LOGINKarena sebuah tamparan kehidupan Kirana berubah jadi penuh derita. Kirana menampar Mahesa di depan umum karena Mahesa telah mempermainkan perasaan sahabatnya, tentu saja Mahesa seorang yang sombong dan arogan tidak terima diperlakukan seperti itu. Mahesa yang kesal dan merasa malu, menyusun rencana untuk membalas Kirana dengan menjebaknya di gudang kampus lalu, dia dan dua temannya melecehkan Kirana tanpa belas kasihan. Perbuatan Mahesa telah membuat Kirana hancur, apalagi dia tidak mendapat keadilan karena Kirana hanyalah wanita miskin yang tidak memiliki uang ataupun kekuasaan. Sedangkan mereka memiliki segalanya, uang dan kekuasaan, sehingga Mahesa dan dua temannya bisa bebas tanpa mendapat hukuman apa pun. Awalnya Kirana terpuruk dan putus asa, namun akhirnya dia memilih untuk bangkit dan bersumpah akan membalas dendam pada Mahesa dan orang-orang yang telah membuatnya menderita. Setelah dua belas tahun, Kirana yang baru telah kembali, kini dia bukan wanita miskin, dia telah memiliki kekuasaan dan uang yang melimpah, pembalasan akan segera dimulai.
View MoreBab 30__Wira hanya dapat memperhatikan Kirana dalam diam. Wanita muda itu tampaknya sedang dalam mood yang jelek, wajahnya selalu cemberut dan kusut.__“Tuan, saya sudah mengirim dokumen tentang Kirana ke email anda. Semua datanya lengkap tertulis disana.”Itu adalah Bagas, berbicara dari balik telpon.“Hm.”Wira merespon singkat dan pembicaraan pun berakhir.Edy yang sedari tadi berdiri di depan Wira, langsung menyerahkan laptop yang dipegangnya.Laptop sudah menyala, Wira memeriksa email masuk dan membacanya.Tingkah Kirana yang murung akhir-akhir ini, mengusik rasa penasarannya. Dia ingin mengetahui seluk-beluk kehidupan wanita muda itu. Wira hanya tahu identitas Kirana saat dia melamar kerja. Sama sekali tidak tahu tentang kisah hidupnya.Setelah membaca detail kisah hidup Kirana, Wira hanya bisa tercenung, lalu menghela napas panjang.Pantas saja.__Lagi-lagi Kirana berdiri di deck kapal, memandang lautan yang tak berujung. Tatapannya menerawang.“Masih merenungkan tentang
Bab 29__“Sepertinya kamu punya penyakit insomnia. Kamu sering tidak bisa tidur di malam hari.”Kirana berbalik, memandang ke arah asal suara,Wira tiba-tiba muncul, bersama Pak Edy yang mendorong kursi rodanya.Kirana menstabilkan napasnya yang tidak beraturan. Mencoba mengendalikan emosinya yang tak karuan.“Tuan juga sepertinya sama seperti saya, sering tidak bisa tidur di malam hari.” Kirana menimpali. Raut wajahnya cemberut.Wira menelisik wajah itu. “Siapa atau apa yang membuat ekspresi wajahmu cemberut seperti itu,” tanyanya.“Bukan apa-apa, Tuan. Jangan pedulikan saya. Anda sendiri, untuk apa berada di sini?” Kirana balik bertanya.Wira berdecak sambil geleng-geleng. Gadis ini, ditanya malah balik bertanya.“Untuk siapa wajah kesalmu itu, hm?”“Saya sendiri tidak tahu, Tuan.”“Lalu, pada siapa kamu marah?”“Memangnya saya marah? Kenapa anda mengira saya marah?”Wira terkekeh. “Ekspresimu itu jelas sekali.”Kirana menunduk, bergumam. Memangnya terlihat jelas, ya?“Ada apa? Sia
Bab 28__Kirana melotot mendengar perkataan Wira. “Anda tidak pantas berkata seperti itu, Tuan. Jangan merendahkan diri sendiri.”Wira menghela napas panjang, “Tapi memang benar ‘kan aku pria cacat.”“Walaupun anda cacat, anda tetap terlihat tampan dan berwibawa.” Kirana mengatakan hal itu dengan entengnya, disertai raut wajah biasa-biasa saja. Seolah yang diucapkan adalah hal normal. Wira menyeringai nakal, “Jadi menurutmu aku tampan?”Kirana merengut, “Anda memang tampan, Tuan.” Raut wajahnya tetap normal saat dia mengatakan itu. “Tanyakan saja pada para pelayan di mansion ini, mereka juga pasti akan bilang anda tampan.Wira terkekeh, mendengar ucapan jujur Kirana, perasaannya yang tak karuan sedikit lebih baik.__Wira mengganti nama hotel Sekar Asih, menjadi Hotel Cakrabuana. Itu adalah nama ibu kandungnya. Mereka sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi, jadi untuk apa mengabadikan nama wanita yang sudah berkhianat itu. Peresmian ulang diadakan lagi, tapi kali ini tidak mewah da
Kirana menatap Wira dengan mata membulat sempurna, tapi dia tidak berkata apa-apa.Mendengar kata gaji lima kali lipat, rasa dingin dan sunyi sel tahanan, serta rasa sakit hatinya seolah menjauh. Ya, walaupun masih ada sedikit rasa sakit itu, tapi ya sudahlah. Toh, sekarang namanya sudah dibersihkan. “Jadi, bagaimana? Apa kamu masih marah?” Wira bertanya dengan nada menggoda.Sekar menjawab, “Sudah saya katakan, saya ini hanya orang kecil say_”“Apakah kamu masih marah?” Wira mengulangi, memotong ucapan Sekar. Kali ini nada dan ekspresinya tegas.Melihat raut wajah Wira yang mulai galak, Kirana merapatkan mulutnya.“Tidak, Tuan. Saya tidak marah.”Wira tersenyum puas mendengar jawaban Kirana kali ini.__Keesokan harinya, Wira pergi ke lapas untuk menemui Sekar. Tak lupa dia juga mengajak Kirana untuk ikut.Mereka menunggu di ruang kunjungan. Tak butuh waktu lama sampai Sekar datang. Dia datang didampingi petugas wanita. Petugas pamit setelah mengantar Sekar.Sekar duduk bersebran
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.