Share

Bab 56

Author: Abimana
Arjuna mengeluarkan sisa uang dan uang hasil penjualan ikan hari ini dari sakunya, kemudian berjalan ke dalam dapur.

Dua bersaudari yang sedang fokus menghitung uang tidak menyadari bahwa Arjuna masuk ke dapur.

Saat ini, mereka sudah menghitung hampir setengahnya.

Arjuna melihat dari samping, dia tiba-tiba merasa senang.

"Tak, tak, tak!"

Arjuna menuangkan semua koin yang ada di tangannya ke atas meja, mencampurkannya dengan koin tembaga yang memang ada di atas meja.

"Hei, Kak Disa! Apa yang kamu lakukan? Semuanya tercampur, kita harus menghitung dari awal."

Daisha mengangkat kepalanya, menatap Disa dengan kesal, alhasil malah melihat wajah Arjuna yang tersenyum.

"Bukan ...."

Disa, yang ingin menjelaskan kepada Daisha bahwa pelakunya bukan dia, juga mengangkat kepalanya pada saat yang bersamaan.

"Tuan!"

Kedua perempuan itu berseru serempak.

Arjuna menyengir sembari berkata, "Ya, aku."

"Tuan, kita sudah hampir selesai menghitung." Daisha menghentakkan kakinya dengan kesal.

"Kalau begitu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Lidia Muk
lanjut ceritanya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 573

    "Membiarkan Ratna mengambil alih kendali Pengawal Kegelapan lagi."Arjuna tidak terlalu puas dengan hasil ini.Lebih baik Galang yang menjabat posisi tersebut."Kenapa? Apakah tidak bagus?"Melihat Arjuna tidak terlalu senang, Dewi pun merasa bingung."Bagus, bagus. Dengan adanya perlindungan Ratna, tidak ada seorang pun yang dapat mengancam nyawamu." Arjuna menggaruk kepalanya, memperlihatkan gigi putihnya. Pikirannya agak naif.Jika Yudha membiarkan Galang kembali, jika pikiran Yudha begitu sederhana, maka Arga tidak akan mati, dia tidak akan masuk ke istana."Kenapa kamu di sini? Apakah kamu datang untuk menjemputku?"Melihat ekspresi Dewi yang tidak memercayai omongannya, Arjuna pun segera mengganti topik pembicaraan."Siapa yang menjemputmu? Mata Dewi berkedip. Dia gelagapan. "Aku hanya kebetulan lewat.""Oh, sebelum meninggalkan istana, aku ingat Paduka Kaisar pergi ke Gunung Tirnawa untuk menyembah para dewa. Gunung Tirnawa berada di utara, sedangkan istana ini berada di selatan

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 572

    "Tuan!"Sederet gadis muda dan cantik mendatangi Arjuna secara serempak."Peony, Dafodil, Mawar, Anggrek ...."Dari dua belas pelayan Arjuna di Kabupaten Damai, tidak ada satu pun yang berkurang."Kalian juga datang."Arjuna tidak menyangka mereka akan datang juga, dia sangat terkejut."Kak Dewi khawatir dengan pembantu lain, jadi dia meminta seseorang untuk membawa mereka ke sini," jawab Daisha dengan lembut dari samping."Hm." Arjuna mengangguk. Pengaturan Dewi masuk akal. Para pembantu di ibu kota tidak mengenal kebiasaan orang Kabupaten Damai sebaik mereka."Tuan, cepat lihat tuan-tuan muda kecil."Dafodil, Mawar, Peony, dan Anggrek masing-masing menggendong bayi gemuk.Setiap bayi tampak merah muda dan gemuk.Arjuna yang melihatnya pun merasa senang.Dia menggaruk kepalanya sambil tersenyum bodoh.Hehe.Benar-benar tidak disangka dia memiliki empat orang putra sekaligus.Hari ini adalah hari bayi kembar empat itu berusia satu bulan.Mereka tidak bisa merayakannya secara besar-besa

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 571

    "Mahesa berpikir bahwa dengan mengembalikan posisi Intan sebagai selir dan memenangkan hati keluarganya, dia bisa melawan kita? Sungguh naif!"Dalam perjalanan pulang, Kemal melihat bahwa ekspresi Yudha tampak sangat buruk. Jadi, dia menertawakan Dewi untuk menyenangkan ayahnya.Yudha yang matanya terpejam, perlahan membukanya. "Masalah ini tidak bisa dianggap remeh. Ardian dan Galang bukanlah orang biasa."Kemil mengangguk. "Ayah benar. Mahesa paling membenci ayah, tapi dia bersedia meminta maaf di depan semua pejabat dan mengakui kesalahannya. Alasan di balik ini pasti rumit.""Astaga!" Kemal menggelengkan kepalanya. "Kemil, Ayah, menurutku kalian terlalu berhati-hati. Sekalipun Mahesa berhasil memenangkan hati keluarga Ardian, lalu kenapa?""Keluarga Ardian tidak memiliki kekuatan nyata. Selain itu, Ardian dan Galang adalah dua orang yang berpikiran sederhana. Agak lucu kalau Mahesa ingin mengandalkan mereka untuk membalikkan keadaan.""Apa yang Kak Kemal katakan masuk akal juga ...

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 570

    Joko segera melangkah maju kemudian menjawab, "Paduka Kaisar, aku di sini.""Aku tanya padamu, apakah aku mabuk dan berhubungan intim dengan Selir Bijaksana Intan di Taman Kekaisaran kemarin?""Ya, saat itu aku mengira dia adalah dayang istana yang tidak tahu diri."Tadi malam, Joko membawa semua kasim, pelayan dan dayang istana dari seluruh harem untuk berjaga, jadi dia tidak bisa berbohong.Namun, dia meninggalkan sebuah jalan. Dia ingin mengatakan bahwa Intan sengaja merayunya, menuduhnya sebagai wanita genit."Dayang istana? Apakah kamu meragukan selera estetikaku?" Dewi berdiri, menghunus pedang yang ada di sampingnya, kemudian menunjuk ke arah Joko."Tentu saja tidak! Selir Bijaksana cantik alami. Bahkan gaun linen yang kasar tidak dapat menyembunyikan kecantikan Selir Bijaksana."Joko menyeka keringat dingin di dahinya.Kaisar kecil ini biasanya pecundang, hari in dia tiba-tiba menjadi tangguh.Jika Dewi membunuhnya dengan pedang sekarang, tidak peduli seberapa marah atau berkua

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 569

    Apakah itu adalah kaisar pengecut yang mereka kenal?Yudha merasa sangat malu menghadapi banyaknya pasang mata yang tiba-tiba tertuju padanya.Dia adalah orang yang memiliki keputusan akhir di pengadilan ini.Dewi sekarang berani memarahinya secara terbuka, bahkan kata-katanya sangat kasar.Yudha menyipitkan matanya ketika menatap Dewi.Tatapannya kejam dan mengerikan.Bocah ....Kamu sombong ya? Berani mempermalukanku?Beberapa bulan lagi, aku akan membuatmu mati dengan mengenaskan."Paduka Kaisar, ada apa di jubah naga, bukankah Paduka Kaisar lebih tahu daripada aku?"Sambil berbicara, Yudha sengaja menginjak jubah naga.Dia menginjak jubah naga di pengadilan pemerintah Bratajaya.Naga emas? Lebih tepatnya katak."Sepertinya Paduka Kaisar masih mabuk," ujar Yudha sambil menoleh, kemudian dengan acuh tak acuh memberi instruksi kepada Kemal. "Kemal, ambil jubah naga, kembalikan kepada Paduka Kaisar. Suruh Paduka Kaisar menyimpannya dengan baik, jangan melemparnya lagi. Kalau tidak, jub

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 568

    "Semua kesalahan Intan disebabkan olehku. Aku tidak mendidiknya dengan baik dan terlalu memanjakannya. Aku bersedia melepaskan ge ....""Ayah!" Galang menatap Ardian dengan tak percaya.Serahkan gelar.Keluarga mereka kini hanya memiliki gelar tersebut. Jika mereka melepaskannya, mereka tidak ada bedanya dengan warga sipil biasa.Gelar keluarga Ardian saat ini bukan hanya hasil kerja keras Ardian dan Galang, tetapi juga hasil usaha para leluhur mereka dari generasi ke generasi."Ayah, kalau Ayah melepaskan gelar, apakah Ayah bisa menghadapi leluhur kita?""Diam!" Ardian berteriak pada Galang.Ardian tidak bisa menghadapi leluhurnya. Setelah dia meninggal, dia akan meminta pengampunan dari mereka.Dia yakin leluhurnya akan memaafkannya.Bagaimanapun juga, Intan adalah gadis yang baik.Ardian lanjut berkata, "Setelah melepaskan gelar, aku akan pensiun lalu kembali ke kampung halaman. Aku hanya memohon Paduka Kaisar mengampuni Intan, kemudian mengirimnya ke kuil untuk menjadi biarawati se

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 567

    Seperti biasa, Ardian dan putranya Galang pergi ke istana untuk sidang pagi tepat waktu.Begitu melangkah masuk ke dalam ruang sidang, ayah dan anak itu merasakan suasana yang berbeda dengan sebelumnya.Yudha dan para pengikutnya menatap mereka dengan tatapan tidak bersahabat.Saat melewati Yudha dan putranya, Kemal sengaja menabrak Galang."Galang, kamu, seorang pejabat tingkat lima, bisa-bisanya menabrakku. Minta maaf!" Kemal yang melakukan, dia yang menuduh. Dia menggunakan kedudukannya yang tinggi untuk menekan Galang, dengan arogan menuntut Galang meminta maaf.Dalam hal kekuatan militer, Kemal jauh lebih rendah daripada Galang. Akan tetapi, di bawah operasi Yudha, Kemal telah menjadi Jenderal Pemandu tingkat ketiga.Jabatan Galang sebelumnya direbut, lalu diberikan kepada Kemal.Sebagian kekuatan militer Ardian yang melemah kini jatuh ke tangan Kemal.Untungnya, Danis masih ada, sebagian besar prajurit Tentara Harimau setia kepada Ardian dan putranya. Mereka lebih memilih meletak

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 566

    Intan berbaring di dalam pelukan Arjuna.Tubuhnya yang agak rapuh memancarkan aroma segar dan elegan.Rambutnya yang sepanjang air terjun, terurai santai di bahunya, berkilau menawan di bawah sinar bulan.Matanya besar, bening seperti kristal.Bibirnya lembut dan merah, seperti memancarkan aroma manis yang selalu membuat orang ingin menciumnya.Cantik dan menawan, tetapi juga pendiam seperti wanita dari keluarga bangsawan.Dia mencondongkan tubuh ke depan, bibir merahnya dengan lembut menempel di sudut mulut Arjuna. "Begitukah? Maaf, aku tidak mempelajarinya dengan baik."Sebelum semua selir masuk ke istana, istana akan mengirim seorang pengasuh untuk mengajar mereka.Selain mengajarkan tata krama istana, mereka juga mengajarkan urusan di atas ranjang. Hal ini ditujukan untuk mencegah gadis-gadis tersebut tidak bersikap gugup dan takut saat kaisar mengunjungi mereka sehingga mempengaruhi minat kaisar.Arjuna dengan lembut memegang tangan Intan lalu berkata, "Tidak apa-apa. Kamu tidak m

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 565

    "Siu!"Seseorang melintas ke depan Arjuna dengan sangat cepat.Ketika Arjuna melihat bahwa orang yang datang adalah Dewi, Dewi sudah mencekik Intan."Jangan!"Arjuna segera menghentikannya."Dia sudah tahu rahasia kita, kita tidak boleh membiarkannya hidup."Satu tangan dihentikan oleh Arjuna, Dewi pun menggunakan tangan lain."Paduka Kaisar ...." Wajah Intan memerah, menatap Dewi dengan penuh kesakitan, "Sebenarnya ... pada malam aku masuk ke istana, aku sudah tahu bahwa Paduka Kaisar adalah seorang wanita."???!!!Hal ini sama sekali berada di luar dugaan Dewi dan Arjuna.Bisa-bisanya Intan yang lemah begitu pintar."Kalau begitu aku lebih tidak boleh membiarkanmu hidup." Dewi mengunci tangannya di tenggorokan Intan, kemudian mengerahkan kekuatan secara tiba-tiba."Ugh!"Wajah Intan tiba-tiba memerah, matanya melebar, dia menatap Dewi dengan kesakitan.Dengan keterampilan bela diri Dewi, tidak butuh waktu lama untuk membunuh Intan."Paduka Kaisar!" Arjuna dengan cepat menepis tangan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status