Share

Renungan Kasih Ibu
Renungan Kasih Ibu
Penulis: Maulana Teguh Perdana

Ibuku adalah malaikatku

Ibuku seperti malaikat yang telah diturunkan dari surga, untuk melindungi anak-anaknya, ibu adalah kesayanganku, ibuku merupakan seseorang yang paling baik di dunia ini. Setiap hari dia selalu bangun jam setengah 3 tengah malam untuk melaksanakan sholat tahajud guna berdoa untuk kesuksesan anak-anaknya, menyiapkan sarapan pagi untuk bapak, aku, dan adik-adikku. Setelah semuanya usai dilaksanakan ibuku menyiapkan diri untuk melangkahkan kakinya menuju sawah untuk membantu bapak.

Keringat deras bercucuran di seluruh tubuhnya, tidak mengenal capek dan tanpa mengenal waktu, itu semuanya dilaksanakan demi untuk membiayai sekolah aku dan adik-adikku. Bahkan sampai-sampai ibuku sering telat makan disebabkan kerjanya yang sangat giat, dia sering menolak apabila diajak makan dikarenakan masih banyak pekerjaan yang harus di selesaikan.

Suatu hari ibuku sedang mengalami sakit, dia hanya mampu berbaring di tempat tidur saja. Dia tetap bersi keras untuk melangkahkan kakinya menuju sawah guna bekerja membantu bapak meskipun kondisinya sedang tidak sehat, bahkan kita semua sudah melarang ibu untuk pergi ke sawah namun ibu hanya menyampaikan,

“Sayang kasihan bapakmu bekerja sendirian di sawah, tidak ada yang membantu”

Ibuku selalu menasehati aku dan adik-adikku supaya belajar dengan rajin dan menjadi seorang yang sukses di masa depan setiap sore dan setiap malam.

“Anak-anakku semua ibu ingin menyampaikan pesan kepada kalian semua untuk selalu rajin belajar, ibu menginginkan kalian semua menjadi orang yang sukses, jangan seperti ibu dan bapak kalian yang tidak pandai dan hanya mampu bekerja sebagai petani yang penghasilannya tidak pasti”

Ketika ibuku telah jatuh sakit, dia selalu menolak untuk periksa ke dokter dikarenakan tidak ada biaya, sementara ketika uang sudah ada pun masih tetap saja menolak disebabkan uangnya akan dipakai untuk kebutuhan sehari-hari dan biaya sekolah aku dan adik-adikku,

“Sayang jangan bawa ibu untuk periksa ke dokter, uangnya lebih baik di pakai untuk kebutuhan lainnya dan biaya sekolahmu, ibu tidak apa-apa kok, kamu tidak usah khawatir”

Ketika salah satu dari kami sedang jatuh sakit, dengan segera ibuku mengantarkan kita untuk periksa ke dokter, ibuku tidak peduli berapa banyak uang yang harus dia keluarkan untuk berobat, yang ibuku pikirkan adalah kesehatan aku dan adik-adikku.

Terima kasih ibu, yang telah melahirkanku dan membesarkanku selama setahun, engkau telah mengorbankan nyawamu yang sangat berharga demi untuk melahirkanku dan merawatku serta membesarkanku dengan susah payah. Ibu akan kubaktikan semua hidupku hanya untukmu. Aku sayang sekali sama ibu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status