Share

Sebuah Tuduhan

Bah Karsun yang sudah kembali ke badannya, mulai membuka mata. Ia beristigfar beberapa kali sembari menggeser badan. Punggung renta itu disandarkan pada papan sisi ranjang. Kaki kiri diselonjorkan, yang kenan ditekuk sampai lutut bersentuhan dengan dada.

Ia terbatuk-batuk, merasakan dada yang sesak. Masuk ke alam mereka membuat tenaganya terkuras habis. Pria itu membuka kopiah, lalu mengusap rambut putihnya. Bah Karsun memanggil Jajang untuk masuk agar bisa mengambilkan air dalam mugh karena tenggorokannya begitu kering.

Tanpa menunggu lama, Jajang membuka gorden. Ia mendekat ke arah bapaknya. Paham dengan telunjuk yang mengarah ke lemari kecil samping ranjang, pria itu langsung mengambilkan mugh yang berisi teh bari—teh pagi yang sengaja diendapkan.

Bah Karsun meneguk teh tersebut sampai habis tak bersisa. Ia kembali mengatur napas sembari mengusap-ngusap dadanya. "Gagal, Jang," ucapnya sedikit menghela napas.

Jajang yang sudah bersila di depan sang bapak pun berkata, "Enggak apa-
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status