Share

Melihat Masa Lalu Diri Sendiri

Pukul dua belas dua puluh dua menit. Wira mengenakan lagi sepatunya setelah selesai menunaikan sholat dzuhur di Mushola Nurul Iman. Ya, Mushola penuh kenangan tempat pertama kali ia melihat wajah anggun Aisya. Saat itu usianya 10 tahun, sedang Aisya 15 tahun. Aura kecantikannya sudah amat tebal, padahal ia justru lebih sering bergaul dengan anak-anak di bawah usianya.

Wira kini berdiri di sisi sepeda motornya. Ia menatap Mushola berjendela banyak itu. Tempat ini tak banyak berubah. Dari arah belakangnya muncul anak-anak yang saling mengejar, dengan mengenakan peci, menyampirkan sarung di pundak dan menenteng iqro’. Astaga, Wira tersenyum. Ia melihat Mushola di masa lalu. Karena kegiatan mengaji dilakukan selepas magrib, bukan lepas dzuhur seperti ini.

Dari dalam Mushola, Wira melihat sosok yang tak asing di matanya. Sedang menyapu lantai dan membawa debu dan kotoran ke teras Mushola. Sesekali ia membersihkan debu yang menempel di tiang-tiang Mushola dan kursi pan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status