Share

Part 9

Suami Miskinku di Ruang Nasabah Prioritas

Part 9

Tak punya harta maksudnya. Tapi kalau soal hati dan lainnya, mereka kaya banget.

"Ah kamu nih, sabar dong Jay, tinggal dikit lagi rencan-"

"Ehek ehek ehek." Nuna terbangun.

Aku tepok jidat. Astagfirullah Nak, kenapa mesti bangun sekarang sih? Tanggung dah ah 'kan jadinya.

Karena Nuna udah terlanjur bangun, cepat aku menggendongnya dari atas kasur. Tak lama Bang Jaya juga masuk ke dalam kamar.

"Nuna bangun ya Rin?"

"Iya, Bang."

"Sini. Biar Abang yang gendong. Kamu mandi aja gih takut belum mandi."

Aku mengangguk dan buru-buru pergi ke kamar mandi. Selesai melakukan ritual bersih-bersih yang terhitung hanya 3 menitan itu aku gegas balik ke kamar.

Udah punya anak gak ada banget waktu buat lama-lama di kamar mandi. Gak tenang aja rasanya. Takut Nuna nangis. Padahal ada mertua sih yang jaga. Tapi tetep aja gak tenang.

"Udah sana pergi. Jangan-jangan bener apa kata Mbak Mumun, perempuan itu emang gak tahu malu. Sini biar Nuna Ibu yang jaga.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status