:50
0
8 Bab
PROLOG: TRIO
   Sebenarnya, yang kami lakukan ini semata-mata hanya untuk bertahan hidup. Dunia ini terlalu kejam, ya? Bagaimana bisa membuat murid Sekolah Menengah Atas seperti kami dipaksa mencari uang? Jika telah menikmati pekerjaan ini, apa semuanya menjadi salah kami lagi?Ssstt!   Tiba-tiba saja, seluruh kelas menjadi sangat hening. Suara sepatu berhak tinggi, suara penggaris besi yang sengaja diseret, dan juga siulan merdu dari opera ke-20 milik Tchaikovsky yang berjudul ‘Swan Lake’ yang berhasil membangunkan bulu kuduk seluruh siswa tahun kedua terdengar jelas dari arah lorong. Takkan ada yang tahu kemana tujuan akhir suara-suara itu. Yang pasti, mereka tahu jika ada tiga orang yang akan masuk ke salah satu kelas mereka. Bagi kelas manapun yang akan menjadi destinasi akhir mereka bertiga, maka bersiaplah untuk menjadi kelas selebritas saat jam istirahat pertama.   Hening. Tiba-tiba saja menjadi sangat hening bagi k
Baca selengkapnya
CHAPTER 1: STUDY GROUP
Jam pelajaran ketiga telah usai.   “Bu Rai, apa ini tidak terlalu banyak?” protes salah satu siswa Kelas Bahasa. Mata bulat Bu Rai tersenyum di balik kacamata perseginya, “Hanya sebuah penelitian, kan?” Siswa itu menghela nafas panjang dan kembali ke kelompoknya. “Ah~ Bu Rai takkan memberi keringanan,” ucap siswa itu kepada teman-teman sekelompoknya. Sama seperti dirinya, teman-temannya juga mengeluh dibuatnya.   Bu Rai meninggalkan kelas itu dengan senyuman yang sama tetap terukir di wajahnya.   “Oh, oh, mereka sudah kembali,” bisik para murid melihat trio berandalan itu kembali ke kelas.   Aneh. Mereka bertiga terlihat aneh. Keanehan itu dapat para murid rasakan karena entah apa yang terjadi di ruang konseling, namun itu membuat ketiganya terdiam membisu saat ini. Penasaran, salah satu siswi yang selalu menempel pada Al mulai mendekatinya. “Ada apa, Al? Ken
Baca selengkapnya
CHAPTER 2: MENTOR
   “Yohan, kau benar-benar dipanggil Mr. Jo,” ucap Maria tak beranjak dari tempatnya. Hal itu membuat Yohan tersentak kaget, “Benarkah?” tanyanya masih tak percaya. Anggukan Maria pun masih tak membuatnya percaya. Yohan pikir itu hanya akal-akalan Maria saja untuk menyelamatkannya dari situasi ini.   Tapi, “Untuk apa juga aku menyelamatkanmu? Memangnya aku ada urusan denganmu?” celetuk Maria membuat semua tersadar. Benar-benar salah berurusan dengan gadis ini. Bahkan Rivaldy, Elena, dan Al pun tak bisa menahan Yohan lagi. Dengan penuh kebingungan, Yohan akhirnya pergi dari sana. Maria yang juga tak lagi memiliki urusan disana memutuskan untuk pergi.   “Hei, Maria.”   Panggilan itu membuat Maria terhenti dan membalikkan badan. Rivaldy berdiri dan berjalan ke arahnya. “Kau sudah membuat mentor kami pergi, tuh.” Celetuk Rivaldy yang sangat menyebalkan, padahal sud
Baca selengkapnya
CHAPTER 3: AL
Aneh sekali jika seorang Maria Athena membantu Elena mengerjakan sebuah laporan penelitian. Al tak bisa berhenti memikirkannya. Pasalnya, dirinya pernah satu kali berada dalam kelompok Maria. Dan berakhir namanya dicoreng, ia tak mendapat nilai kelompok, dan berakhir di ruang guru. Itu kronologis yang harusnya Elena rasakan, namun kini?   “Bisa gila aku saat memikirkannya!” erangnya kesal. Memangnya apa yang sudah Elena lakukan untuk Maria? Tiba-tiba ia terpikirkan suatu hal, “Pasti kini Elena tahu jika Maria adalah salah satu anak asuh di Panti Asuhan kuno itu,” gumamnya.   Srrt! Al ambil ponselnya dan mengirim pesan padanya. ‘Elena.’‘Apa?’‘Apa kau tahu jika Maria adalah anak asuh di Panti Asuhan kuno itu?’‘Ya, kenapa memangnya?’‘Kenapa katamu? Hei, itu aneh sekali kan?’‘Apanya yang aneh?’
Baca selengkapnya
CHAPTER 4: THREAT
   Jenius SMA Ki Hajar Dewantara tengah menghabiskan jam bebas belajarnya di perpustakaan. Hanya tempat itu yang membuatnya tenang. Drrt! Ponselnya bergetar, ternyata sebuah notifikasi dari salah satu aplikasi.   ‘Gibran Geovano/IPS, SMA Ki Hajar Dewantara.’   Seringai kecil terukir di wajah mungil gadis itu. ‘Accepted.’ Ya, dia memencet tombol itu. Lalu, muncul sebuah notifikasi baru yang bertuliskan, ‘Permintaan klien diterima.’   Kini, ia menutup buku yang dibacanya dan pergi meninggalkan tempat ternyamannya. Gadis itu kembali ke kelasnya. Dengan kembalinya dia ke kelasnya saat sudah masuk jam istirahat membuatnya menjadi pusat perhatian. Ia tak peduli. Al yang menatapnya tajam bersungut pun ia tak peduli, karena tak mungkin anak itu akan menghajarnya. Diluar dirinya adalah perempuan, di kelas ini terdapat banyak CCTV dan para penggemarnya yang kembali membutuhkannya. 
Baca selengkapnya
CHAPTER 5: WEAKNESS
   Maria, si jenius yang hari ini terlihat muram. Ia yang datang saat pelajaran pertama dimulai jelas menjadi pusat perhatian seluruh kelas. Melihat seluruh siswa di kelasnya yang memperhatikannya membuatnya merasa terancam. Ia tak tahu yang mana satu yang telah mengambil ponselnya. Yang mana satu yang menjadi ancaman terbesarnya.   Ia tak boleh terlihat lengah, begitu pikirnya. Yang membuatnya kini kembali tampak normal adalah apabila ia terlihat lengah, disanalah celahnya.   “Maria?” tunjuk Mrs. Helen.   Ia tersadar seketika dan terdiam memandang Mrs. Helen. Mrs. Helen mengernyit, “Are you okay?”. Rautnya kembali mendingin, “I am okay.” Tak ada yang bisa Mrs. Helen katakan lagi. Mrs. Helen hanya melanjutkan materinya. Walau tampak baik-baik saja, Al dapat melihatnya. Kelemahan itu ada di tangannya, bagaimana bisa ia tak melihatnya pada sang target?   “Ckckck,
Baca selengkapnya
CHAPTER 6: DETERMINATION DAY
   “Ingat, disini kau hanya mendengarkanku.”    Al memahami cara gadis itu mengingatkannya untuk tak mencampuri urusan hidupnya. Toh, ia juga tak tertarik untuk ikut campur.    “Hari itu datang tepat ketika aku memasuki sekolah ini.”    3 years ago. Hari itu dimulai dengan cuaca yang terik membakar seluruh kulit peseta Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Dan gadis pucat dengan rambutnya yang dikucir kuda mulai tak tahan. Ia benar-benar ingin pingsan disana.    “Jangan membuat masalah di hari pertamamu, Maria!” tegas Maria pada dirinya sendiri.    Tuk! Tuk!    Astaga naga! Maria terkejut bukan main karena hanya dirinya yang berada di barisan paling belakang. Siapa? Maria mulai menoleh. Oh god! Apa dia melakukan kesalahan kali ini? Pikir Maria tak karuan melihat senior berada di belakangnya. Kala itu Maria tak dapat melihat wajahnya dengan jelas karena terik mat
Baca selengkapnya
CHAPTER 7: A PLAN FOR DESTRUCTION
   Maria bisa menebaknya. Rumah besar dan megah yang berada di atas bukit. “Kau berbohong, ya?” tanya Maria tanpa menoleh pada Al. “Apa?” balas Al bertanya. Maria menoleh, “Memangnya ada taksi yang mau mengantar sejauh ini? Dia pasti sopir pribadimu.” Mendengar jawaban Maria yang sangat sempurna membuat Al tertawa terbahak-bahak.    Sesampainya disana, keduanya turun dan bergegas masuk ke dalam rumah dengan pintu berkunci kode. Sama seperti yang Maria pikirkan, sangat sunyi. “Hanya tinggal bersama ayah?” tanya Maria membuat Al kesal lantaran menyebut sosok ‘ayah’.    “Kau disini bukan untuk mengetahui hidupku.” Sontak Maria membalas ketus, “Apa salahnya untuk mengetahui kehidupan partnerku?”    Al berbalik badan menghadap Maria, “Rupanya partnerku ini tengah mencurigaiku.” Maria tertawa hambar menatapnya, “Lagipula untuk apa mempercayaimu, sialan.” Setelah mengatakan sekaligus mengumpat, Maria mendahului sang pemilik ru
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status