Share

Tini sahabat Sumi

Ucapan Bu Yayuk tidak kuhiraukan, anggukan hanya ingin membuatnya senang karena sedari dini oleh orang tuaku diajarkan lebih percaya kepada sang pemilik kehidupan dari pada benda-benda mati. Yah, sudahlah aku tidak mau berpikiran macam-macam. Terpenting adalah janin di kandunganku, berharap dia selalu sehat.

"Sum, kita tidur, ya. Sudah malam, kamu pasti lelah," ujar laki-laki kesayanganku, seraya mengusap perut dan mencium keningku. Aku tertidur di pelukan Bang Adi.

Seperti biasa pagi hari Bang Adi berangkat kerja, wajahnya kuyu menandakan kelelahan. Sepertinya efek peristiwa yang dialaminya semalam masih membekas di ingatannya. Sebenarnya, aku pun demikian, jujur ketakutan terselip di pikiranku sehingga celetukan keluar dari mulutku, sesaat sebelum Bang Adi berangkat kerja. Kubilang, truk tidak usah dibawa pulang lagi.

Aku termenung di kamar, hari ini jadwal cek kandungan ke bu bidan, Tini berjanji akan menemaniku. Walau badan terasa lelah dan masih mengantuk,

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status