Pembalasan Istri Sah: Identitas Tersembunyi Rani

Pembalasan Istri Sah: Identitas Tersembunyi Rani

last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-11-04
โดย:  Nexy91อัปเดตเมื่อครู่นี้
ภาษา: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
คะแนนไม่เพียงพอ
5บท
6views
อ่าน
เพิ่มลงในห้องสมุด

แชร์:  

รายงาน
ภาพรวม
แค็ตตาล็อก
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป

Dukungan yang diberikan Rani, malah membuat Tedi menjadi lupa diri. Setelah naik jabatan, ia mulai bertingkah dengan mengencani karyawan lain yang juga bekerja di Pabrik tempat ia bekerja. perselingkuhan yang terlanjur terekspos, mebuat Tedi mengucapkan talak terhadap Rani. Akankah kehidupan Rani menjadi sulit, atau sebaliknya? Jangan lewatkan kisah seru pembalasan dendam Rani kepada mantan suami dan selingkuhan nya.

ดูเพิ่มเติม

บทที่ 1

Bab 1

"Hari ini, aku talak kamu dengan talak satu."

Tepat di hari ulang tahun Rani yang ke dua puluh delapan, tanggal dua puluh lima Maret. Rani di jatuhi dengan talak 1,bukan karena kesalahan nya. Tapi karena keegoisan suami nya, demi melindungi kekasih haram nya.

"Talak satu mas? Kenapa tidak sekalian talak tiga? Kita bisa langsung pisah untuk selama-lama nya." Tantang Rani kepada mantan suami nya, sekarang sudah menjadi mantan karena dia telah menjatuhkan talak nya.

"Aku masih sangat mencintai mu Rani, tapi kenapa kamu tidak bisa berbesar hati untuk menerima dia sebagai madu mu?"

Dengan tidak tahu malu, dia bilang kalau dia masih mencintai Rani. Saat dia mulai bermain api, apa dia tidak pernah memikirkan perasaan nya? Dasar laki-laki durjana.

"Tidak ada cinta yang seperti itu mas, setelah kamu memutuskan untuk mencintai perempuan lain, disaat itu pula kamu telah kehilangan cinta kamu sama aku."

"Tapi Indi mau kok jadi istri ke dua mas, dia gak akan nuntut apa-apa dari mas."

Dasar laki-laki bodoh, tentu saja saat jadi selingkuhan dia akan berbicara seperti itu.

"Tidak perlu mas, aku tidak ingin berbagi sesuatu yang memang tidak bisa dibagi. Aku jijik kalau harus memakai barang bekas pakai pelakor." Perempuan yang bernama Indi itu mendelik kepada Rani.

"Aku mohon Rani, kita bisa rujuk lagi. Aku jamin bisa adil kepada kalian berdua, aku melakukan ini hanya demi mempunyai keturunan saja. Kamu tahu kan, mas sangat ingin mendapatkan seorang anak laki-laki. Mas hanya ingin punya penerus."

"Penerus apa mas? Penerus kelakuan kamu begitu, si tukang selingkuh?"

"Ya gak gitu lah, semua orang kan pasti mau punya penerus Ran."

"Maaf ya mas, seingat aku, kamu itu bukan seorang CEO, bukan juga keturunan ningrat darah biru yang punya warisan berlimpah. Kamu itu cuma seorang karyawan di pabrik biasa, yah aku akui kamu sudah naik jabatan menjadi supervisor, walaupun kamu tidak pernah bilang itu kepada ku."

"Kamu tahu dari mana kalau aku sudah jadi supervisor?" Mata mantan suami nya itu membelalak kaget, apa dia lupa siapa Rani sebenarnya?

"Memang nya kamu gak ingat mas, siapa yang bisa buat kamu masuk dan kerja di pabrik itu? Kamu tahu kan kalau aku kenal dengan pemilik pabrik itu?"

Tedi seperti tersadar dan mulai menunduk, dia meng garuk-garuk tengkuknya, yang Rani yakini tidak ada bagian yang gatal sama sekali.

Dia masih menunduk dan tidak berani menjawab nya, dan Rani melanjutkan unek-unek apa yang ingin dia keluarkan.

"Soal perselingkuhan kamupun, aku tahu dari orang-orang bahkan petinggi dari pabrik tempat kamu bekerja. Dan soal keturunan, kamu gak ingat kalau kita baru nikah dua tahun, sama sekali belum lama. Aku sudah memeriksakan rahim ku kepada dokter kandungan, dan rahim ku dinyatakan subur dan baik-baik saja."

"Kalau benar rahim kamu subur, lalu kenapa kamu belum hamil juga?" Tiba-tiba, pelakor itu menyahut dari belakang punggung Tedi.

"Hahahhaha, hamil itu bukan manusia yang tentukan. Kamu pikir dengan kamu bilang hamil, terus kamu langsung hamil begitu? Kalau bisa seperti itu, aku juga bisa minta sama Allah biar kamu mati duluan." Bibir Rani terangkat sebelah.

"Kamu, beraninya kamu menyumpahi aku mati!"

Dia berusaha menyerang Rani.

Rani tersenyum dengan ekspresi merendahkan, dia sudah tidak lagi merasa sedih seperti saat pertama kali dia mengetahui perselingkuhan suami nya.

Dia terlihat sangat tegar, tidak ada yang tahu apa yang saat ini sedang dia pikirkan. Bahkan Tedi sekalipun merasa bingung dengan sikap Rani, karena biasanya seorang perempuan itu akan menangis dan meraung atau mengamuk saat diceraikan.

"Ran, Mas mohon sama kamu. Kita gak usah cerai ya, mas berjanji akan lebih banyak waktu bersama kamu."

Tedi tidak ingat dengan perlakuan nya terhadap Rani, akhir-akhir ini. Dia sering beralasan lembur, dan banyak pekerjaan sehingga dia akan pulang saat dini hari.

Berjanji dengan sesuatu yang bahkan tidak mungkin dapat dia penuhi, hanya sampah yang keluar dari mulut laki-laki itu. Rani merasa sangat muak dengan Tedi, dia sangat ingin membuat laki-laki itu hilang dari muka bumi.

Sebelum Rani menjawab permintaan Tedi, Indi sudah menyerobot terlebih dahulu.

"Gak bisa gitu dong Mas, kamu harus lebih sering sama aku, kamu kan mau cepat-cepat punya bayi, ya cuma aku yang bisa ngasih kamu bayi."

Rani hanya tersenyum dan menggelengkan kepala, melihat kelakuan pelakor tak tahu malu itu. Pelakor sering kali tidak sadar diri, kalau dia itu hanya alat dan hanya yang ke dua.

"Drama kalian terlalu panjang, lebih baik aku pulang saja, silahkan teruskan lagi setelah aku pergi."

Rani segera meninggalkan kontrakan sempit tempat tinggal Indi, dia sampai ke sana saat membuntuti suami nya untuk mendapatkan bukti langsung, dan berhasil mengabadikan momen pengkhianatan suami nya itu.

Ada yang berupa video dan juga foto, bahkan masih banyak foto dan video yang orang kirim kepada nya saat Tedi dan Indi bersama di tempat kerja.

Melangkah dengan penuh keyakinan, dia masuk kedalam mobil nya dan pergi meninggalkan tempat itu.

Sementara Tedi yang berusaha mengejar Rani, sempat tertegun saat melihat mantan istrinya itu naik ke dalam mobil, bahkan dia sendiri yang membawa mobil itu.

Selama ini, dia tidak pernah tahu kalau istrinya itu bisa membawa mobil. Bahkan mereka memang tidak mempunyai mobil sama sekali, karena keadaan ekonomi mereka yang memang masih terbilang menengah ke bawah.

"Kenapa dia bisa bawa mobil sendiri? Apa itu mobil milik nya?"

"Mas, kamu jangan tertipu sama perempuan mandul itu, kamu kan tahu sendiri kalau dia gak kerja, bisa dapat dari mana dia mobil bagus begitu?"

Tedi merasa bingung, tapi menurutnya itu cukup masuk akal. Karena selama ini hanya dia yang bekerja, Rani hanya diam di rumah.

"Mas, sudah lah jangan pikirkan soal mobil itu, palingan dia cuma mau bikin kamu menyesal karena mau nikahin aku, jadi dia pura-pura jadi orang kaya biar kamu mau kembali sama dia."

"Ya masuk akal, tidak mungkin Rani punya mobil mahal seperti itu. Sudahlah, nanti juga dia akan kembali kepada ku, dia kan tidak punya tempat untuk kembali. Lagi pula dia itu seorang yatim piatu."

Rani memang seorang anak yatim piatu, yang begitu pintar, dia lulus kuliah dengan cumlaude, bukan hanya Strata satu (S-1) tapi sampai Strata dua (S-2).

Tedi tahu jika Rani lulusan S-2, tapi dia bahkan tidak mengerti istri nya itu mengambil jurusan apa. Entah memang karena tidak mengerti, atau memang sama sekali tidak ingin tahu tentang istrinya itu. Yang jelas, dia benar-benar hanya menganggap itu tidak begitu penting untuk hidup nya.

Dengan tidak tahu malu, Tedi dan Indi kembali ke dalam kontrakan Indi itu, padahal para tetangga sudah melihat dan menyaksikan apa yang terjadi sebenarnya.

Bisik-bisik dari para tetangga itu kian terdengar jelas, bahkan ada makian untuk mereka berdua.

"Dasar laki-laki bre***ek, tidak tahu malu. Ternyata si Indi yang sok cantik itu pelakor mura**n, kita gak boleh biarin dia tinggal di sini."

"Iya benar bu, kita harus minta kepada pemilik untuk usir mereka. Kita gak mau kena sial, karena perbuatan hina mereka."

Tedi mendengar dengan jelas semua makian dari para tetangga, dia hanya menunduk karena memang merasa salah. Tapi lain dengan Indi, dia sama sekali tidak punya rasa malu, bahkan dia malah menantang ibu-ibu yang membicarakan nya.

"Hei tukang gosip, gak usah deh kalian ikut campur urusan orang. Lebih baik kalian urusi hidup kalian masing-masing, hidup masih miskin aja belagu."

Seorang ibu muda berbaju biru tua langsung maju, dan menjambak rambut Indi. Dia tidak terima dengan penghinaan yang dikatakan Indi pada mereka.

"Dasar pelakor gak tahu diri, kalau kita miskin, terus elu apa hah, pengemis? Udah gak punya malu, gak punya adab, gak punya otak lagi. "

"Aaaaargh, lepasin dasar cewek sia**n."

Dan aksi jambak menjambak pun tidak terelakkan.

แสดง
บทถัดไป
ดาวน์โหลด

บทล่าสุด

บทอื่นๆ

ถึงผู้อ่าน

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

ความคิดเห็น

ไม่มีความคิดเห็น
5
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status