Share

Bab 18 Sisi Lain Anna

Setelah lima menit, Anna sadarkan diri. Devi segera memberikannya minum air putih.

“Ann, gimana keadaanmu? Apa yang kamu rasakan?”

“Aku hanya pusing.”

“Ann ….”

“Ya, Dev. Papa aku masih di ruang itu?”

Devi mengangguk pelan. “Apa kamu akan mendatanginya?”

“Beri aku kekuatan, Dev,” pinta Anna memegang tangan sahabatnya.

“Kamu butuh amunisi dulu,” ucap Lia tiba-tiba muncul dengan nampan berisi makanan.

“Iya, Ann. Kamu harus makan dulu. Biar pulih.”

“Sekalian, kamu juga Dek. Makan yang banyak biar ada energi untuk bantu temannya,” ujar Lia kepada Devi.

“Terima kasih, tante.”

“Sama-sama.”

Sebenarnya tak ada selera untuk makan apapun, tetapi benar apa yang dikatakan Lia, Anna perlu amunisi. Ia memaksa dirinya untuk melahap makanan yang sudah tersaji. Setiap suapnya begitu sulit melalui kerongkongan. Berkali-kali ia tenggelamkan dengan air minum. Dirasa sudah cukup, Anna lekas mengakhiri makan siangnya.

“Tante jadi berapa?”

“Ya ampun, Dek. Ini gratis. Kenapa juga kamu harus baya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status