Share

BAB 17

A-ayah!

Bibir Aminah bergetar suaranya tercekat di tenggorokan saat melihat seorang pria terbaring di tempat tidur.

A-amie!

Pria yang sedang terpejam dengan tangan memeluk foto itu terbuka. Dua pasang mata yang penuh kerinduan saling beradu.

"Anakku ... maafkan Ayah!" Wijaya mengusap kepala putrinya dengan linangan air mata.

"Amie yang minta maaf, Ayah!" Aminah memeluk tubuh pria yang selama dua puluh tiga tahun ia rindukan.

"Jangan pergi lagi, Nak. Ayah janji akan menuruti semua keinginanmu," ucap Wijaya lirih.

"Amie janji tidak akan pergi meninggalkan ayah." Aminah menciumi wajah ayahnya yang sudah banyak berubah.

Bu Ajeng dan Kinara yang menyaksikan pertemuan antara ayah dan putrinya tak bisa menahan air mata harunya.

***

Indah heran dengan perubahan sikap Euis. Gadis yang biasanya pendiam dan kaku, kini terlihat lebih ceria. Begitupun dengan guru-guru di sekolahnya.

"Saya sebagai wali kelasnya salut sekali. Apa yang ditakutkan kami selaku pendidik justru terbalik. Kebanyakan k
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status