Home / Thriller / SANG PEWARIS PERKASA / Chapter 26 - Balas Dendam

Share

Chapter 26 - Balas Dendam

Author: Dewa Amour
last update Last Updated: 2024-09-05 08:52:40

Pagi yang dingin di penghujung musim salju. Bongkahan es mulai meleleh diterpa sinar jingga yang muncul dengan pongah dari ufuk timur.

Ikan kecil berwarna tampak berenang menuju penghulu sungai yang mulai mencair. Hawa dingin tidak lagi mereka hiraukan.

Di rumah sakit jiwa tempat di mana Marisa dirawat. Terdengar suara gaduh dari sebuah ruang rawat VIP. Itu pasien kelas berat yang sedang mengamuk.

"Aku tidak mau makan! Aku butuh Aaron! Bawa dia padaku!"

Marquez cuma tersenyum getir melihat kondisi ibunya. Wanita itu sudah tidak waras. Entah apa yang terjadi. Marisa terus meminta untuk membawakan Aaron.

"Aku akan bawakan dia padamu, tapi hanya kepalanya saja. Kau dengar itu?"

Marisa menanggapi dengan mata melotot merah saat Marquez berbisik ke depan wajahnya. Maka dengan kesal dia segera menyambar kerah jas laki-laki itu.

"Cepat bawa dia padaku! Aku mau Aaron ku!"

Plaak!

Dokter Jacob dan dua orang perawat dibuat sangat tercengang melihat apa yang terjadi.

Marquez, lelaki itu menampar
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 78 - Cerita Masa Lalu

    Sebuah pondok di atas bukit tampak tersembunyi di antara rimbunnya pohon-pohon murbei yang rindang. Di sekeliling pondok terlihat ladang sayuran yang menghijau. Di sana tampak punggung seorang wanita yang sedang memetik sayuran.Ubi Wortel begitu besar dengan warna yang amat cerah saat dicabut dari tanah. Wanita itu memekik senang. Ia lantas menaruh beberapa wortel pada keranjang rotan di sisinya. "Sepertinya paprika sedang berbuah lebat. Aku ingin buatkan Eli sup ikan salmon dengan potongan paprika. Kurasa anak itu akan makan banyak," ujarnya sambil menoleh ke arah beberapa pohon paprika yang buahnya tampak banyak dan matang-matang."Uhuk! Uhuk!"Terdengar suara batuk-batuk dari arah kamar tanpa pintu. Cuma tirai putih yang melambai karena embusan angin. Anak perempuan tampak duduk di tengah ranjang. Dia yang sedang batuk-batuk.Wanita di ladang mendengar suaranya saat sedang memetik paprika. Dengan cepat ia bergegas menuju arah pondok. Dibuka topi besar yang menutupi kepala, Mirand

  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 77 - Mencari Jati Diri

    Kapal menepi di sebuah dermaga. Mereka sudah tiba di Alexandria Baru setelah berlayar dari Salvador Timur. Udara di teluk sangat dingin menjelang pagi tiba. Semua penumpang kapal mengenakan jaket tebal dan topi berbulu. Di antara mereka tampak seorang pria yang baru keluar dari pintu kapal.Aaron mengenakan mantel tebal warna hitam, fedora hitam dan memegang cerutu. Dia sedang mengelabui para mata-mata di dermaga agar tidak melihat wajah aslinya.Mata-mata berdiri di atas geladak kapal. Mereka segera mengincar dengan teropong jarak jauh saat para penumpang keluar. Hampir saja mereka menemukan Aaron. Tapi penampilan pria itu tidak mencirikan."Selamat datang di Alexandria Baru! Surga di dunia yang Tuhan ciptakan untuk kita!""Ayo sialkan!""Mari-mari!"Petugas dermaga menyambut para penumpang dengan penuh semangat. Terutama para turis yang datang untuk berlibur di kota mereka. Aaron berada di antaranya. Dia tampak sibuk dengan batang cerutunya dan berpura-pura acuh."Anda bawa koper s

  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 76 - Haus Kekuasaan

    Sebuah villa di pesisir pantai. Tampak beberapa orang pria yang sedang berjemur sambil menikmati segelas espresso. Di antaranya, Max duduk santai sambil menikmati panorama laut yang tenang."Bagaimana, apa sudah ada kabar tentang wanita itu?"Sambil menikmati sebatang cerutu, ia bertanya pada dua orang anak buah yang baru saja bergabung. "Belum, Bos. Sepertinya mereka pergi ke luar pulau."Mendengar penuturan mereka, Max mengincar dari balik fedora putih di kepalanya. "Lantas apa kerja orang-orang kalian di dermaga? Kenapa menangani seorang wanita saja tidak becus?!" katanya dengan kesal.Dua orang pria itu saling pandang. Dengan takut-takut satu darinya segera menyahut, "Mereka juga sedang mencarinya, Bos. Namun Tuan Marquez memintanya untuk berjaga-jaga juga di stasiun kereta cepat."Mendengar jawaban mereka, Max naik pitam. Pria itu segera bangkit dari kursi rotan yang ia duduki. Dengan cepat matanya mengincar wajah dua orang pria di belakang. Tangannya segera menyambar masing-mas

  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 75 - Keputusan Dave

    Mansion kediaman Tuan Fortman malam hari."Apa?!""Jadi orang-orang yang kau bayar itu belum kembali?!"["Belum, Tuan. Mereka juga tak bisa dihubungi.]"Shit!"Brak!Marquez mendengus kesal usai melempar ponselnya ke tengah meja kaca di depan. Dia sudah membayar mahal para bandit dari luar kota untuk menemukan Aaron hidup atau mati. Nyatanya dia gagal lagi."Tuan Muda, apa yang bikin kau marah malam-malam begini?"Wanita yang masih bergelung dalam selimut memberinya seringai tipis saat manik hitam Marquez mengincar. Dia sangat terkejut saat pria itu mendekat dan langsung menjambak rambutnya yang kusut."Siapa yang beri hak padamu untuk bertanya?" desis Marquez amat murka.Wanita itu tampak meringis kesakitan. "Maafkan saya, Tuan ..."Marquez hanya menggeleng dan segera melempar wanita itu ke kasur. Dia segera meninggalkan kamar dengan hanya mengenakan jubah tidurnya saja."Aku mau Mirnda dan Aaron! Bawa mereka padaku!" Di tengah rumah pria itu kembali mengamuk. Suaranya sampai terden

  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 74 - Malam Pertunangan

    San Alexandria BaruLangit tampak cerah sore itu. Awan-awan beriringan dengan udara yang dingin. Seorang wanita berdiri di antara bebatuan di tepi pantai. Rambutnya yang panjang bergelombang karena terpaan angin."Apa kabar, Miranda?"Suara bass itu mengejutkannya. Dengan cepat ia segera menoleh. Wajah rupawan seorang pria dihiasi senyuman yang manis.'Aaron?''Kau kah itu?'Pria itu masih memasang senyum di wajah tampannya. Dia tak mengatakan apa-apa lagi untuk menanggapi rasa terkejut yang masih memenuhi jiwa Miranda."Jaga dirimu baik-baik, Miranda ..."Hanya itu yang ia katakan setelah keheningan menguasai situasi di sekitar mereka cukup lama. Dan perlahan ia mundur dari hadapan Miranda. Wanita itu menjerit kencang."Aaron!"Miranda terbangun dari mimpinya. Sambil duduk di tengah ranjang, nafasnya terengah-engah."Ada apa?"Gadis kecil yang tadinya meringkuk di sampingnya turut terjaga. Sambil mengucak-ngucak mata ia bertanya pada Miranda.Wanita itu menoleh. "Tak apa. Aku hanya b

  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 73 - Masalah Besar

    Entah pukul berapa saat itu. Miranda terjaga saat mendengar suara barang yang terjatuh. Dia terkejut dan bergegas bangkit dari ranjang. Meninggalkan gadis kecil yang masih terlelap di sana."Sial! Benar-benar sial!"Langkah itu dihentikan. Miranda menyipit heran melihat apa yang sedang Eve lakukan. Pria itu seperti sedang mengamuk. Dia melempar beberap benda dan menendang meja di ruang tamu.Entah apa yang terjadi. Miranda menoleh ke arah jam dinding di ruangan itu. Pukul dua pagi? Dan Eve baru pulang?Dia geleng-geleng. Dengan wajah bosan Miranda berjalan menuju sosok pria yang sedang mengamuk tak jelas itu. Sebuah gelas plastik menggelinding ke bawah kakinya. Malas-malasan Miranda mengutip benda itu."Ada apa malam-malam begini kau ribut sendiri? Apa kau ingin membuat Eli terbangun lalu menangis?"Eve terkejut mendengar suara Miranda. Dia yang sedang menghadap ke arah jendela segera menoleh ke belakang. Miranda sedang menatapnya dengan heran."Kau terlibat utang pada seorang gembong

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status