Home / Fantasi / Reincarnator From The Past / Chapter 5 - Menamai Makhluk Kuat

Share

Chapter 5 - Menamai Makhluk Kuat

Author: Hiyoshi
last update Last Updated: 2024-05-05 22:20:55

"Kembali serius ... mereka adalah orang yang memuja sosok Raja Penyihir ... dan mereka menyebut nama Raja itu dengan sebutan ..." ucap Guphienne.

Asahi terkejut dengan sejadi jadinya, mata nya terbelalak karena terkejut mendengar perkataan yang telah di ucapkan Guphienne. Dia selama ini merasa kalau nama itu adalah nama yang membuatnya ingin membalaskan dendam. Pertemuan itu berakhir dengan Asahi menghantam batu yang ada di sampingnya hingga hancur.

"Weismann"

Dahulu Asahi memiliki ingatan yang begitu sangat tidak bisa dia lupakan sampai selamanya. Kebencian dan keinginan untuk balas dendam selalu membersamai Asahi dimanapun. Sampai sampai tubuhnya ini merupakan bagian dari kebencian yang Asahi miliki selama ini.

Ingatan Asahi kembali pulih sedikit ketika nama 'Weismann' di sebutkan oleh Guphienne. Dahulu Asahi mengingat sebuah kota yang begitu modern, dimana gedung gedung tinggi menjulang ke langit. Tepatnya pada tahun 2067 di bulan Februari bertepatan dengan Valentine.

"Sialan ...!! terus kejar jangan sampai terlepas ...!!" ucap Kagami Rei.

"Kagami awas samping mu ...!!" teriak Asahi ketika Rei teman nya hampir di remas oleh tangan bayangan raksasa.

Kagami Rei pun mengelak dan tangan bayangan itu merusak tembok di samping Rei. Saat Asahi melihat ada orang di dalam gedung itu dia langsung sigap menghajar bayangan itu saat dia ingin menghantam mereka.

BDUM...!!

Tangan bayangan itu hancur dan seseorang yang mereka berdua kejar merasa kesal karena bidaknya hancur, "Cih ..." ucap orang itu sebelum dia melarikan diri lagi. Asahi dan Kagami Rei terus mengejar nya sampai dia berada di tengah kota.

"Sialan, kita tidak bisa menggunakan kekuatan kita di kerumunan ini ..." ucap Asahi yang kesal.

Asahi pun terkejut dengan mata terbelalak melihat apa yang di bawa oleh orang itu. Dia ingin maju tapi entah kenapa kakinya tidak bisa di gerakkan. Orang itu tertwa sambil mengangkat kedua bola berwarna merah itu keatas.

"Bodoh apa yang ingin kau lakukan ...!!" teriak Asahi lalu menepuk pundak Kagami Rei, "Rei ..." ucapnya.

Rei hanya mengangguk dan berlari bersama kearah orang itu. Tanpa mereka sadari dari samping muncul batu yang mendorong mereka berdua hingga terpental kesamping. Asahi dan Rei terjatuh dari tangga yang cukup tinggi di akiba. Orang orang melihat hal ini langsung pada kabur dari akiba karena takut terjadi hal yang tidak tidak.

"Hah hah ... dia penyihir yang tangguh ..." ucap Kagami Rei.

"Kita harus bagaimana ini ..." ucap Asahi.

Orang itu pun mengangkat bola orb merah yang ada di tangan kanan nya ke atas. Kemudian dia menyebutkan namanya dengan jelas, "Akulah Wiliam K Weismann ...!! dunia ini akan takluk di tanganku ...!!" teriaknya sambil mengangkat orb itu.

"Bodoh kau bisa membahayakan warga sekitar ...!!" teriak Asahi sambil mengambil ancang ancang lari kearah orang itu.

Asahi yang ingin mengambil orb itu dari dia di tahan dengan di pegang kakinya oleh Rei. "Nggak, jangan kamu ... kau harus bertahan hidup ..." ucap Rei.

"Hahahaha ...!! Life Orb, katanya bisa memunculkan monster juga ..." ucap orang itu.

Orb itu menyala dan kemudian muncul gelombang merah yang menyebar keseluruh tempat. "Jangan ...!!" teriak Asahi, seketika setelah itu bumi berguncang hebat dan monster mulai bermunculan. Monster yang jumlahnya tidak di ketahui itu mulai menyerang warga, Asahi kebingungan antara menahan orang itu atau menyelamatkan warga.

Kemudian Rei menepuk pundaknya, "Orang itu serahkan padaku ... kau selamatkan para warga ..." ucap Rei dengan tekad kuatnya. Asahi mengangguk dan kini dia akan menyerahkan kepada kawan nya itu. Asahi dan Rei berpisah, Asahi membantu warga untuk melarikan diri dari tempat ini dan Rei mencoba mengambil Destruction Orb untuk menghancurkan monster monster itu.

Dari jauh Asahi mendengar teriakan keras dari arah Akiba, dari teriakan itu dia langsung sadar kalau itu adalah Rei. Dia langsung menuju ke tempat itu namun para monster itu menangkapnya dan menahan kedua tangan dan kakinya.

"Hahaha ...! terlambat dasar kutu rendahan ..." ucap orang itu.

Orang itu mencekik Rei dan mengangkatnya dengan kasar. Asahi melihat itu tidak terima dan mencoba meronta ronta namun hasilnya nihil. Di depan matanya dia melihat sendiri, kawan baik nya itu di tusuk dadanya dan di ambilah orb ke tiga dari dalam tubuhnya. Asahi berteriak dengan keras dan orang itu melempar jasad Rei yang sudah tak bernyawa ke arah Asahi yang sedang di tahan oleh monster itu.

"Inilah kekuatan sebenarnya ...!!" teriak orang itu.

Matanya terbelalak melotot kearah orang tersebut dengan perasaan murka. Dia tidak bisa menahan nya lagi, kemudian dengan suara berat dan sangat keras Asahi berteriak, "WEISMANN ....!!!" teriaknya hingga matanya mengeluarkan darah.

Dia pun berteriak dan energi sihir yang tersimpan di dalam tubuhnya meluap. Karena hal itu, monster yang mengekang nya hancur lebur seketika. "Weismaaann!!" teriaknya sambil berlari dengan kecepatan tinggi. Weismann panik karena hal itu dia tak sengaja menyatukan ke tiga orb tersebut dan akhirnya,

"A-" Asahi terkejut ketika Weismann menyatukan orb itu.

DOOMMM!!!

Kilatan terang yang menyilaukan dan dentuman yang menggetarkan bumi menyebabkan lanskap berubah secara drastis. Bagi mereka yang menyaksikan peristiwa mengerikan itu, pengalaman itu seperti terjebak dalam mimpi buruk. Cahaya yang menyilaukan memaksa mata menutupi diri dari kekuatan dahsyat ledakan, sementara telinga terisi dengan gemuruh yang memekakkan.

Kehancuran menjadi pemandangan yang menakutkan: bangunan hancur luluh, menjadi serpihan yang terbakar dan tercampur dengan debu yang masih menyala. Asap hitam menyelimuti langit, menciptakan suasana yang gelap dan mencekam. Saat ledakan terjadi, waktu seolah berhenti, memberikan kesempatan bagi saksi untuk menyaksikan dengan jelas kehancuran yang tak terelakkan. Kekuatan ledakan menghancurkan segala yang ada di sekitarnya dengan kekejaman yang tak terbayangkan. Pemandangan itu, terpatri dalam ingatan dengan jelas, meninggalkan luka yang tak tersembuhkan dalam jiwa mereka yang menyaksikannya.

Dari kejauhan, bayangan kegelapan menari dalam sorotan api yang membakar, menambahkan kesedihan dan keputusasaan di antara reruntuhan yang menyisakan hanya puing-puing kehidupan yang hancur. Ledakan nuklir tidak hanya merupakan bencana fisik, tetapi juga tragedi kemanusiaan yang merenggut korban tidak hanya pada saat itu, tetapi juga untuk masa depan yang suram. Bagi mereka yang terperangkap dalam pengalaman itu, kenangan akan kehancuran oleh kekuatan manusia akan selalu menghantuinya.

Asahi pun terbangun dari tidurnya di atas pangkuan Guphienne. Matanya terbelalak dan nafas nya terengah engah. Jantung berdebar kencang, dan keringat dingin mengalir membasahi kulitnya. Matanya terbuka lebar, masih terpaku pada bayangan mimpi buruk yang baru saja dialaminya.

Hembusan angin malam masuk melalui jendela terbuka, menyentuh kulitnya yang lembut, namun tak mampu meredakan panas dan kecemasan yang menghantui pikirannya. Dia mencoba menenangkan diri, menghirup napas dalam-dalam dalam upaya untuk mengusir sisa-sisa ketakutan dari tubuhnya.

"Yosh Yosh ... tidak perlu takut ..." ucap Guphienne sambil mengelus kepala Asahi yang terbangun dari tidurnya.

"Aku bisa tidur ...? kenapa bisa begini ...?" ucap Asahi yang masih gemetaran dibawah bayang bayang ketakutan.

"Tenanglah Asahi ... tidak ada yang perlu di takutkan lagi ..." ucap Guphienne.

"Aku yang membuatmu tertidur sembari memberikan ingatan mu tentang orang itu ... aku ingin kamu membantu Brirya untuk melawan mereka ..." ucap Guphienne.

Asahi hanya mengangguk setuju, malam itu dia berbincang banyak dengan Guphienne tentang dunia ini. Saat itu juga dia mengetahui beberapa tentang dunia yang tidak ia ketahui ini. "Weismann ... dia adalah tujuan ku, aku akan membunuhnya ..." ujar Asahi dengan tekad.

Guphienne tersenyum dan kemudian dia pamit untuk kembali ke alam para dewa. Guphienne mendukung penuh semua apa yang dilakukan Asahi di dunia ini. Dia tidak mempedulikan hal hal remeh seperti dengki mendalam, karena itu murni karena ingin menghajar orang yang pernah membuat dunia hancur.

Tapi mereka masih melakukan perundingan, peperangan sebenarnya masih belum terjadi. Tapi karena itulah Asahi ingin meningkatkan kekuatan nya dan sihirnya serta menambah rekan tim nya. Dia juga berkeinginan menggunakan sihir pemanggilan, kenapa sihir pemanggil? Itu karena Asahi penasaran dengan hal itu.

"Sihir pemanggil, aku penasaran gimana ya jika aku memanggil sesuatu ..." ucap Asahi.

["Sihir pemanggilan itu cukup sulit, anda harus mengerahkan banyak Mana untuk berhasil melakukan pemanggilan ..."]

"Cukup merepotkan, tapi itu tidak penting ..." gumam Asahi.

Asahi pun mulai fokus kepada apa yang ingin dia imajinasikan, karena dia mengimajinasikan pemanggilan dia harus tahu apa yang di butuhkan pemanggilan itu. Apalagi pemanggilan iblis, maka ada satu hal yang harus di gunakan.

"Gawat ... sihirnya mulai aktif tapi aku belum menyiapkan tumbal ..." gumam Asahi.

["Semoga beruntung ...."]

Dari dada kiri Asahi kembali muncul kristal merah yang memutar di sebuah lingkaran sihir. Asahi pun memindahkan kristal sihir itu ke depan dadanya dan mulai membaca mantra pemanggilan. "Power from the darkness, come forth before me. From distant realms, heed my call. Summon, oh source of my power ..." ucap Asahi.

Seketika, tanah di depannya terbelah dan dari dalamnya muncul siluet hitam besar yang memenuhi ruangan dengan kehadirannya yang menakutkan. "Ah keberadaan yang membuatku bernostalgia ..." desis suara lembut namun mencekam. "Selama ini saya menunggu masa masa ini ... kristal sihir menandakan calon Raja Iblis Sejati ..." ucapnya mulai menampakkan diri. Saat terlihat dia berlutut di depan Asahi tanpa harus menggunakan tumbal apapun.

"Ohh Maou sama, apa yang membuat anda memanggil saya kemari ..." ucap seorang iblis.

"Geh aku beneran memanggil iblis ... eh anu, apa tidak memerlukan tumbal ...?" ucap Asahi dengan ragu.

"Anda bicara apa Tuan Yang Mulia ... sudah tugas saya memenuhi panggilan Raja Iblis, tapi sepertinya anda sedang gelisah ..." ucap Iblis itu.

"Eh iya, tapi pertama tama, sebutkan siapa namamu ..." ucap Asahi.

Iblis itu terdiam saat dia terlalu kegirangan sampai menari nari, kemudian dia berjalan kedepan Asahi dan berlutut. "Cukup bagi saya melayani anda, nama tidaklah spesial selain melayani Raja Iblis Agung ..." ucap Iblis itu.

"Tak punya nama ...? bagaimana kalau aku menamai mu ...?" ucap Asahi.

Iblis itu wajahnya kemudian bersinar, dia gembira karena bisa di beri nama oleh Asahi, namun Asahi masih tidak mengerti situasinya.

"Kalau begitu ... namamu adalah ..." ucapnya,

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Reincarnator From The Past   Chapter 71 - Weismann Kembali? [Stopped]

    Asahi mengundang semuanya ke ruang tamu yang megah di dalam istana. Para tamu, termasuk Haruto dan bawahannya, dengan senang hati menerima tawaran baik Asahi dan mengikuti langkahnya ke dalam ruangan yang besar dan nyaman. Setelah semua orang duduk, suasana sedikit tenang namun penuh dengan rasa penasaran. Haruto, yang biasanya ceria, kali ini menunjukkan ekspresi serius. Bawahannya juga duduk dengan sopan, menunggu apa yang akan dibahas oleh sang Demon Lord yang telah mereka hormati dan takuti. "Asahi," Haruto memulai, suaranya penuh kehati-hatian, "Kami semua di sini tahu bahwa kau baru saja menghadapi sesuatu yang luar biasa. Namun, kami juga tahu bahwa kau pasti sudah memikirkan apa yang akan kau lakukan selanjutnya." Asahi mengangguk pelan, menatap mereka satu per satu sebelum akhirnya berbicara. "Memang benar. Apa yang terjadi belum lama ini bukanlah hal yang bisa dianggap remeh. Vernie… dan segala yang berkaitan dengannya, telah mengacaukan banyak hal, termasuk waktu itu send

  • Reincarnator From The Past   Chapter 70 - Apa Benar Semuanya akan Binasa?

    Dengan satu gerakan, dia mengangkat tangan dan membanting suaka itu ke tanah dengan kekuatan yang menghancurkan, menciptakan gelombang kehancuran yang mengguncang Vurfield.Namun, Asahi belum selesai. Dia menggunakan sihirnya untuk memanipulasi daratan, membawa suaka itu ke kastilnya dan menjadikannya lantai utama dari istana Vurfield. Suaka yang dulunya penuh dengan kekuatan Vernie kini berada di bawah kendali Asahi sepenuhnya.Pedang yang telah menyatu dengan dirinya muncul kembali di tangan Asahi. Dengan satu tebasan ringan, dia menghancurkan hukum suaka tersebut, menciptakan hukum baru yang menyatakan bahwa suaka itu kini adalah sumber kehancurannya, dan akan selamanya menjadi bagian dari kastilnya."Ini belum berakhir, Vernie... aku akan membuatmu menyesal telah mempermainkan seorang Demon Lord," gumam Asahi, kekuatan barunya menyatu dengan ambisinya yang semakin besar.Asahi berdiri di hadapan tangga yang menjulang tinggi, langkahnya tenang namun dipenuhi dengan tujuan yang jela

  • Reincarnator From The Past   Chapter 69 - Amarahnya Tidak Bisa Ditahan Lagi

    Ketika kedua kekuatan tersebut bertemu di tengah, terjadi ledakan kolosal yang menyilaukan dan menggetarkan seluruh dimensi. Cahaya terang dan kegelapan saling bertabrakan, menciptakan gelombang energi yang menyapu bersih segala sesuatu di sekitarnya. Waktu seolah berhenti sejenak saat kekuatan-kekuatan tersebut beradu, menentukan siapa yang akan keluar sebagai pemenang. Setelah beberapa saat yang terasa seperti keabadian, ledakan tersebut perlahan mereda. Asap dan debu tebal menyelimuti medan pertarungan, membuat pandangan menjadi samar. Saat debu mulai mengendap, terlihatlah sosok Asahi berdiri tegak, meski dengan luka dan kelelahan yang jelas terlihat namun regenerasinya benar benar diatas batas normal. Di hadapannya, Vernie terjatuh berlutut, aura cahayanya memudar dan kekuatannya tampak terkuras habis."Asahi... bagaimana bisa...?" Vernie berbisik lemah, matanya kehilangan kilauannya. Asahi berjalan mendekati Vernie, men

  • Reincarnator From The Past   Prologue | Volume 7 - Kebenaran dari Kehancuran

    Gak ada Prolog, jadi lanjut aja ...Kedepan akan menceritakan bagaimana keadaan dunia 500 tahun yang lalu. Sebagai Demon Lord, Asahi telah menjadi ancaman seluruh dunia. Bukan hanya satu dunia, ribuan semesta yang ada telah menganggap dirinya adalah sebuah kehancuran abadi.Flashback sedikit,Tanpa peringatan, Vernie mengangkat tangannya, dan dari langit yang gelap, muncul kilatan petir yang menyambar ke arah Asahi. Petir itu bukan petir biasa—setiap kilatan membawa energi pemusnahan yang bisa meluluhlantakkan apa saja. Namun, Asahi dengan sigap melompat ke udara, menghindari petir tersebut dengan kecepatan yang tidak mungkin ditangkap mata manusia. Vernie, tidak terkejut, langsung meluncurkan serangan kedua. Dengan satu gerakan tangan, tanah di bawah kaki Asahi terbelah, dan dari dalamnya muncul makhluk-makhluk kegelapan yang berwujud kabut, mencoba merangsek ke arah Asahi. Makhluk-makhluk ini tidak memiliki bentuk pasti, tetapi setiap sentuhan mereka bisa menguras energi

  • Reincarnator From The Past   Chapter 68 - Inikah Akhir dari Sang Pemusnah

    Lima ratus tahun yang lalu, sebelum dunia sepenuhnya memahami ancaman yang dibawa oleh satu sosok yang sangat berbahaya dan keji, sudah ada upaya dari para dewa untuk menghentikan kebangkitannya. Sosok ini, yang kelak dikenal sebagai salah satu ancaman terbesar dalam sejarah, telah menunjukkan tanda-tanda kegelapan yang tidak bisa diabaikan. Para dewa, yang melihat bahaya besar yang akan datang, mencoba segala cara untuk menghentikannya. Mereka menggunakan kekuatan mereka yang paling besar, mengerahkan segala usaha untuk membunuh sosok tersebut. Namun, meskipun berkali-kali dicoba, upaya mereka selalu gagal. Seolah-olah hukum alam, atau mungkin takdir itu sendiri, menolak kematian sosok itu. Meskipun kekuatan para dewa mampu menghancurkan gunung dan membelah laut, mereka tidak bisa menembus perlindungan yang tampaknya diberikan oleh hukum yang tidak tertulis. Bahkan para dewa, yang biasanya tidak terbatas oleh aturan dunia fana, menemukan diri merek

  • Reincarnator From The Past   Chapter 67 - Kejadian Masa Lampau

    Lima ratus tahun yang lalu, saat dunia masih belum sepenuhnya berada dalam cengkeraman kegelapan. Asahi, Demon Lord yang perkasa, berdiri di puncak kekuasaannya. Namun, di balik wajah dingin dan hati yang mulai dipenuhi kebencian, dia masih menyimpan jejak kemanusiaan. Meskipun sudah lama meninggalkan kehidupan lamanya, ada sesuatu yang mengganggu hatinya—sesuatu yang dia sendiri tak bisa jelaskan. Suatu malam, di tengah kesunyian istananya, Asahi merasakan kehadiran yang tidak biasa. Udara di sekitarnya tiba-tiba menjadi dingin, dan bayangan gelap muncul tanpa peringatan. Asahi, yang tidak pernah takut pada apapun, merasakan dorongan untuk berbalik dan melihat siapa yang berani mengganggu kedamaiannya. Di balik bayangan, sesosok hitam yang misterius muncul, berdiri dengan anggun namun memancarkan aura mengancam. Sosok ini tidak seperti apa pun yang pernah dilihat Asahi sebelumnya. Tubuhnya berkilauan dengan energi gelap yang tidak bisa dijelaskan,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status