IPRIT

IPRIT

last updateLast Updated : 2022-02-09
By:  Siti AuliyaCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
83 ratings. 83 reviews
119Chapters
50.6Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Sinopsis Nama : Siti Auliya Genre : Mysteri Tasikmalaya tahun 1976. Kedamaian Dusun Keris, satu Desa di daerah pesisir Tasikmalaya, terusik dengan kejadian yang menggegerkan masyarakat. Hal yang sangat luar biasa telah terjadi. Setiap ada perkawinan pengantin pria tewas dan pengantin wanita menjadi korban perkosaan yang menjadikannya jiwanya terguncang, sehingga sulit berbicara. Awang dan Barshi adalah suami istri yang sejak kepergiannya untuk mengobati penyakit anehnya ke suatu tempat, perilakunya menjadi tak wajar. Ketika dia pulang mereka seperti tak mengenali Ibunya lagi, Mak Eroh, juga orang-orang sekitarnya. Tapi dengan luwes mereka menyiasati keanehan tersebut. Wisaka seorang pria yang akan melangsungkan perkawinan dengan Cempaka merasa sangat khawatir dengan kejadian demi kejadian yang beruntun di kampungnya tersebut. Kejadian yang sangat tidak masuk akal. Berniat mau menuntaskan masalah, dia menunda pernikahannya, dan memutuskan untuk berguru kepada seorang Kyai (Kyai Abdullah) yang mempunyai beberapa orang murid, yang sering membantu warga kalau ada yang kerasukan roh jahat, dengan ilmunya tersebut. Akhirnya Wisaka dibantu dengan teman seperguruannya yang bernama Faruq, berhasil mengetahui siapa sebenarnya sosok yang bersembunyi di balik raga Awang dan Barshi. Mereka mahluk ribuan tahun yang lalu, yang meminjam raga orang lain agar tetap abadi, dengan menyedot darah dan berhubungan badan dengan manusia.

View More

Chapter 1

KEMATIAN PENGANTIN

Tak lama setelah bunyi lolongan serigala dan suara burung hantu bergantian, terjadilah hal di luar dugaan. Malam yang tadinya benderang terlihat suram karena bulan bersembunyi di balik awan. Sesosok laki-laki nampak berjalan tergesa-gesa menuju satu rumah, kemudian mengetuk jendela sebuah kamar.

Mendengar ketukan di jendela kamar, Sulastri yang sedang berbaring di ranjangnya menoleh cepat. Dia berdiri dan menghampiri jendela, mencoba mencari tahu apa atau siapa yang menghasilkan suara ketukan tadi.

Sulastri membuka jendela kamarnya yang penuh dengan hiasan pengantin. Tak ada siapapun di luar, hanya kegelapan malam yang menyambut. Cahaya bulan yang temaram belum sepenuhnya menampakkan diri. Pohon pisang terlihat seperti hantu yang melambaikan tangan, Sulastri bergidik ngeri, cepat-cepat dia menutup kembali daun jendela kamar. 

Melanjutkan aktifitas sebagai calon pengantin esok hari, hatinya penuh dengan debaran-debaran aneh yang baru sekali ini dirasakan. Kadangkala bibirnya tersenyum sendiri, saat teringat akan Firman sang kekasih.

Mencoba kembali kebaya putih, baju yang dijahit emak seminggu yang lalu, lengkap beserta kain yang sudah dilamban --dikasih lipit layaknya pengantin khas Priangan. Sulastri mematut diri di cermin mengagumi kecantikan diri sendiri dalam balutan busana itu, lalu tertawa kecil seraya menutup mulutnya.

Ketukan samar itu terdengar lagi, Sulastri menajamkan telinga. Tidak salah, memang ada ketukan lagi di jendela kamarnya. Sulastri mengangkat kain yang dipakainya untuk memudahkan berjalan, berjingkat-jingkat mendekati jendela.

"Lastri, Lastri." 

Suara yang lebih mirip desahan terdengar lamat-lamat di telinga Sulastri. Sulastri kaget, itu seperti suara Firman, ada apa menemuinya? Bukankah di rumah sedang berlangsung hajatan untuk melepasnya jadi pengantin besok? Apakah ada sesuatu yang sifatnya darurat sehingga Firman menemuinya diam-diam? Pertanyaan-pertanyaan itu membuatnya membuka jendela.

Kegelapan yang menyambut membuat Sulastri mengerjap beberapa kali agar pandangannya bisa menerobos pekatnya malam. Rembulan separuh tertutup awan saat itu. Gadis montok itu tidak melihat siapapun. Keramaian di rumah yang sedang menyiapkan hajatan juga hanya diterangi lampu petromax, tak mampu menjangkau tempat jauh. 

Eh tapi tunggu, ada sesosok tubuh berdiri di bawah pelepah daun pisang. Ia melambaikan tangan ke arah Sulastri. Sulastri seperti mendengar kembali panggilan itu. Seperti terhipnotis ia bermaksud menemui orang itu.

Dia lupa baju pengantin itu masih melekat di badannya. Dengan susah payah Sulastri berhasil keluar lewat jendela. Mengendap-endap berjalan menghindari pandangan orang-orang yang ramai di depan rumahnya. 

Ketika Sulastri melihat wajah orang itu dari dekat, berhasil memastikan bahwa pria itu adalah Firman, kekasihnya sekaligus calon suaminya.

"Ada ap--"

Belum sempat Sulastri menyelesaikan ucapannya Firman menempelkan satu jari ke bibirnya. Meminta gadis itu untuk mengecilkan volume suaranya.

"Sttt, sini," ujar pria tersebut seraya menarik Sulastri dan membawanya ke balik rimbunan pepohonan.

"Ada apa, Kang? Kenapa malam-malam begini datang?" bisik Sulastri

"Akang tak sabar menunggu hari esok, makanya malam ini Akang menemui bidadari Akang," jawab Firman sambil mencolek dagu Sulastri.

"Ah, Akang," kata Sulastri sambil tersipu. Perempuan itu mencabuti rumput tempat mereka duduk sambil menunduk, merasa jengah dan malu karena pujian dari kekasihnya .

"Akang merasa beruntung memilikimu, rembulan saja tak berani menampakkan diri karena malu, kalah dengan kecantikan dirimu." Firman semakin berani, dia mulai melingkarkan tangannya ke pinggang Sulastri. Sulastri kaget karena sebelumnya Firman tak pernah berlaku kurang ajar.

"Kang ... jangan," Sulastri berbisik sambil menunduk. 

Firman malah menengadahkan muka Sulastri agar menatap wajahnya. Sulastri kaget bukan kepalang, wajah yang didepannya ternyata bukan kekasihnya. Belum sempat menjerit satu tiupan sudah membuatnya terkulai tak berdaya. 

Firman palsu menidurkan Sulastri diatas rerumputan. Raungan anjing hutan di kejauhan merobek kesunyian malam. Mengiringi sosok iblis yang melampiaskan hawa nafsunya.

Hawa dingin menusuk kulit menghujam tulang. Pria bejat itu mulai mengelus badan Sulastri, kemudian melucuti pakaian gadis itu. Calon pengantin itu hanya mampu melotot memandangi jemari kekar yang menjamah tubuhnya.

"Bagaimana, Manis, kamu suka?" tanya laki-laki itu di telinga Sulastri. 

Dengan rakusnya lelaki itu mencumbui Sulastri. Gadis itu menggeliat, berusaha melepaskan diri dari cengkeraman iblis tersebut. Namun, tenaga lemahnya tidak cukup untuk mengenyahkan lelaki itu dari atas tubuhnya.

Sungguh biadab, menggagahi wanita yang tidak berdaya karena pengaruh ilmu hitam. Air mata menuruni wajah Sulastri.

"Tolong ...." Batinnya berkata karena mulutnya seolah-olah terkunci.

Setelah selesai dengan hasrat iblisnya, sebelum berlalu lelaki itu mendudukan Sulastri di batang pohon sawo di dekatnya. Baju pengantin itu kotor dan ternoda, lamban kain terlepas, rambut panjangnya sebagian menutupi wajah, sungguh mengenaskan.

                              *******

Di sisi desa yang lain, terlihat sekelompok pemuda bercanda-tawa sembari bermain kartu. Suguhan makanan dan kopi turut meramaikan suasana.

"Brrr ... dingin sekali malam ini, tak seperti biasanya," tutur seorang pria sambil memeluk tubuhnya sendiri. "Wisaka, nggak dingin kamu pakai kaus tipis begitu?" Dia menoleh kepada seorang pemuda dengan wajah cukup tampan.

Pemuda tersebut sedang menyeruput kopinya. Dia menurunkan gelasnya dan tersenyum. "Enggak, Kang Saep, biasa aja," jawabnya.

Kang Saep menggelengkan kepalanya. "Aneh banget kamu." Lalu, dia melirik pemuda lain yang duduk tak jauh dari pemuda bernama Wisaka itu. "Firman, kamu kedinginan nggak?"

Belum sempat Firman menjawab, Wisaka lebih dahulu berceletuk, "Dingin hari ini nggak masalah, yang penting mulai besok ada penghangat pribadi, kan?" godanya membuat para pemuda lain tertawa.

Firman mendengus, "Heh! Ngomong sembarangan, ya! Sulastri itu istriku, bukan penghangat pribadi!" balasnya seraya meninju ringan bahu sahabat kecilnya itu.

Wisaka tertawa, teman Firman sejak kecil itu manggut-manggut tanda setuju, kemudian dia menyeruput kopinya lagi. Wisaka, seorang pemuda kekar yang sekarang sedang mondok di pesantren, sengaja datang karena tahu sahabatnya mau menikah.

Firman menggeliatkan tubuh. Tanpa sengaja pria itu melihat satu sosok wanita di bawah pohon kersen samping rumah. Cahaya redup membuat mukanya tak jelas penampakannya, tapi dari bentuk tubuh sepertinya itu Sulastri. Ada apa Sulastri datang malam-malam, bukankah seharusnya tidak kemana-mana? 

Firman pamit kepada temannya, lalu dengan menyelinap berhasil menemui Sulastri. Dituntunnya Sulastri agak menjauh dari keramaian. Alam yang masih banyak pepohonan memudahkan Firman terlindung dari pandangan orang-orang.

"Ada apa?" tanya Firman kepada calon istrinya sambil mengajaknya duduk di atas sebatang kayu yang hampir lapuk.

Sulastri tidak menjawab, malah melingkarkan tangan seolah memancing keintiman. Firman heran, mengapa sikap Sulastri malam ini berubah? Selama dua tahun berpacaran mereka tak pernah melakukan hal-hal yang tidak senonoh.

"Aku tak sabar menunggu besok, Kang," kata kekasihnya itu.

Firman memandang wajah ayu kekasihnya yang terkena pantulan cahaya bulan, hasrat kelelakiannya timbul, karena keagresifan Sulastri. Kewarasannya seolah hilang, dia membalas cumbuan wanita itu. Tangan Firman mulai bergerilya menggerayangi Sulastri.

Sampai akhirnya ... Firman merasakan sesuatu yang janggal, tidak ada hambatan saat melakukannya. 

"Bukankah Sulastri sudah bersumpah, tidak akan ada lelaki yang menyentuh kecuali dirinya," batinnya. 

Diamatinya wanita itu sekali lagi, detik itu juga Firman tersadar, orang yang digaulinya bukanlah Sulastri. Wanita itu lebih tua dari tunangannya.

Firman mencoba untuk melepaskan diri, tapi wanita itu begitu ganasnya menggumuli Firman, menyuguhkan surga kepadanya. Firman terlena, tak ingat lagi Sulastri, tak ingat lagi tentang perkawinannya besok, otaknya hanya ingin meraih kepuasan saat itu. 

"Kakang ...  Kang," wanita itu lirih bergumam.

"Ya," Firman menjawab sambil melanjutkan aksinya.

Saat kepuasan mencapai puncaknya, wanita itu menggigit leher Firman, sedikit-sedikit darah calon pengantin itu tersedot. Firman meronta-ronta, tapi pelukan wanita itu bagaikan belitan ular pada mangsanya. Firman merasakan kesakitan yang amat sangat, dia menjerit, badannya roboh sesaat setelah terlepas dari pelukan wanita laknat itu.

Wisaka berlari ke arah sumber suara. Begitu matanya menangkap pemandangan mengerikan di bawah pohon itu, langkahnya berhenti dan tubuhnya membeku.

"Fir ... man?" gumam Wisaka dengan nada tak percaya.

Jasad Firman tidak mengenakan busana. Tak hanya itu, kulitnya yang mengering dan berubah hitam legam layaknya seseorang yang terbakar membuat tubuh Wisaka bergetar hebat.

Dengan tenaga yang tersisa dalam tubuhnya, Wisaka melangkahkan kakinya mendekati tubuh sahabatnya. Dia mencoba menyentuh tubuh Firman, tapi tak berani. Alhasil, tangannya hanya mengambang di atas tubuh sahabatnya itu.

Tak lama, derap langkah kaki para pemuda lain terdengar mendekat. Begitu mereka melihat jasad Firman, mereka terkesiap.

"A ... apa ini?!"

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

10
99%(82)
9
0%(0)
8
1%(1)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
10 / 10.0
83 ratings · 83 reviews
Write a review
user avatar
Yenika Koesrini
keren pake banget
2023-07-19 11:22:29
0
user avatar
Sukiben
wah dr sinopsis nya aja udah nagih nih.
2023-01-30 13:55:55
1
user avatar
Siti Auliya
keren banget
2022-09-12 00:37:18
1
user avatar
Yenika Koesrini
keren sekali
2022-09-01 20:22:13
1
user avatar
Aldi pga
Numpang promo kak, mampir ke novel legenda Galuh Tapa, kali aja ada yang mau membaca tulisan sederhana ini, ditunggu ya kak
2022-06-23 00:47:41
0
user avatar
Zhu Phi
Bagus ceritanya Mampir yuk ke Rumah Kosong di Dusun Angker Terima kasih
2022-06-08 16:53:58
0
user avatar
Siti Auliya
Boleh baca buku aku yang lain Namaku Kamilia, Tuan
2022-03-22 23:04:22
0
user avatar
Rani Hermansyah
lanjut thor
2022-03-22 07:40:55
1
user avatar
Kariani Sukadi
Bagus thor biar pun genre horor
2022-02-10 16:07:39
1
user avatar
Masandra
keren mampir juga yuk pria tampan terdahsyat yang legendaris
2022-02-07 02:48:05
2
default avatar
Chan
bagus baca juga pemuda yang tidak terduga
2022-02-06 00:01:22
1
user avatar
Nayla Ahmad
Kak bagus bangat sih ceritanya. Tulisannya juga bagus. Sangat mudah dipahami. Imajinasinya itu loh keren. Walaupun agak serem gimana gitu bacanya tapi bikin ketagihan......
2022-01-11 15:26:31
3
user avatar
Ramdani Abdul
Keren banget ceritanya Bagi pecinta horor, bisa baca ceritaku yang berjudul "Kafan Hitam"
2022-01-05 10:45:48
1
user avatar
Iyus Dudung Gusnadi
bagus, ceritanya menarik
2022-01-02 10:48:09
1
user avatar
Iyus Dudung Gusnadi
bagus, ceritanya menaruk
2022-01-02 10:47:42
1
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 6
119 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status